Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Lakukan Bedah Bangkai Beruang Berusia 3.500 Tahun di Siberia

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Mana5280
Ilustrasi beruang
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Peneliti di Siberia melakukan penelitian terhadap bangkai seekor beruang coklat yang diperkirakan sudah berusia 3.500 tahun.

Bangkai beruang coklat tersebut selama ini terawetkan hampir sempurna di alam liar beku Siberia timur.

Bangkai beruang tersebut adalah bangkai yang ditemukan oleh penggembala rusa yang berada di sebuah pulau terpencil di Arktik.

"Penemuan ini benar-benar unik. Bangkai lengkap beruang coklat purba," kata kepala laboratorium di Laboratorium Museum Lazarev Mammoth, Maxim Cheprasov dikutip dari Reuters.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak menunggu lama, peneliti pun langsung melakukan nekropsi atau bedah bangkai.

Baca juga: Arkeolog Jepang Temukan Pedang di Makam Kuno Berusia 1.600 Tahun


 

Beruang coklat Etherican

Beruang betina tersebut ditemukan oleh pengembala rusa pada tahun 2020.

Pengembala dapat menemukan bangkai beruang tersebut karena bangkai tersebut menonjol keluar dari permafrost di Pulau Bolshoy Lyakhovsky yang merupakan bagian dari Kepulauan Siberia Baru.

Lokasi tepatnya yakni berada sekitar 4.600 km di sebelah timur Moskwa.

Lantaran ditemukan di sisi timur Sungai Bolshoy Etherican, beruang tersebut kemudian dinamai beruang coklat Etherican.

Kondisi suhu yang ekstrem pada akhirnya membuat jaringan lunak beruang tersebut tetap terjaga.

Termasuk sisa makanan terakhirnya yakni bulu burung dan tumbuhan.

Beruang yang ditemukan itu disebut memiliki tinggi 1,55 meter dan berat hampir 78 kg.

"Untuk pertama kalinya, bangkai dengan jaringan lunak jatuh ke tangan para ilmuwan, memberi kami kesempatan untuk mempelajari organ dalam dan memeriksa otak," kata Cheprasov.

Baca juga: Kedai Kopi Tertua di Dunia, Berusia Ratusan Tahun hingga Rutin Disinggahi Voltaire

Proses pembedahan

Untuk melakukan proses pembedahan, tim ilmuwan di Siberia memotong kulit keras dari beruang.

Dengan pemotongan ini para peneliti kemudian memeriksa otak, organ dalam, dan melakukan sejumlah studi seluler, mikrobiologi, virologi dan genetik.

“Analisis genetik menunjukkan bahwa DNA mitokondria beruang tidak berbeda dengan beruang modern dari timur laut Rusia – Yakutia dan Chukotka,” kata Cheprasov.

Ia menilai beruang tersebut mati saat berusia 2-3 tahun karena cedera tulang belakang.

Tak jelas bagaimana beruang itu bisa berada di pulau di mana ia ditemukan.

Sebagaimana diketahui, pulau tersebut terpisah dari daratan dan oleh selat sepanjang 50 km.

Diperkirakan beruang ini telah melintasi es, atau mungkin berenang, hingga mencapai pulau yang kemudian didiaminya.

Baca juga: Saat Seekor Beruang Kedapatan Ambil 400 Selfie dari Kamera Pengawas Satwa Liar...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi