Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Usung Anies, Kenapa Naiknya Elektabilitas Nasdem Tak Diikuti Demokrat dan PKS?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Tatang Guritno
Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama tim kecil bakal Koalisi Perubahan dari Partai Nasdem Willy Aditya, dan dari PKS Sohibul Iman. Mereka mengadakan pertemuan di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan, elektabilitas Partai Nasdem kini melompat menjadi 7,3 persen.

Capaian itu naik 3 persen dari periode Oktober 2022 yang berada pada angka 4,3 persen.

Litbang Kompas mencatat, kenaikan elektabilitas ini merupakan efek Anies Baswedan yang menjadi calon presiden partai tersebut.

Akan tetapi, kenaikan elektabilitas ini tidak diikuti oleh dua partai pengusung Anies Baswedan lainnya, yakni Demokrat dan PKS.

Elektabilitas Demokrat yang selama beberapa survei terakhir terus meningkat, kini justru turung di angka 8,7 persen. Elektabilitas partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  itu turun 5,3 persen dari periode Oktober 2022 yang berada pada angka 14 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara elektabilitas PKS turun dari 6,3 persen menjadi 4,8 persen.

Meski sama-sama mengusung Anies, mengapa elektabilitas Nasdem berbeda dengan Demokrat dan PKS?

Baca juga: Puncaki Elektabilitas di Survei Litbang Kompas, PDI-P: Momentum Terus Kerja Menangi Pemilu 2024

Manuver yang telat

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengaatakan, kenaikan elektabilitas Nasdem tak lepas dari deklarasi capres dan sosialisasi pencapresan Anies belakangan.

Menurutnya, hal ini sekaligus membantah spekulasi bahwa pencapresan Anies tidak memberikan dampak positif pada partai pengusungnya.

"Langkah Nasdem untuk mengkapitalisasi Anies itu terbukti memberikan insentif elektoral pada mesin politik Nasdem," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Sementara itu, turunnya elektabilitas Demokrat dan PKS menurut Umam karena manuver keduanya baru dilakukan pada Januari 2023.

Saat itu, terjadi percepatan deklarasi Koalisi Perubahan yang belum diikuti oleh proses sosialisasi capres yang masif oleh masing-masing partai.

Dengan demikian, menurut Umam sejauh ini baru Nasdem yang mengkapitalisasi Anies sebagai capres mereka.

"Jika ke depan Demokrat dan PKS mengintensifkan langkah politik serupa, tidak menutup kemungkinan mereka akan mendapatkan insentif elektoral secara merata, terutama dari kelompok swing voters dan undecided voters yang masih cukup tinggi," jelas dia.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Golkar Paling Suka Media Tradisional ketimbang Medsos

 

Penurunan elektabilitas Demokrat

Umam menuturkan, penurunan elektabilitas Demokrat kali ini masih relatif wajar, setelah kenaikan signifikan pada Oktober 2022.

Jika sekarang elektabilitas Demokrat hanya terpaut 0,3 persen dari Golkar, dengan margin of error sebesar 2,8 persen, maka ia menyebut hal itu masih menunjukkan mesin politik Demokrat relatif kompetitif dan berada pada satu level yang sama dengan Golkar.

Namun, penurunan ini tetap harus dijadikan sebagai peringatan dini bagi partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono tersebut.

Karena itu, dia menyarankan Demokrat harus segera melakukan langkah-langkah evaluasi, mitigasi, dan perbaikan untuk membuat partainya kembali kompetitif.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Demokrat, Nasdem, dan PKS Kuasai Papan Tengah

Snowball effect

Umam menjelaskan, kecepatan deklarasi Koalisi Perubahan berpeluang menciptakan snowball effect.

Menurutnya, jika hal ini tidak diantisipasi oleh koalisi-koalisi lain untuk segera mempercepat deklarasi dan penetapan capres-cawapres, maka momentum kosong ini berpeluang dikapitalisasi oleh Koalisi Perubahan.

Ia mengungkapkan, Koalisi Perubahan saat ini memiliki infrastruktur koalisi yang relatif lebih siap, dengan nama capres yang tidak menjadi perdebatan di internal koalisi.

"Karena itu, sebelum manuver partai-partai koalisi perubahan mengambil hati swing voters dan undecided voters, ada baiknya koalisi-koalisi lain juga segera melakukan langkah percepatan deklarasi dan penetapan capres-cawapres," ujarnya.

"Sisa waktu tinggal 11 bulan, manuver dan dinamikanya sangat ketat dan kompetitif," kata dia. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi