Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Ombak Rata atau Palungan Disebut Berbahaya, Ini Kata Pakar

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Geran De Klerk
Ilustrasi ombak rata atau palungan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah video rekaman ombak di laut yang disebut ombak Palungan ramai dibicarakan melalui media sosial.

Dalam unggahan ini, sebuah akun TikTok membagikan fenomena ombak yang terlihat mendatar di Selat Bali yang disebut sebagai ombak Palungan.

Akun tersebut juga menyebutkan bahwa ombak Palungan sangat dihindari oleh kapal karena memiliki arus kuat.

Hingga saat ini, video tersebut telah disukai sebanyak 669.600 warganet dan mendapatkan 2.952 komentar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa sebenarnya ombak Palungan itu dan benarkah bisa membahayakan pelayaran kapal?

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan agar Tidak Terseret Ombak? Ini Kata Basarnas


Apa itu ombak Palungan?

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo membantah anggapan bahwa ombak Palungan termasuk ombak yang berbahaya.

"Ombak Palungan itu belum dikenal dalam ilmu oceanografi. Jadi itu hanya penamaan lokal saja sebenarnya," ujar Eko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Menanggapi video yang beredar mengenai ombak Palungan, Eko menyebut itu sebagai gelombang laut biasa. Berbeda dari informasi yang beredar, ombak itu juga tidak membahayakan bagi pelayaran.

Hal ini karena ombak datar yang disebut Palungan itu tidak memiliki energi dan ketinggian yang signifikan. Suatu ombak baru bisa disebut berbahaya bagi keadaan di sekitarnya jika memiliki ketinggian di atas 1-1,5 meter.

Ia menjelaskan, gelombang laut muncul berkat adanya tiupan angin yang cepat. Semakin kencang hembusan angin laut, semakin tinggi gelombang yang akan timbul.

Baca juga: Mulai Malam Ini, Fenomena Konjungsi Tripel Bulan-Venus-Jupiter

Misalnya, angin dengan kecepatan 20-25 knott bisa menyebabkan gelombang setinggi 2 hingga 2,5 meter.

Adapun pergerakan gelombang laut yang berada di tepi pantai disebut arus laut.

"Jadi, ada anggapan ombak Palungan itu ada energi yang menyedot ke bawah. Anggapan itu tidak benar," tegasnya.

Daripada mengkhawatirkan ombak Palungan, Eko menyebut masyarakat yang berwisata ke pantai seharusnya mewaspadai kemunculan rip current atau arus balik.

Ia menjelaskan, rip current adalah arus balik yang arahnya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya, gelombang ini akan sangat membahayakan bagi pengunjung pantai karena bisa menyebabkan mereka terseret ke laut yang lebih dalam.

Meski begitu, Eko mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu merasa takut menghadapi kondisi-kondisi yang mungkin muncul di laut.

"Masyarakat tidak perlu merasa panik dengan keadaan di laut. Ikuti saja informasi dari BMKG terkait kecepatan angin, gelombang, dan arus laut," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi