Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Memasuki Periode Paling Aktif dalam Satu Dekade, Ini Dampaknya pada Bumi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lia Koltyrina
Ilustrasi radiasi Matahari, badai Matahari, dampak badai Matahari menerja Bumi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan, Matahari kemungkinan akan 'bangun' dan memasuki periode paling aktif dalam satu dekade.

Selama periode aktif, Matahari akan memancarkan semburan energi elektromagnetik yang dapat memengaruhi banyak hal, termasuk jaringan listrik hingga sinyal GPS.

Fenomena ini umumnya terjadi setiap 11 tahun sekali, dikutip dari Insider.

Meski tidak menimbulkan masalah di masa lalu, para ilmuwan kini khawatir fenomena tersebut akan banyak berpengaruh pada Bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasalnya, manusia kini lebih bergantung pada listrik dan interkonektivitas.

Masalah bagi perjalanan udara

Selama periode paling aktif, Matahari akan membuang energi lebih banyak ke arah Bumi.

Saat medan magnet lokal Matahari semakin kusut dan saling bertabrakan, mereka bisa meledak.

Energi dan partikel dari Matahari ini kemudian dikeluarkan ke luar angkasa.

Baca juga: Manfaat Sinar Matahari bagi Kesehatan Mental

Akibatnya, energi tersebut akan memengaruhi komunikasi dengan mengubah ionosfer, lapisan partikel bermuatan di atmosfer bagian atas.

Hal tersebut bisa menyebabkan masalah untuk perjalanan udara.

"Cuaca luar angkasa dapat menghentikan penerbangan. Administrasi Penerbangan Federal tidak akan mengizinkan penerbangan jika mereka tidak memiliki komunikasi radio dan satelit," kata profesor fisika ruang angkasa di University of Reading, Mathew Owens.

Sebuah studi 2023 yang mengamati catatan penerbangan selama 22 tahun menemukan, pesawat 21 persen lebih mungkin tertunda setidaknya 30 menit saat Matahari berada dalam fase sangat aktif.

Pasalnya, sinar dapat mengubah medan magnet di ionosfer yang dapat memengaruhi sinyal GPS, sehingga sinyal harus menembus lapisan tersebut untuk mencapai Bumi.

Sinyal radio yang dikirim dari Bumi juga perlu dipantulkan dari ionosfer untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya.

Meski sinyal radio jauh kurang penting untuk komunikasi dasar saat ini, tetapi beberapa industri menggunakan sinyal radio untuk mendukung sistem komunikasi alternatif jika terjadi kegagalan.

Baca juga: Dihantam Badai Tropis, Selandia Baru Umumkan Keadaan Darurat Nasional

Kemungkinan pemadaman listrik

Ketika badai geomagnetik mengacaukan muatan magnet ionosfer, badai ini akan menciptakan arus di ionosfer.

Sebagai informasi, arus di atmosfer bagian atas berinteraksi dengan partikel di tanah. Interaksi antar partikel ini menciptakan arus listrik yang kuat dan membanjiri infrastruktur di Bumi.

Kondisi ini dapat memicu beberapa fenomena aneh.

Misalnya, pada tahun 1972, pilot militer AS yang terbang ke selatan pelabuhan Haiphong di Vietnam Utara melihat dua lusin ranjau laut meledak di air tanpa sebab yang jelas.

Sebuah studi 2018 yang mengamati cuaca luar angkasa menyimpulkan bahwa penyebab ledakan itu adalah badai Matahari yang sangat besar.

Jika arus membanjiri jaringan listrik, hal ini juga dapat meledakkan trafo.

Satu trafo yang rusak tidak akan menyebabkan banyak masalah. Tapi badai geomagnetik besar menuju Bumi mungkin akan memicu aurora hingga ke ekuator.

Hal ini dapat menyebabkan beberapa trafo meledak sekaligus atau merobohkan seluruh jaringan.

Baca juga: Ramai soal Matahari Bercincin di Langit Sukabumi, Berbahayakah? Ini Kata BRIN

"Memulai kembali jaringan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan," jelas Owens.

"Kemudian Anda kehilangan pendingin, kehilangan daya ke rumah sakit, hal-hal menjadi sangat serius dengan sangat cepat," sambungnya.

Sejauh ini, badai Matahari terparah terjadi pada 1859. Karena dulu manusia tidak bergantung pada listrik, maka satu-satunya hal yang hancur adalah saluran telegraf.

Aurora menjadi lebih besar dan terang

Saat badai geomagnetik menabrak ionosfer, mereka dapat memicu aurora bersinar lebih besar dan terang.

"Aurora oval yang berada di atas kutub utara dan selatan adalah hasil dari arus yang mengalir di atmosfer Bumi," kata Owens.

"Mereka hampir selalu ada, tetapi mereka menjadi jauh lebih kuat saat kita mengalami badai geomagnetik," sambungnya.

Pada Minggu (26/2/2023) malam, aurora sudah terlihat di Inggris selatan dan diperkirakan akan lebih banyak lagi terjadi pada beberapa hari mendatang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi