Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Singa Laut Mati akibat Flu Burung di Peru

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ Keneva Photography
Ilustrasi singa laut. Singa laut adalah salah satu hewan karnivora di laut.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Flu burung atau H5N1 telah membunuh 716 singa laut di kawasan lindung Peru, ketika virus itu merebak di seluruh wilayah.

Bukan hanya singa laut, flu burung juga telah membunuh puluhan ribu burung, sebagian besar burung pelikan di Peru.

Dikutip dari The Canberra Times, kasus virus flu burung pertama tercatat di November 2022 pada unggas di bagian utara negara itu.

Sejak saat itu, tercatat sudah ada 63.000 burung yang mati akibat flu burung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami juga telah mencatat sejak pertengahan Januari kematian yang tidak biasa dari banyak singa laut," kata Kepala Pengawasan National Service of Natural Protected Areas, Roberto Gutierrez.

Baca juga: Kemenkes Selidiki Dugaan Flu Burung di Kalsel, Usai Ditemukan Kasus Kematian Unggas

"Sejauh ini, kami memiliki sekitar 716 singa laut mati di tujuh kawasan alami yang dilindungi di pantai," sambungnya.

Populasi singa laut di Peru pada 2020 tercatat sekitar 110.000 ekor, terutama di kawasan pesisir Ica dan cagar alam Paracas.

Dalam beberapa minggu terakhir, petugas dari Dinas Kehutanan dan Margasatwa National Peru telah mengumpulkan dan menguburkan ratusan singa laut di beberapa pantai Peru.

Mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dengan sarung tangan dan masker.

Seperti diketahui, kasus flu burung belum lama ini memicu kekhawatiran baru setelah adanya infeksi pada manusia di Kamboja.

Pihak berwenang Kamboja melaporkan dua kasus flu burung, termasuk seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang meninggal karena virus itu.

Ini merupakan kasus pertama flu burung di Kamboja sejak wabah meluas pada 2014, dikutip dari laman resmi PBB.

Baca juga: Pakar Sebut Kasus Flu Burung di Indonesia Berpotensi Sama seperti di Kamboja


Hampir semua kasus infeksi H5N1 pada manusia terkait kontak erat dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap risiko dari virus ini dan mendesak peningkatan kewaspadaan pada semua negara.

Dari 2003 hingga 25 Februari 2023, total 873 kasus H5N1 pada manusia dan 458 kematian telah dilaporkan secara global di 21 negara.

Namun berdasarkan informasi terkini, WHO menyarankan untuk tidak menerapkan pembatasan perjalanan atau perdagangan apa pun.

Sampai saat ini, bukti menunjukkan bahwa virus tidak menginfeksi manusia dengan mudah, dan penularan dari orang ke orang tampaknya tidak biasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi