Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gereja Sion, Gereja Tertua di Indonesia, Berdiri sejak 1693

Baca di App
Lihat Foto
DHONI SETIAWAN
Gereja Sion dikenal juga dengan nama Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis terletak di Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat. Pembangunan Gereja dimulai pada tahun 1693 dan diresmikan 1695.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Terletak di sudut Jalan Pangeran Jayakarta dan Mangga Dua Raya, Jakarta Barat, Gereja Sion menjadi gereja tertua dan pertama di Indonesia.

Gereja tua ini ditopang 10.000 kayu dolken bulat sebagai fondasi bangunannya. Berkat fondasi itu juga, Gerja Sion masih berdiri hingga saat ini.

Bahkan, gempa bumi besar yang diakibatkan oleh letusan gunung Krakatau pada 1883 disebut-sebut tak sedikit pun meretakkan Gereja Sion.

Tahun berapa Gereja Sion dibangun? 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Baca juga: Gereja Sion, Gereja Tertua di Jakarta yang Usianya Lebih dari Tiga Abad

 

Berdiri sejak 1693

Dikutip dari Harian Kompas, (23/12/2001), Gereja Sion dibangun pada tahun 1693 oleh arsitek Ewout Verhagen.

Ciri khas dari gereja ini adalah jendela lengkung antik setinggi tiga meter, serta pintu gerbang gereja dengan tiang antik bergaya Yunani.

Bentuk bangunan yang segi empat memiliki ruang tambahan yang juga berbentuk segi empat sebagai tempat dewan gereja berkumpul (konsistori).

Gereja ini juga menjadi tempat sejumlah nisan peninggalan zaman VOC, termasuk milik Gubernur Jenderal Hanricus Zwaardecroon yang berlapis perunggu.

Pada masa pemerintahan VOC, Gereja Sion dikenal sebagai Gereja Portugis di Luar Tembok Kota Batavia, catat Harian Kompas, 23 Desember 2017.

Desain bangunan yang bernuansa Portugis ini sengaja dibuat agar familiar bagi para mantan budak Portugis yang dibebaskan VOC dari Kesultanan Malaka.

Tempat belajar budak Portugis

Sebagai informasi, gereja ini sebelumnya merupakan tempat belajar agama bagi para budak Portugis selama beberapa waktu.

Tempat itu didirikan di antara kuburan para bekas budak Portugis yang ditempatkan di luar tembok Kota Batavia di kawasan yang kini dikenal sebagai Kota Tua Jakarta.

Karena semakin banyak yang belajar dan beribadah, bangunan itu tak lagi cukup menampung para budak, sehingga diputuskan untuk membangun gereja.

Sejak saat itu, Gereja Sion belum pernah berganti fungsi hingga sekarang.

Baca juga: Mengintip Mobil Pertama di Indonesia, Punya Siapa?

 

Restorasi Gereja Sion

Pada bagian depan sisi utara gereja, terdapat balkon yang memuat orgel gereja.

Terbuat dari kayu terukir dengan pipa-pipa besi di dalamnya, orgel ini merupakan hibah putri Pendeta John Maurits Moor pada abad ke-17.

Pada salah satu dinding geraja memuat sebuah batu bertulis dalam bahasa Belanda yang artinya "Batu pertama gereja ini diletakkan 19 Oktober 1693 oleh Pieter van Hoorn".

Sepanjang sejarah, gereja itu sempat beberapa kali mengalami restorasi besar, yakni pada 1725, 1920, 1976, dan 2002.

Harian Kompas, 24 Desember 2020 memberitakan, penataan lingkungan juga pernah dilakukan di Gereja Sion, selain perbaikan bangunan.

Dulu, di sekitar gereja ada ribuan makam. Sebagian yang dikuburkan di sana adalah korban aneka wabah yang melanda Batavia. Kini, di sekitar gereja hanya tersisa 11 makam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi