Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Nitisemito, "Raja Kretek" dari Kudus

Baca di App
Lihat Foto
@WarungSejarahRI
@WarungSejarahRI, Raja Kretek dari Kudus, Jawa Tengah.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Nitisemito dikenal sebagai Raja Kretek terkenal asal Kudus, Jawa Tengah dengan pabrik rokok cap Tiga Bal. Pabrik rokok ini berjaya di masa Hindia Belanda sejak 1922 hingga 1940. 

Pada masa jayanya, pabrik rokok Tiga Bal Nitisemito mampu memproduksi 10 juta batang rokok per hari dengan pekerja sekitar 10.000 orang.

Baca juga: Sejarah Rokok, dari Fungsi Medis hingga Jadi Candu Dunia

Sejarah Raja Kretek asal Kudus Nitisemito 

Nitisemito lahir di Kudus, Jawa Tengah dengan nama Roesdi pada 1863.

Ayahnya adalah Haji Soelaiman seorang lurah di Desa Janggalan, Kudus. Sedangkan ibunya bernama Markanah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari Harian Kompas(10/7/2013), Roesdi tidak berkeinginan menggantikan kedudukan ayahnya sebagai lurah dan memilih untuk berwirausaha ke Malang dan Mojokerto, Jawa Timur sejak usia 19 tahun.

Usahanya itu tidak berjalan dengan mulus. Ia kemudian kembali ke Kudus dan bekerja sebagai pedagang kerbau dan minyak kelapa.

Namun, usahanya itu juga kembali gagal. Ia lalu beralih profesi menjadi kusir dokar sambil menjual tembakau.

Baca juga: Profil Hartono Bersaudara, Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes 2022

Ide membuat rokok kretek

Suatu ketika, Nitisemito yang gemar merokok itu bertemu dengan Nasilah, seorang perempuan pembuat rokok klobot, yang kemudian menjadi istrinya pada 1894.

Perjumpaan ini memunculkan ide untuk menjual rokok buatan sendiri yang bahannya dari rajangan tembakau, cengkeh, dan dibungkus dengan daun jagung.

Harian Kompas, (23/9/2004) mencatat, Nitisemito menjajakan rokok produksinya itu di warungnya yang terletak di sebelah barat jembatan Kali Gelis, Kudus pada 1906.

Pada saat itu produk rokok belum familier untuk diberi nama merek.

Oleh karena itu Nitisemito memberi merek rokoknya dengan nama seadanya seperti Tjap Kodok Mangan Ulo (Kodok Makan Ular), Tjap Soempil, hingga Tjap Djeroek. Nama-nama itu tentu diejek dan ditertawakan pelanggannya. 

Nama merek rokok Bal Tiga dan strategi pemasaran

Baru pada tahun 1905, Nitisemito memberi logo bulatan tiga tanpa nama. Para pembeli rokok kreteknya kemudian menyebut dengan berbagai nama seperti Tjap Boelatan Tiga, Tjap Boendar Tiga, Tjap Bola Tiga, dan Tjap Bal Tiga, hingga akhirnya Nitisemito memilih nama Tjap Bal Tiga.

Merek Tjap Bal Tiga resmi digunakan pada tahun 1906 dan dipatenkan pada pemerintah Hindia Belanda tahun 1908 dengan didaftarkan menjadi NV Bal Tiga Nitisemito. 

Nitisemito lalu mendirikan sebuah pabrik bernama Kretek Cigaretten Fabriek M Nitisemito Koedoes, dengan merek dagang Bal Tiga (tiga bola), serta terdaftar resmi per 18 Februari 1908.

Untuk memasarkan produk kreteknya, ia memasang iklan di surat kabar, majalah, mendirikan stan di pasar malam, dan membentuk grup sandiwara keliling dengan nama Nitisemito Toneel.

Bahkan, ia pernah menyewa pesawat Fokker seharga 150-200 gulden untuk mempromosikan dagangannya ke Bandung dan Jakarta.

Ia juga memberikan hadiah kepada pembeli, seperti sepeda, jam dinding, dan piring dengan cara menukarkan sejumlah bungkus rokok kretek Bal Tiga.

Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes

 

Kejayaan Raja Kretek Nitisemito

Lambat laun, produksi rokok kretek Nitisemito terus berkembang, tidak hanya di Kudus,Jawa Tengah, namun juga ke penjuru Hindia Belanda. Antara 1930-1934, produksi kretek Bal Tiga mencapai 2-3 juta batang per hari.

Lonjakan tajam terjadi pada 1938 ketika pabriknya mampu membuat 10 juta batang per hari dengan buruh sekitar 10.000 orang.

Rokok Nitisemito dipasarkan tidak hanya di Jawa, namun hingga Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, bahkan ke negeri Belanda.

Untuk mempromosikan produknya, Nitisemito menyebar brosur rokoknya melalui pesawat Fokker F-200, radio RVK yang dimilikinya, turnamen sepak bola, hingga sandiwara keliling.

 

Termasuk juga dengan membagi-bagikan hadiah mulai dari gelas, cangkir, arloji, jam tembok, dan sepeda, dengan diberi logo Tjap Bal Tiga dan nama Nitisemito.

Begitu terkenalnya nama M Nitisemito hingga Sri Susuhunan Paku Buwono X mengunjungi pabriknya pada tahun 1938, dikutip dari Harian Kompas, 1 Januari 2000.

Bung Karno dalam pidato "Lahirnya Pancasila" pada 1 Juni 1945 juga menyebut namanya.

"Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua... bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia. Semua buat semua!," kata Sukarno, dikutip dari Historia. 

Berkat keberhasilan Nitisemito, banyak orang Kudus mengikuti jejaknya. Puluhan pabrik rokok kretek baru pun bermunculan.

Runtuhnya kejayaan Nitisemito

Nitisemito sebenarnya telah menyiapkan salah seorang pegawai berbakatnya bernama M Karmani untuk dinikahkan dengan putrinya yang kedua.

Nitisemito sangat mendorong pilihannya ini, sehingga pada bungkus Bola Tiga tertera nama Nitisemito-Karmani.

Namun pilihan penerus Nitisemito inilah yang kemudian menuai konflik internal keluarga.

Berdasarkan versi Firman Lesmana, cucu Nitisemito, ada fitnah yang dilontarkan dari dalam sehingga Karmani diajukan ke pengadilan dengan tuduhan menggelapkan pajak.

Tuduhan tidak terbukti dan M Karmani dibebaskan. Namun, peristiwa itu menyebabkan Karmani sakit dan meninggal dunia.

Dengan demikian hilang calon penerus Bola Tiga, padahal waktu itu Nitisemito sudah setengah mundur dari kegiatan usahanya.

Ketika Jepang menjajah dan menduduki Hindia Belanda, pabrik Nitisemito disita.

Pada 1944-1945, pemerintah pendudukan Jepang menyuruh Nitisemito membuka kembali pabriknya, tetapi tutup kembali.

Nitisemito membuka lagi pabriknya pada 1947, tetapi tutup lagi. Hingga akhirnya, ia meninggal meninggal dunia pada 1953.

Baru pada 1962, putra-putranya mencoba menghidupkan pabrik kembali, tetapi umurnya tak bertahan lama. Sesudah itu pabrik rokok Nitisemito tidak pernah bangkit lagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi