Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Setiap orang dapat memaknai nada, raga, dan rasa dari sudut pandang berbeda. Dalam musik, nada adalah penanda tinggi atau rendahnya sebuah bunyi. Nada menjadi sebuah bunyi beraturan yang dapat menghasilkan keindahan bunyi sehingga membentuk keharmonisan lagu.
Sementara raga dapat dimaknai sebagai bagian fisik yang dapat dikontraskan dengan jiwa, sifat, dan tingkah laku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), raga atau tubuh dapat diartikan sebagai keseluruhan jasad manusia atau hewan yang terlihat dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Rasa adalah tanggapan raga terhadap rangsangan saraf, seperti manis, pahit, dan masam terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, sakit, terhadap indra perasa.
Meski ketiganya memiliki makna berbeda, Ade Putri Paramadita memaknai itu semua sebagai hasil dari rasa penasaran yang muncul sejak awal perjalanannya. Perempuan itu juga menemukan arti yang lebih dalam dari makna yang terkandung dari tiga kata tersebut.
Simak kisahnya dalam siniar Beginu bersama Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com, bertajuk “Ade Putri Paramadita, Tentang Nada, Raga, dan Rasa” dengan tautan akses dik.si/BeginuAdeP2.
Nada Dalam Sudut Pandang Road Manager
Mengutip practical adult insight, road manager adalah orang yang memastikan semua kebutuhan band untuk tur dan konser, termasuk transportasi, akomodasi, peralatan, dan jadwal kegiatan, terpenuhi.
Baca juga: Rumah Madu Wilbi, Bisnis yang Bantu Lestarikan Madu Daerah
Begitu pun yang dirasakan Ade, ia sempat menjadi road manager untuk Superman Is Dead (SID) dan Seringai. Dalam perjalanannya, ia merekam berbagai cerita dan pengalaman.
“Gue suka sebagai road manager karena kita bisa bertemu dengan orang lapangan, melihat produksi sebuah konser, dan memastikan sound dan lighting bisa membangun suasana pertunjukan band. Itu gue suka banget,” kata Ade.
Pekerjaan road manager memang penuh risiko. Akan tetapi, itu justru bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Perempuan itu beranggapan bahwa sesuatu yang terlalu tenang terkadang membosankan. Ia menuturkan risiko dapat memacu raganya untuk terus tumbuh.
Nyaring nada yang terdengar dalam pekerjaan sebagai road manager menuntutnya untuk tumbuh dalam harmonisasi. Pahit dan manis profesi tersebut dapat dirasakan dan dimaknai sebagai pembelajaran.
Sepeda yang Membawa Raga pada Ketepatan
Salah satu kunci memiliki jiwa yang sehat adalah memiliki hubungan yang baik di masyarakat. Bersepeda tentu dapat menjadikan raga semakin bugar. Namun, manfaat lain yang didapatkan ketika bersepeda adalah semakin banyak bertemu dengan orang baru.
Mengutip dari BBC, berinteraksi dengan lingkungan akan memberikan dampak baik untuk kita. Berbicara dengan orang baru dapat mengajari banyak hal, memperdalam perspektif, dan menjadi orang yang lebih baik.
Interaksi dengan orang baru juga dapat membuat kita lebih bijaksana, memberi pemahaman, dan berempati. Kita dapat melihat berbagai pengalaman manusia yang tak terbatas. Pasalnya, melihat dunia dari sudut pandang orang lain tentu dapat memperluas cakrawala berpikir kita.
Begitu pun dengan Ade, kegiatan bersepeda membawa raganya lebih peka terhadap lingkungan. Interaksi yang terjadi di setiap perjalanannya membawa kebahagiaan. Sudut pandang baru membantunya untuk lebih memahami dunia.
Baca juga: 6 Keterampilan Ini Diperlukan untuk Memperluas Relasi
Ia menuturkan, “Kenapa gue mengajak sesekali untuk bersepeda? Karena selain membuat tenang, tapi juga lebih menyenangkan. Interaksi yang terjadi ketika kita bersepeda itu menyenangkan. Gue ngerasa jadi lebih mudah bersyukur ketika bersepeda.”
Rasa yang Membawa pada Perkenalan
Passion Ade di dunia kuliner membawanya aktif berkegiatan di Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI). ACMI adalah perkumpulan yang didirikan oleh William Wongso dan Santhi Serad.
ACMI memiliki tujuan untuk mempromosikan masakan tradisional Indonesia, baik ke dalam maupun luar negeri. Perjalanan Ade memperkenalkan masakan Indonesia berlanjut sampai menjadi pendamping Gordon Ramsay dalam acara Uncharted dari National Geographic.
Perjalanannya ke Sumatera Barat tersebut meninggalkan kesan mendalam. Bersama Gordon Ramsay, Ade melakukan kegiatan syuting selama tiga hari tanpa skrip dan semua adegan direkam secara alami.
Selain pengalaman tersebut, berbagai momen spesial pun tergores dan membuatnya semakin termotivasi untuk memperdalam dunia kuliner. Perempuan itu menyadari bahwa masyarakat semakin mengapresiasi makanan khas Indonesia dan ia akan terus mempelajari masakan Indonesia.
Dari nada, raga, dan rasa kita belajar bahwa tiga kata tersebut ternyata memiliki makna yang cukup dalam. Lantas, bagaimana kisah lengkap pencarian makna nada, raga, dan rasa?
Temukan jawabannya melalui perbincangan Ade dengan Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu bertajuk “Ade Putri Paramadita, Tentang Nada, Raga, dan Rasa” di Spotify.
Di sana, ada banyak kisah inspiratif dari berbagai tokoh yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu.
Tunggu apalagi? Segera ikuti siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.