Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehatkah Membalik Ritme Tubuh dengan Tidur di Siang dan Beraktivitas di Malam Hari?

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/MIRIAM ALONSO
Tidur telungkup ternyata bukan posisi tidur yang benar karena akan menimbulkan beberapa efek samping.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tidur adalah aktivitas penting bagi semua orang demi menjaga kesehatan tubuh.

Idealnya, seseorang akan tidur di malam hari dan bangun di pagi hari. Pola ini cocok dengan jam biologis kita dalam menyesuaikan waktu dengan waktu terbit-tenggelam Matahari. 

Namun, karena tuntutan pekerjaan atau kebiasaan, seseorang baru akan berangkat tidur di pagi atau malah siang hari.

Sedangkan di malam hari, mereka akan melakukan berbagai kegiatan berat seperti bekerja, lembur, dan begadang hingga pagi.

Beberapa orang menganggap, asalkan tidur dalam durasi ideal yaitu 7 hingga 8 jam, maka tak akan ada masalah apakah itu dilakukan di siang atau malam hari. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah demikian?

Penjelasan dokter

Andreas Prasadja, dokter sekaligus Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, memberikan penjelasan terkait dengan waktu tidur yang baik dan benar bagi kesehatan tubuh.

"Perlu diketahui, bahwa tidur itu memiliki siklus, mulai dari tahap tidur ringan, sedang, hingga dalam dan mimpi," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (1/3/2023).

Di malam hari, satu siklus tidur ini akan tercapai dalam waktu 2 jam. Sedangkan di siang hari, cukup dengan 15 hingga 20 menit maka satu siklus tidur sudah tercapai.

"Sehingga ada mitos, jika tidur itu pendek saja namun tidurnya berkualitas. Hal itu memang benar, namun jika itu dilakukan di siang hari," ucapnya.

Nah tidur siang berkualitas ini, tetap tak bisa menggantikan peran tidur di malam hari. 

Ini dikarenakan siklus tidur di siang dan malam hari itu berbeda.

Manusia memiliki jam biologis yang memainkan peran penting dalam mengendalikan siklus bangun dan tidur.

Jam biologis manusia itu sangat peka terhadap cahaya. Cahaya berperan sebagai pengatur utama jam biologis otak yang dikenal sebagai nukleus suprakiasmatik.

"Jika berbicara mengenai kesehatan, tentu siklus tidur yang penuh dan berkualitas di malam hari jauh lebih baik dibandingkan dengan tidur cukup di siang hari," jelasnya.

Baca juga: 5 Efek Kurang Tidur bagi Kesehatan Tubuh, Picu Diabetes hingga Obesitas

Bagaimana siklus sirkadian kita bekerja?

Tubuh memiliki ritme sirkadian untuk mengatur siklus tidur dan bangun yang diulangi selama 24 jam.

Setiap orang mengalami penurunan kewaspadaan secara alami dan mengalami peningkatan kewaspadaan selama waktu-waktu tertentu dalam setiap harinya.

Semakin baik kualitas tidur, maka semakin kecil juga kemungkinan kita mengalami rasa kantuk di siang hari.

Selain itu, ritme sirkadian juga menentukan waktu tidur alami dan jadwal bangun pagi. Begitu kita sudah terbiasa tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, maka otak akan dengan sendirinya menyesuaikan dengan jadwal tersebut.

Hal ini yang membuat kita bisa tidur dengan mudah di malam hari dan bangun tepat waktu di pagi hari dengan keadaan segar dan bugar.

Baca juga: Kurang Tidur Sebabkan Tekanan Darah Meningkat, Begini Penjelasannya

Durasi tidur yang baik

Untuk orang dewasa, waktu tidur yang baik itu dimulai dari pukul 21.00.

Sedangkan untuk anak remaja bisa dimulai dari pukul 21.00-24.00. Hal ini dengan catatan, kecukupan tidur dalam durasi 7-9 jam setiap malamnya.

Jika manusia tidur dengan membalik siklus, malam menjadi siang dan siang menjadi malam, maka akan berdampak pada kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

Terganggunya siklus tidur yang tidak teratur dan dilakukan secara berulang-ulang, bisa memiliki dampak berupa penurunan performa, kecerdasan, dan kemampuan berkonsentrasi, serta daya ingat yang rendah.

"Jika siklus tidur terganggu, maka hal itu akan langsung berdampak pada sistem metabolisme, sistem jantung dan pembuluh darah, dan juga ketahanan tubuh dalam melawan bakteri maupun virus yang menyerang imun," jelas Andreas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi