Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Tren Tipp-Ex Dimodifikasi, Akankah Popularitasnya Seumur Jagung?

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar akun Tik Tok @ndarukurniawan
Modifikasi tip-ex jadi mainan motor trondol.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing mulai mencuat seiring popularitas lato-lato yang mulai redup.

Dalam beberapa video yang diunggah di TikTok, tidak sedikit anak maupun orang dewasa yang adu kreativitas memodifikasi tipp-ex bergaya racing layaknya sebuah mobil balap.

Salah satu orang yang mempopulerkan tren ini adalah Ndaru Kurniawan Suseno.

Ia adalah guru mata pelajaran Seni Budaya dan Informatika di SMPN Negeri 1 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (21/02/2023), ia menunjukkan kreativitas muridnya yang memodifikasi tipp-ex tidak terpakai ke media sosial.

Di tangan murid Ndaru, tipp-ex bekas terlihat makin apik dengan tambahan lampu, knalpot, dan mesin.

Baca juga: Viral, Video Siswa SMP Modifikasi Tipp-Ex Bekas Jadi Mainan Motor Trondol, Bagaimana Caranya?

Selain Ndaru, akun TikTok ini juga memamerkan kreativitasnya ketika memodifikasi tipp-ex bekas dengan semburan api dari knalpot.

Video tersebut sudah ditayangkan sebanyak 22,5 juta kali hingga Kamis (23/2/2023).

Lantas, apakah popularitas tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing bakal hanya seumur jagung seperti lato-lato?

Tanggapan sosiolog

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengatakan, tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing menandakan kreativitas dari masyarakat.

Kreativitas tersebut muncul karena masyarakat mempunyai daya atau modal untuk membuat kreasi.

Menurutnya, kreativitas itulah yang dipakai untuk meningkatkan nilai dari sebuah permainan.

"Yang penting dalam sosiologi bahwa penciptaan variasi-variasi permaian merupakan kreativitas dari masyarakat," kata Drajat kepada Kompas.com, Kamis (23/3/2023).

Baca juga: Mengenal The Royal Game of Ur, Permainan Papan Tertua di Dunia

Drajat menjelaskan, permainan mempunyai fungsi tertentu dalam sosiologi.

Fungsi yang ia maksud adalah nilai untuk daya hidup sehingga orang dapat mengembangkannya untuk meningkatkan permainan.

Hal tersebut, kata Drajat, dapat dilihat dari fenomena lato-lato yang beberapa lalu menjadi tren di masyarakat Indonesia.

"Termasuk juga Citayam Fashion Week, itu 'kan kreativitas yang diperlukan oleh masyarakat untuk kemudian hidupnya memiliki daya hidup yang lebih tinggi," ujarnya.

Baca juga: Twit Viral Lato-lato Disebut Agenda Yahudi, Sosiolog: Terlalu Jauh

Kreativitas harus diwadahi

Munculnya tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing, Drajat menilai fenomena ini perlu diwadahi dan difasilitasi.

Drajat mengatakan, hal itu penting bagi mereka yang mempopulerkan tren ini supaya dapat berkompetisi.

Tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing yang difasilitasi dan diwadahi juga membuat daya hidup masyakarat menjadi meningkat.

"Tipp-ex ini bisa dimainkan sendiri, tapi 'kan lebih nyaman kalau dengan orang lain," tutur Drajat.

Di sisi lain, Drajat juga memperkirakan masa depan tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing.

Ada kemungkinan tren ini disusupi para pebisnis, tokoh masyarakat, atau pihak tertentu seperti yang terjadi pada Citayam Fashion Week.

Keterlibatan mereka, menurut Drajat, dapat menghilangkan kreativitas masyarakat.

"Ini yang harus dijaga bahwa kreativitas dan inovasi masyarakat untuk kehidupan bersama itu perlu dipertahankan," katanya lagi.

Baca juga: Sejarah Permainan Monopoli, Dibuat untuk Menyindir Tuan Tanah

Bakal saingi popularitas lato-lato?

Saat ditanya soal kemungkinan tren memodifikasi tipp-ex bergaya racing menyaingi popularitas lato-lato, Drajat menilai ada dua hal yang menentukan.

Pertama, popularitas sebuah permainan dapat melejit apabila mudah diakses oleh banyak orang.

Ia mencontohkan kehadiran lato-lato beberapa waktu lalu yang mudah didapatkan oleh banyak orang.

"Misalnya kalau lato-lato dipake langsung, kalau tipp-ex 'kan dimodifikasi," ujarnya.

"Ini artinya, tidak semua orang langsung mengakses (tipp-ex dimodifikasi) itu," imbuh Drajat.

Baca juga: Viral, Video Pernikahan Disambut Lato-Lato, Bagaimana Ceritanya?

Faktor lain yang menentukan popularitas sebuah permainan adalah tinggi atau rendahnya modal yang dikeluarkan.

Drajat menjelaskan, ketika orang memgeluarkan modal yang sedikit, maka permainan lebih mudah meluas.

Hal itu dapat dilihat dari populernya lato-lato karena orang bisa membelinya dengan harga yang murah, dan cara mengaksesnya juga cepat.

"Semakin rendah modal yang dibutuhkan untuk bermain, itu makin mudah meluas," ujar Drajat.

Baca juga: Muncul Video ASMR Lato-lato di YouTube, Apa Dampaknya untuk Kesehatan?

Namun, ia menilai populer atau tidaknya sebuah permainan bukanlah hal yang penting.

Pasalnya, esensi dari sebuah permainan haruslah menyenangkan banyak orang dan modal yang dikeluarkan untuk melakukannya sedikit.

"Lato-lato modalnya kecil. Kalo modif ini modalnya besar," kata Drajat.

"Jadi tentu tanpa intervensi industri tanpa intervensi yang lain, populer akan lebih ke lato-lato," ujarnya.

Baca juga: Sudah Makan Korban, Perlukah Sekolah Melarang Lato-lato?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi