Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Bergabung sejak: 4 Jul 2022

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Polemik Hidung Panjang

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Swastika dan slogan-slogan anti-Yahudi di kota Salzwedel, Jerman.
Editor: Egidius Patnistik

DI Jawa, bentuk hidung panjang adalah stereotip dari tokoh Petruk di dalam lakon wayang. Oleh karena itu, istilah "irung (hidung) Petruk" dapat menjadi metafora untuk orang yang memiliki bentuk hidung yang panjang.

Selain itu, "irung Petruk" juga digunakan sebagai istilah untuk menamakan kelokan jalan yang berbahaya.

Berkaca dari perhelatan akbar Documenta di kota Kassel Jerman, bahaya "irung Petruk" juga berlaku di dalam dunia seni. Itulah salah satu persoalan yang menimpa karikatur All Mining Is Dangerous karya Taring Padi yang menampilkan sosok berhidung panjang mirip Petruk.

Meskipun perhelatan tersebut sudah berakhir pada 25 September 2022, kontroversi yang ditimbulkan masih menjadi tema perbincangan di kalangan penggiat gerakan melawan anti-semitisme di Jerman hingga saat ini. Beberapa pihak di Jerman menafsirkan pesan karikatur tersebut sebagai sebuah bentuk penyebaran ideologi anti-semitisme.

Baca juga: Aneka Tafsir Terhadap Petruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidung panjang adalah stereotip bangsa Yahudi. Sebenarnya polemik tidak hanya dipicu oleh irung Petruk, tetapi juga penutup kepala yang dipakai sang Petruk.

Penulis hanya akan mengulas persoalan irung Petruk di dalam tulisan ini. Di Jerman, tingkat sensitivitas terhadap isu anti-semitisme sangatlah tinggi. Tidaklah mengherankan seandainya gambar irung Petruk dapat memicu sebuah polemik.

Tulisan ini adalah sebuah ulasan dan refleksi ringan untuk memahami polemik tersebut.

Idiom Hidung

Hidung digunakan untuk mengendus bau. Di dalam Bahasa Inggris, istilah hidung tidak hanya dikaitkan dengan endusan bau tetapi juga endusan informasi. Dari kata benda nose, dikenal kata kerja to nose out yang artinya kurang lebih adalah mengorek-ngorek informasi rahasia.

Selain itu dikenal kata sifat nosy. Arti kata nosy adalah rasa ingin tahu untuk terus menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamya. Kalau dalam bahasa populer, nosy dapat diterjemahkan dengan kata kepo.

Selain itu, istilah long nose sebagai kata benda digunakan untuk melabeli orang yang memiliki sifat kepo.

Bentuk hidung panjang identik dengan Pinokio, sosok anak kecil dalam dongeng Le avventure di Pinocchio karya Carlo Collodi. Hidung pinokio akan terus memanjang jika dirinya terus berbohong.

Dari sini, hidung panjang menjadi idiom untuk sifat pembohong. Idiom ini sering kali digunakan sebagai sindiran untuk melabeli para pembohong, khususnya para politikus.

Baca juga: Erdogan Dikecam AS gara-gara Kritik Pedas yang Dianggap Anti-Semit

Sebagai contoh adalah tulisan Glenn Kessler yang berjudul “The biggest Pinocchios of 2020” yang dimuat di Washington Post (18/12/2020). Kessler mengidentifikasi sepuluh kebohongan terbesar di Amerika Serikat (AS) selama tahun 2020. Donald Trump dan Joe Biden adalah tokoh yang jadi sasaran sindiran dari artikel tersebut.

Lihat Foto
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pentas wayang kulit dengan lakon 'Kresna Duta (Petruk Nekat dadi Ratu)' dengan dalang Ki Suh Agung pada pameran temu Komunitas Lima Gunung di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (18/12/2013). Pentas ini merupakan pentas wayang dengan memadatkan durasi pagelaran, yang biasanya semalam suntuk disingkat untuk beberapa jam pementasan.
Stereotip Anti-semitisme

Blumenbach dalam Uber di naturlichen Verschiedenheit im Menschengeschlecht (1798) mengatakan bahwa bentuk hidung adalah penciri atau stereotip dari orang Yahudi. Blumenbach hanya menegaskan dalil yang sudah muncul di Eropa selama beberapa abad.

Hidung panjang, besar, bengkok seperti paruh burung beo, dan berbentuk kail adalah stereotip orang Yahudi di dalam ikonografi sejak abad pertengahan dan karikatur sejak abad 19. Stereotip hidung Yahudi adalah sebuah olok-olok.

Fungsi indra penciuman lebih mononjol pada binatang, daripada pada manusia. Dari sinilah, stereotip hidung Yahudi dikaitkan dengan konstruksi semiotik seolah-olah ras Yahudi lebih mendekati bangsa binatang daripada mendekatai bangsa manusia (Erb, 1985).

Bestialisasi (baca: menyamakan dengan binatang) adalah salah satu bentuk propaganda antisemitisme sejak abad pertengahan.

Apa arti hidung panjang yang disematkan kepada orang Yahudi? Ada beberapa versi jawaban. Penulis hanya akan memberikan salah satu versi jawaban yang paling ekstrem.

Francesco Bertelli (1642) menampilkan dua sosok orang Yahudi dalam karyanya dengan hidung yang sangat panjang. Hidung panjang diasosiasikan dengan alat kelamin laki-laki dan ini adalah sebuah olok-olok bermotif seksualitas. Di abad pertengahan, hidung Yahudi memiliki konotasi seksual dan ini digunakan untuk mendemonisasi (menjelek-jelekkan) orang-orang Yahudi.

Stereotip bentuk tubuh ini adalah obyek kajian penting di dalam ilmu antropologi, etnologi, biologi, dan kedokteran sejak abad 19 sampai paruh awal abad 20. Pada era tersebut berkembang dalil yang sangat populer bahwa bentuk wajah dan tubuh (fisiognomi) menunjukkan identitas individu dan identitas sosial.

Anti-semitisme modern melandaskan argumennya pada dalil itu yang diupayakan pembenarannya secara ilmiah. Paradigma deterministik sangat kuat sekali di kalangan para akademisi pada kurun waktu tersebut.

Baca juga: Documenta Diterpa Tudingan Antisemitisme Lagi Setelah Taring Padi

Bentuk fisiologis atau faktor biologis diyakini dapat menjelaskan psikologi, sifat, dan karakter manusia ataupun masyarakat. Ini adalah bentuk euforia terhadap kemunculan ilmu empiris kuantitatif yang baru saja melepaskan diri dari dominasi ilmu filsafat yang sangat spekulatif.

Ini adalah sebuah paradoks karena pendekatan empiris kuantitatif yang ingin mengupayakan sebuah obyektivitas dengan menolak pendekatan spekulatif justru mengabdikan diri pada Weltanschauung (falsafah hidup) rasisme yang didukung dengan berbagai macam mitos. Inilah wajah ilmu pengetahuan pada masa tersebut yang rentan sekali dikendalikan oleh Weltanschaaung dengan berbagai macam mitos yang diciptakannya.

Stereotip hidung Yahudi tidak lain adalah sebuah mitos. Meskipun hanya sebuah mitos, stereotip hidung Yahudi masih tetap tertanam secara kultural hingga sekarang ini.

Yahudi juga diidentikkan dengan kapitalisme. Stereotip kapitalisme adalah warisan dari tradisi propaganda anti-semitisme modern di Eropa.

Hitler di dalam Mein Kampf (1925) menuduh bahwa kelompok Yahudi-lah yang berada di balik kapitalisme internasional. Hal yang serupa juga disinggung di dalam buku anonim “The Protocols of the Elders of Zion” yang sampai saat ini masih digunakan sebagai alat propaganda di beberapa negara Arab.

Buku itu pertama kali diterbitkan di Rusia sekitar tahun 1903. Buku itu adalah sebuah hasil rekayasa yang ditujukan untuk mendiskreditkan gerakan Zionisme yang dipelopori oleh Theodore Herzl.

Yahudi adalah kodifikasi atau semacam umbrella term untuk setiap ancaman terhadap para penguasa di Eropa pada abad 18 sampai pertengahan abad 20 (Volkov, 1990).

Di dalam anti-semitisme klasik, Yahudi adalah antitesis dari agama Kristen. Di dalam anti-semitisme modern, Yahudi adalah antitesis rezim penguasa dan konservatisme. Kodifikasi Yahudi tidak hanya disematkan kepada kapitalisme, tetapi juga komunisme dan liberalisme.

Pengusung ide hak asasi manusia, toleransi, dan emansipasi juga dituding sebagai antek Yahudi. Kodifikasi semacam ini patut dipertanyakan obyektifitasnya secara ilmiah.

Itulah kenapa gambar hidung panjang dalam karikatur All Mining Is Dangerous memicu polemik anti-semitisme. Menurut pihak Taring Padi, All Mining Is Dangerous menggambarkan kritik terhadap praktik eksploitasi pertambangan di Indonesia. Ini adalah sebuah kritik terhadap keserakahan kapitalisme.

Baca juga: Bagimu Taring Padi, Aku Berbela Rasa

Sosok Petruk dalam karikatur tersebut merepresentasikan sang kapitalis. Kritik terhadap keserakahan kapitalisme di dalam dunia pertambangan menjadi terkaburkan karena harus melewati jejaring stereotip hidung panjang dan kapitalisme yang disematkan kepada ras Yahudi.

Inilah pengandaian di balik tudingan anti-semitisme terhadap karya Taring Padi tersebut.

Penutup

Jaring-jaring hermeneutik sosial akan melingkari dan mengarahkan sebuah penafsiran karya seni. Sang seniman menyisipkan pesan dalam karyanya dan bukan hal yang mustahil sang penonton menciptakan pesan dengan versi yang berbeda.

Karya seni dapat menjadi ajang pertarungan asumsi yang mengandaikan sebuah penafsiran. Sang seniman pun tidak memiliki kendali atas pesan dari karya ciptaannya.

Di Eropa, khususnya Jerman, argumen kebebasan berkespresi sebagai privilese bidang seni tidak memiliki taring yang cukup kuat ketika berhadapan dengan tudingan anti-semitisme. Polemik anti-semitisme dapat mengaburkan kritik konstruktif sebuah karya seni.

Dibutuhkan kesiapsediaan untuk berdialog yang barangkali akan sangat panjang dan sangat beresiko. Inilah kelokan berbahaya irung Petruk yang harus harus dilalui sosok berhidung panjang dalam sebuah karya seni di hadapan publik Eropa.

Petruk tidak hanya memiliki hidung yang panjang, tetapi juga tangan, kaki, dan mulut yang panjang. Konon, ini semua adalah sebuah kesatuan untuk menggambarkan sosok rakyat jelata yang berpikir panjang sebelum bertindak.

Petruk adalah sosok yang penuh dengan perhitungan. Itulah sang Petruk dengan hidungnya yang panjang. Inilah yang patut diperhitungkan oleh para seniman Indonesia ketika ingin menyampaikan sebuah kritik dengan menampilkan irung Petruk di negara-negara Eropa yang sangat sensitif dengan isu anti-semitisme.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi