Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Ganjar-Erick di Pilpres 2024, PAN Dinilai Menegaskan Diri sebagai Partai Penggembira

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ditemui di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jumat (17/2/2023).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, dukungan PAN untuk Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024 semakin menegaskan posisinya sebagai partai penggembira.

"Seolah menegaskan posisinya sebagai 'partai penggembira' yang berstatus sebagai 'makmum' dan belum siap menjadi 'imam' dalam kompetisi politik di Indonesia," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (1/3/2023).

Padahal, langkah ini sebelumnya pernah dikritik keras oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat berpidato di puncak acara HUT ke-50 partainya.

Saat itu, Megawati mengeluhkan perilaku partai-partai politik yang gemar 'mendompleng' popularitas kader partai lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, kritikan itu seolah mempertanyakan kualitas kaderisasi partai-partai lain yang tidak mampu mencetak kader potensial.

"Sentilan Megawati itu seolah relevan untuk ditanyakan kepada PAN yang kemarin mendukung Ganjar-Erick di hadapan Jokowi," jelas dia.

Baca juga: Dukung Ganjar Jadi Capres, PAN Dinilai Hanya Cari Perhatian Publik


Untung rugi

Kendati demikian, Umam melihat dukungan PAN terhadap Ganjar-Erick ini juga di satu sisi menghadirkan keuntungan.

Ia menjelaskan, PAN berharap bisa mendapatkan coattail effect dari elektabilitas Ganjar, sekaligus barangkali kemungkinan suntikan logistik dari Erick sebagai kompensasi transaksional atas dukungan tersebut.

Namun, di sisi lain, PAN harus ingat bahwa ada sekitar 60 persen lebih pemilih Muhammadiyah yang menjadi 'pasar' mereka, cenderung tidak memilih Ganjar.

"Jika konfigurasi pilihannya 3 capres yakni Ganjar, Anies, Prabowo, maka mayoritas pemilih Muhammadiyah lebih memilih Anies," ujarnya.

Artinya, harapan coattail effect dan dukungan logistik yang diperoleh PAN berkat dukungannya terhadap Ganjar-Erick, berpeluang dihadapkan pada tantangan split-ticket voting.

Tantangan serupa berpeluang juga dihadapi oleh PPP jika memutuskan mendukung Ganjar-Erick.

Baca juga: Dukung Ganjar Jadi Capres, Wasekjen PAN: Tak Mungkin Paksakan Bang Zul, Kita Realistis

Untuk itu, Umam mengingatkan bahwa tantangan ini harus benar-benar diantisipasi agar tidak berdampak signifikan terhadap perolehan suara partai.

Sebab, split-ticket voting bisa mengoreksi perolehan suara partai politik.

"Pengalaman PPP di Pemilu 2019 merupakan contoh riilnya, yang mana akibat dari split-ticket voting, akhirnya perolehan suara PPP anjlok dari 38 kursi di Pemilu 2014 menjadi 19 di Pemilu 2019," kata dia.

"Semua ini harus diantisipasi dengan baik, agar koreksi elektoral tidak terjadi di partai masing-masing," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memberi dukungannya secara terang-terangan untuk Ganjar-Erick pada Pemilu 2024.

"Jalan-jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lunpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insya Allah Indonesia tambah Jaya," kata Zulhas di akhir pidatonya.

Namun, Zulkifli menyerahkan keputusan kepada Jokowi yang disebutnya sebagai panglima tertinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi