KOMPAS.com - Utas warganet soal program menurunkan berat badan yang berhasil meskipun masih tetap makan di warteg viral di media sosial, Twitter.
Twit viral itu diunggah oleh @orchidpoison pada Senin (20/2/2023).
"Diet harus clean eating jangan makan abcd
Ini aku sehari hari makan warteg bisa kok 7 bulan turun 11 kg. Masih gendut dan masih jauh ke kurus tapi serius makan biasa aja bisa kurus kok. semangat yang lagi diet juga," ucapnya.
Dalam unggahannya itu, dia juga menunjukkan menu warteg yang dikonsumsinya. Menu itu terdiri dari telur, sambal, nasi, sayur, dan sepotong ayam kuning.
Meskipun menerapkan pola makan seperti itu, pengunggah mengaku mampu menurunkan berat badan hingga 11 kilogram dan mengecilkan lingkar pinggangnya.
Hingga Rabu (22/2/2023), utas tersebut telah dikomentari ratusan warganet, dibagikan kepada 1,924 akun, dan disukai hingga 10.300 pengguna Twitter.
Lantas, bagaimana pengunggah bisa menurunkan berat badan meskipun masih makan makanan warteg?
Baca juga: Apakah Kebiasaan Puasa Intermiten Efektif Menurunkan Berat Badan?
Penjelasan pengunggah
Bia (25), pemilik utas, mengatakan bahwa rahasia dirinya bisa menurunkan berat badan meskipun tetap mengonsumsi makanan warget adalah dengan menerapkan puasa intermiten.
"Aku intermitten fasting juga. jendela 8:16. Jadi aku durasi makan nya perhari cm 8 jam, sisanya puasa," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/2/2023).
Sebagai anak kos, Bia mengaku lebih memilih membeli makan di warteg ketimbang masak sendiri karena kesibukan yang menyita waktunya.
Selain itu, Bia mengatakan bahwa beli makan di warteg untuk dirinya seorang juga lebih hemat.
Inisiatifnya untuk melakukan diet dengan cara puasa intermiten itu berawal dari keisengannya mencari tahu soal puasa intermiten.
"Itu aku cari cari sendiri soal intermiten dan mama aku intermiten juga," terang dia.
Sebelumnya, Bia mengaku sudah mencoba berbagai macam metode diet hingga mengonsumsi pil pelangsing untuk menurunkan berat badannya.
"Berbagai macam diet aku udah coba. Minum pil pelangsing yang bikin kaya orang sekarat juga sudah pernah," ungkapnya.
Bia mengaku pernah mengonsultasikan keinginannya untuk menurunkan berat badan kepada dokter.
"(Saat) konsultasi dokter juga disaraninnya cuma defisit kalori aja sama setop makan malam. Jadi ya sama aja kayak nyuruh defkal dan intermitten fasting," tutur Bia.
Baca juga: Kebiasaan Latihan Otot untuk Menurunkan Berat Badan Usia 40 Tahun ke Atas
Diimbangi dengan olahraga
Selain melakukan puasa intermiten, Bia juga mengimbangi program penurunan berat badannya dengan berolahraga.
Bia mengaku berolahraga sebanyak 4 kali dalam seminggu.
"Biasanya aku body combat dan weightlift tipis-tipis karena kaki aku masih cedera. Jadi enggak bisa terlalu fokus weightlift," kata dia.
Kebiasaannya berolahraga dan puasa intermiten ini sudah dilakukan selama 7 bulan sejak 2022 lalu.
Bia menyadari bahwa program menurunkan berat badan perlu dijadikan gaya hidup.
Oleh sebab itu, Bia memilih untuk menerapkan program penurunan berat badan yang tidak menyiksa tubuhnya.
"Cara aku konsisten diet ya cari cara diet yang nyaman dan enggak nyiksa. Karena diet itu should be a sustained lifestyle alias jangka panjang, enggak cuma seminggu dua minggu," terang dia.
Baca juga: Kebiasaan Diet yang Bisa Menurunkan Berat Badan hingga 5 Kg
Puasa intermiten bisa turunkan berat badan
"Menurut saya sih cara diet untuk menurunkan obesitas, salah satunya adalah dengan intermitten fasting itu," kata Inge, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/2/2023).
Inge menjelaskan bahwa puasa intermiten artinya mengurangi jumlah waktu untuk makan.
Sebagai contoh, yang umumnya makan tiga kali sehari, diubah menjadi 2 kali sehari.
"Misalnya dia terakhir makan jam 6 sore, nanti keesokan harinya dia baru makan jam 10 atau jam 12 siang," ucap Inge.
Baca juga: Kebiasaan di Pagi Hari yang Bisa Menurunkan Berat Badan dengan Cepat
Kurangi asupan jadi kunci
Pada dasarnya, puasa intermiten adalah mengurangi jumlah asupan yang masuk ke dalam tubuh.
Cara ini bisa menurunkan berat badan asalkan porsi saat makan tidak berlebihan.
"Asal asupan makan siang dan makan malamnya juga jangan berlebihan. Kalau berlebihan ya sama saja," tutur Inge.
Kendati demikian, puasa intermiten belum tentu cocok dilakukan setiap orang. Menurut Inge, diet cara ini bisa membuahkan hasil pada orang yang sehat.
Namun, bagi penderita maag dan diabetes tidak disarankan untuk menurunkan berat badan dengan cara puasa intermiten.
"(Penderita) diabetes tidak ya, takut gula darahnya jadi drop," tandas Inge.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.