Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Pembunuhan 2 Perempuan yang Jasadnya Dicor di Bekasi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/JOY ANDRE T
Garis polisi yang dipasang di tempat kejadian perkara kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pria berinisial P di wilayah Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Dua orang korban dari P diduga dicor menggunakan semen.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan dua perempuan yang tewas dalam keadaan dicor di bawah tangga sebuah rumah kontrakan di wilayah Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, masih jadi misteri. 

Sebelum jasad korban ditemukan, seorang pria berinisial P diduga bunuh diri di rumah yang sama tempat kedua korban ditemukan. P diduga mengakhiri hidupnya usai membunuh kedua korban.

Nyawa P tidak tertolong dalam perjalanan menuju RSUD Kota Bekasi, Senin (27/2/2023) malam.

Baca juga: 5 Fakta Penemuan Dua Jasad Wanita Dicor di Bekasi


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi kejadian

Dikutip dari Kompas.com (1/3/2023), peristiwa ini bermula dari laporan Heriyanto suami dari Y (45) salah satu korban pembunuhan di Bekasi tersebut.

Heriyanto mengatakan, ia mencari istrinya yang tidak memberikan kabar usai pamit mengikuti pengajian di kawasan Kota Baru, Bekasi pada Minggu (26/2/2023).

Y mengatakan ia akan pergi bersama temannya semasa SMP, yaitu H (48). Nahas, keduanya justru berakhir menjadi korban pembunuhan.

Hingga Minggu malam, Y belum juga pulang ke rumah mereka di Jalan Pulogebang Indah, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Hal ini membuat Heriyanto khawatir, apalagi saat itu ponsel istrinya tidak dapat dihubungi.

"Saya panik ketika handphone istri saya sudah tidak bisa dihubungi pada malam Senin. Saya (lalu) menghubungi teman ngaji (istri saya),” ujar Heriyanto di Cakung, Selasa (28/2/2023).

Cari ponsel korban melalui GPS

Dari keterangan teman korban, ia mengetahui bahwa Y, H, dan dua orang lainnya sempat makan bersama hingga 16.00 WIB usai mengikuti pengajian di Kota Baru.

Heriyanto kemudian menelusuri kawasan Cakung untuk mencari keberadaan Y. Ia bahkan sempat ke rumah sakit dan mendatangi Polsek Cakung untuk memastikan istrinya tidak menjadi korban kecelakaan atau kejahatan jalanan.

"Tapi tidak ada kabar. Lalu saya meminta tolong ke anak saya mencari letak handphone istri saya melalui aplikasi. Alhamdulillah anak saya bisa. Keluarga Bu H pun melakukan hal yang sama," ujar Heriyanto, dikutip dari TribunJakarta.com.

Dari hasil pelacakan GPS ponsel, diketahui posisi terakhir Y dan H ada di Kavling Nusantara, Kecamatan Bekasi Utara. Heriyanto dan keluarga H segera mendatangi lokasi pada Senin (27/2/2023).

"Awalnya suami korban datang, katanya cari di GPS, terakhir titiknya di sini," ungkap kepala RT Kavling Nusantara, Purwo, dilansir dari Kompas.com (1/3/203).

Rekaman CCTV

Sekitar 18.00 WIB, mereka berhasil mendapatkan rekaman CCTV dari pengurus lingkungan setempat.

Pada rekaman tersebut, terlihat kedua korban datang berboncengan menaiki motor ke sebuah rumah. Rumah yang didatangi Y dan H merupakan sebuah kontrakan yang ditempati pria berinisial P alias Permana.

"Kami cek CCTV lingkungan, di rekaman memang terlihat hari Minggu, 26 Februari, masuk ke TKP, masuk sekitar jam 17.02 WIB," jelas Purwo.

Heriyanto dan anggota Bhabinkamtibmas setempat mendatangi rumah P tapi penghuni rumah tidak memberikan jawaban. Akhirnya, pintu rumah dibuka secara paksa.

Begitu pintu terbuka, mereka mendapati P sudah bersimbah darah. Pria itu diduga bunuh diri karena terdapat luka sayatan di bagian nadinya.

"Ada luka sayatan, memang diduga sengaja dilakukan untuk mengakhiri hidup. Itu ditemukan ada di kamar tengah, saudara P sudah berlumuran darah," lanjut Purwo.

Warga segera mengevakuasi P sambil tetap mencari Y dan H di lokasi tersebut.

Sementara P dilarikan ke RS Seto Hasbadi, lalu dirujuk ke RSUD Kota Bekasi. Sayangnya, P meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Kota Bekasi.

Baca juga: Kronologi Model Hong Kong Abby Choi Tewas Dimutilasi Mantan Suaminya

 

Jasad korban dicor semen

Di tempat kejadian perkara (TKP), warga melihat gundukan semen basah di bawah tangga rumah itu. Kecurigaan mereka pun muncul.

"Posisinya tangga untuk jemuran atau apa, di bawah tangga itu ada gunduk-gundukan coran," ucap Purwo.

Selasa (28/2/2023) siang sekitar 11.27 WIB, polisi kemudian membongkar cor-coran tersebut. Hasilnya, jasad H dan Y ditemukan tertimbun semen.

"Sudah kami temukan, dua orang (jasad) perempuan, sudah kami saksikan bersama, sudah naik ke ambulans," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki.

Hengki menjelaskan, tubuh korban ditumpuk menjadi satu dan dicor tepat di bawah tangga rumah kontrakan.

"Itu dicor, memang ubin lama di bawah tangga, corannya masih basah, kemudian ditumpuk lagi dengan kerikil," lanjutnya.

Selain itu, di halaman yang menjadi TKP, ditemukan bekas galian sisa semen serta pasir dan batu split. Sebuah sepeda motor Yamaha Lexi bernomor polisi B 4967 KMI juga terparkir di halaman rumah.

Baca juga: Pembunuhan Berantai di Bekasi dan Peran Para Tersangka

Motif pelaku

Setelah korban ditemukan, dua jenazah korban itu dibawa menggunakan ambulans. Proses pemeriksaan forensik akan dilakukan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk proses lebih lanjut.

Hengki mengatakan polisi masih mendalami motif dan cara pelaku membunuh korban. Hal ini masih menunggu hasil pemeriksaan RS Polri Kramatjati.

"Kami masih menyelidiki dan proses pendalaman. Kami proses lidik dan sidik. Nanti siapa pelakunya, akan kami dapatkan (identitasnya), apa motifnya, masih dalam tahap proses," jelasnya.

Penyelidikan terkait motif pembunuhan mungkin akan sulit mengingat terduga pelaku telah meninggal dunia.

"Motif masih didalami dalam proses penyidikan, karena motif didapat dari pelaku, terduga pelaku sejauh ini juga meninggal dunia," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Rabu (1/3/2023).

Periksa barang bukti ponsel

Meski begitu, menurut Trunoyudo, penyidik akan mendalami motif tersebut melalui pemeriksaan digital forensik terhadap alat bukti yang ditemukan.

Saat ini, pihaknya telah mengantongi alat bukti berupa dua ponsel di dalam tas milik pria berinisial P. Selain itu, ditemukan pula alat bukti berupa sejumlah senjata tajam hingga sarung tangan.

"Secara scientific kami akan lakukan secara digital forensic dalam transkrip di pembicaraan, dan kemudian berdasarkan pada keterangan saksi-saksi," tambahnya.

Baca juga: Perjalanan Kasus Pembunuhan Berantai Wowon dkk di Bekasi

Identitas terduga pelaku

Meski pelaku pembunuhan dua perempuan itu belum dipastikan, dugaan kuat mengarah kepada P.

Hal ini dikuatkan dengan fakta bahwa dua korban terlihat terakhir kali bersama P. Jasad keduanya juga ditemukan di dalam kontrakan yang P huni.

"Dia (terduga pelaku P) sudah mengontrak di sini kurang lebih tiga tahun dari tahun 2019, berdasarkan keterangan dari RT di sini," ungkap Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki.

Selain itu, korban H ternyata mempunyai relasi dengan P. Keduanya adalah rekan kerja di perusahaan besi di wilayah Kampung Rawa Pasung, Kelurahan Kota Baru, Kota Bekasi.

"Inisial H (korban), kenal dengan yang sudah meninggal inisial P. Dia bekerja sebagai buruh karyawan toko material, tidak jauh dari sini," jelasnya.

Untuk saat ini, Hengki memilih untuk menunggu hasil otopsi kedua korban yang dilakukan dokter forensik.

"Saya tidak bisa menyimpulkan (apakah P bunuh diri atau tidak), bukan kewenangan saya. Nanti saja dari pihak kedokteran forensik," lanjutnya.

Hengki menyatakan bahwa P memang memesan bahan material seperti semen, pasir dan batu split yang berada di rumahnya.

Bahan material itu dikirim oleh mobil bak terbuka yang sempat masuk dan parkir di halaman rumah kontrakan.

"Adanya batu kerikil, pasir yang diantar oleh mobil boks kecil, itu kami dalami semua. Petunjuk surat, semuanya kami cek," ujar Hengki.

Diduga dipicu utang piutang

Sementara itu, muncul dugaan penyebab pembunuhan ini akibat utang pitang.

Hal ini dikatakan seorang petugas keamanan di lingkungan TKP bernama Adi. Ia mengaku sempat melihat P cekcok dengan korban.

"Yang meninggal datang mau nagih utang, mungkin cekcok. Tetangga dengar suara gaduh, terus setelah itu curiga melihat dia beli semen satu sak sama pasir waktu hari Minggu sore," ungkapnya.

(Sumber: Kompas.com/Ivany Atina Arbi, Tria Sutrisna, Joy Andre | Editor: Jessi Carina, Ihsanuddin, Nursita Sari, Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi