Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Penyakit Diabetes: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Komplikasinya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Africa Studio
Ilustrasi diabetes, ciri-ciri diabetes, gejala diabetes, tanda diabetes, penyebab diabetes.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com- Diabetes adalah penyakit metabolis yang menyebabkan gula darah tinggi.

Hal ini disebabkan karena tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang dibuatnya secara efektif.

Diketahui, insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang membantu tubuh menggunakan glukosa (gula) sebagai energi.

Gula darah tinggi yang tidak diobati akibat diabetes dapat merusak saraf, mata, ginjal, dan organ tubuh lainnya. 

Baca juga: 7 Kebiasaan Buruk yang Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes, Melewatkan Sarapan hingga Terlalu Lama Duduk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis diabetes

Dilansir dari Healthline, ada beberapa jenis diabetes yang dibagi menjadi 4, yakni

  1. Diabetes tipe 1

  2. Diabetes tipe 2

  3. Diabetes tipe 1.5

  4. Diabetes gestasional

Baca juga: 5 Sayuran Penurun Trigliserida, Bantu Cegah Diabetes dan Obesitas


Berikut penjelasannya:

Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun. 

Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan pada sel-sel di pankreas, tempat pembuatan insulin. Sedangkan untuk penyebab diabetes tipe 1 sendiri belum diketahui dengan jelas.

Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan gula menumpuk di dalam darah.

Tipe diabetes ini paling umum dialami oleh kebanyakan orang. Ada sekitar 90-95 persen orang yang hidup dengan diabetes memiliki tipe 2.

Diabetes tipe 1.5

Diabetes tipe 1.5 juga dikenal sebagai diabetes autoimun laten yang terjadi pada orang dewasa atau latent autoimmune diabetes of adults (LADA).

Diabetes ini bisa terjadi selama masa dewasa dan berkembang secara bertahap seperti diabetes tipe 2. LADA merupakan penyakit autoimun yang tidak dapat diobati dengan pola makan atau gaya hidup.

Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah gula darah tinggi yang biasanya dialami selama masa kehamilan. Hal ini biasanya disebabkan oleh hormon penghambat insulin yang diproduksi oleh plasenta.

Setiap jenis diabetes memiliki gejala, penyebab, dan pengobatan yang unik.

Baca juga: 9 Tanda Diabetes yang Muncul di Kulit, Apa Saja?

Gejala diabetes

Gejala tipe 1, tipe 2, dan tipe 1.5 (LADA) adalah sama, tetapi terjadi dalam waktu yang lebih singkat daripada tipe 2 dan 1.5.

Pada tipe 2, onset (waktu munculnya gejala diabetes) cenderung lebih lambat. Saraf kesemutan dan luka yang lama untuk sembuh lebih sering terjadi pada tipe 2.

Jika tidak diobati, khususnya pada tipe 1, maka dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik. Ini adalah saat ada tingkat keton yang berbahaya di dalam tubuh. 

Gejala umum diabetes antara lain:

  1. Peningkatan rasa lapar
  2. Rasa haus yang meningkat
  3. Penurunan berat badan
  4. Sering buang air kecil
  5. Penglihatan kabur
  6. Kelelahan ekstrim
  7. Luka yang tidak kunjung sembuh

Gejala pada pria:

Selain gejala umum diabetes, pria dengan diabetes mungkin memiliki:

  1. Dorongan seksual yang menurun
  2. Disfungsi ereksi
  3. Kekuatan otot yang buruk

Gejala pada wanita:

Wanita dengan diabetes dapat memiliki gejala seperti:

  1. Kekeringan vagina
  2. Infeksi saluran kemih
  3. Infeksi jamur
  4. Kulit kering dan gatal

Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Sering Pusing?

Diabetes gestasional

Kebanyakan orang yang mengalami diabetes gestasional tidak memiliki gejala apa pun. 

Diabetes gestasional dapat dideteksi dengan tes gula darah rutin atau tes toleransi glukosa oral, yang biasanya dilakukan antara minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, penderita diabetes gestasional juga akan mengalami peningkatan rasa haus atau buang air kecil.

Baca juga: 10 Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Muncul di Tangan, Leher, dan Mulut

Penyebab diabetes

Lihat Foto
Shutterstock/aslysun
Mengonsumsi makanan atau minuman yang manis secara berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes secara tidak langsung.
Diabetes tipe 1

Dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan diabetes tipe 1. Untuk beberapa alasan, sistem kekebalan secara keliru menyerang dan menghancurkan sel beta penghasil insulin di pankreas.

Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 berasal dari kombinasi faktor genetika dan gaya hidup. Kelebihan berat badan juga dapat meningkatkan risiko.

Membawa beban ekstra, terutama di perut, membuat sel Anda lebih tahan terhadap efek insulin pada gula darah. Selain itu, kondisi ini juga dikaitkan dengan faktor genetik. 

Diabetes tipe 1.5

Diabetes tipe 1.5 adalah kondisi autoimun yang terjadi ketika pankreas diserang oleh antibodi Anda sendiri, seperti pada tipe 1. Mungkin bersifat genetik, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian.

Diabetes gestasional

Diabetes gestasional terjadi akibat perubahan hormon selama kehamilan. Plasenta menghasilkan hormon yang membuat sel orang hamil kurang sensitif terhadap efek insulin. Ini dapat menyebabkan gula darah tinggi selama kehamilan.

Orang yang kelebihan berat badan saat hamil atau yang kelebihan berat badan selama kehamilan lebih mungkin terkena diabetes gestasional.

Baca juga: Hati-hati, Ini Gejala Diabetes yang Sering Tak Disadari

Faktor risiko diabetes

Faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko diabetes.

Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 kebanyakan dialami oleh anak atau remaja, terlebih mereka yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kondisi tersebut.

Diabetes tipe 2

Risiko diabetes tipe 2 meningkat jika Anda:

  • Kelebihan berat badan
  • Berusia 45 tahun atau lebih
  • Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kondisi tersebut
  • Tidak aktif secara fisik
  • Pernah mengalami diabetes gestasional
  • Memiliki pradiabetes
  • Memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau trigliserida tinggi

Diabetes tipe 2 juga secara tidak proporsional mempengaruhi populasi ras dan etnis tertentu.

Orang dewasa yang memiliki keturunan Afrika-Amerika, Hispanik atau Amerika Latin, atau Asia-Amerika lebih mungkin didiagnosis dengan diabetes tipe 2 daripada orang dewasa kulit putih, menurut penelitian pada 2016.

Baca juga: Benarkah Diabetes Dapat Memicu Kebotakan?

Diabetes tipe 1.5

Diabetes tipe 1.5 ditemukan pada orang dewasa di atas 30 tahun dan sering disalahartikan sebagai tipe 2.

Namun, orang dengan kondisi ini belum tentu kelebihan berat badan, dan pengobatan oral serta perubahan gaya hidup tidak berpengaruh.

Diabetes gestasional

Risiko untuk diabetes gestasional meningkat jika Anda:

  • Kelebihan berat badan
  • Berusia di atas 25 tahun
  • Menderita diabetes gestasional selama kehamilan sebelumnya
  • Sudah pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon
  • Memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Baca juga: 4 Manfaat Daun Sembung, Termasuk Cegah Komplikasi Diabetes

Komplikasi diabetes

Dikutip dari Mayo Clinic, gula darah tinggi merusak organ dan jaringan di seluruh tubuh.

Semakin tinggi gula darah dan semakin lama menderita diabetes, semakin besar juga risiko komplikasi yang mungkin akan terjadi.

Komplikasi yang terkait dengan diabetes meliputi:

  1. Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular): Diabetes dapat meningkatkan risiko masalah jantung. Ini termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada (angina), serangan jantung, stroke dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). 
  2. Kerusakan saraf akibat diabetes (neuropati diabetik): Terlalu banyak gula bisa melukai dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, rasa terbakar atau nyeri yang biasanya dimulai di ujung jari kaki atau jari tangan dan secara bertahap menyebar ke atas. 
  3. Kerusakan ginjal akibat diabetes (nefropati diabetik): Ginjal menampung jutaan pembuluh darah kecil (glomeruli) yang menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak sistem penyaringan yang rumit ini.
  4. Kerusakan mata akibat diabetes (retinopati diabetik): Diabetes dapat merusak pembuluh darah mata yang bisa berakibat pada kebutaan.
  5. Kerusakan kaki: Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki meningkatkan risiko banyak komplikasi kaki.
  6. Kondisi kulit dan mulut: Diabetes dapat membuat Anda lebih rentan terhadap masalah kulit, termasuk infeksi bakteri dan jamur.
  7. Gangguan pendengaran: Masalah pendengaran lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
  8. Penyakit alzheimer: Diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko demensia, seperti penyakit alzheimer.
  9. Depresi: Gejala depresi umum terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Baca juga: Benarkah Diabetes Termasuk Penyakit Keturunan?

Komplikasi diabetes gestasional

Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional melahirkan bayi yang sehat. Namun, kadar gula darah yang tidak diobati atau tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah bagi Anda dan bayi.

Komplikasi pada bayi dapat disebabkan oleh diabetes gestasional, antara lain:

  1. Kelebihan pertumbuhan: Glukosa ekstra dapat melewati plasenta yang memicu pankreas bayi untuk membuat insulin ekstra. Ini dapat menyebabkan bayi tumbuh terlalu besar dan menyebabkan kelahiran yang sulit dan terkadang perlu operasi caesar.
  2. Gula darah rendah: Terkadang bayi dari ibu dengan diabetes gestasional mengalami gula darah rendah (hipoglikemia) segera setelah lahir. Ini karena produksi insulin mereka sendiri tinggi.
  3. Risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari: Bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
  4. Kematian: Diabetes gestasional yang tidak diobati dapat menyebabkan kematian bayi sebelum atau segera setelah lahir.

Komplikasi pada ibu juga dapat disebabkan oleh diabetes gestasional, antara lain:

  1. Preeklampsia: Kondisi tubuh memiliki terlalu banyak protein dalam urine. Sehingga menyebabkan pembengkakan di tungkai dan kaki.
  2. Diabetes gestasional: Jika Anda menderita diabetes gestasional dalam satu kehamilan, kemungkinan besar Anda akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya.

Diagnosis dan pengobatan diabetes

Dilansir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), diagnosis dini dapat dicapai melalui pengujian glukosa darah yang relatif murah.

Pengobatan diabetes melibatkan diet dan aktivitas fisik bersamaan dengan penurunan glukosa darah dan kadar faktor risiko lain yang diketahui merusak pembuluh darah.

Intervensi yang hemat biaya dan layak dilakukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah meliputi:

  1. Kontrol glukosa darah, terutama pada diabetes tipe 1: Penderita diabetes tipe 1 membutuhkan insulin, penderita diabetes tipe 2 dapat diobati dengan obat oral, tetapi mungkin juga memerlukan insulin.
  2. Kontrol tekanan darah.
  3. Perawatan kaki (perawatan diri pasien dengan menjaga kebersihan kaki dengan memakai alas kaki yang sesuai, dan pemeriksaan kaki secara teratur oleh layanan kesehatan).

Intervensi penghematan biaya lainnya meliputi:

  1. Skrining dan pengobatan untuk retinopati (yang menyebabkan kebutaan).
  2. Kontrol lipid darah (untuk mengatur kadar kolesterol).
  3. Skrining untuk tanda-tanda awal penyakit ginjal terkait diabetes dan pengobatan.

Baca juga: 7 Ramuan Herbal untuk Penderita Diabetes, dari Jahe hingga Daun Mangga

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi