Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depo Pertamina Plumpang Pernah Terbakar pada 2009, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/RIZKY SYAHRIAL
Suasana di Jalan Plumpang Raya dekat lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Depo Pertamina Plumpang yang terletak di Koja, Jakarta Utara mengalami kebakaran hebat pada Jumat (3/3/2023) malam.

Manager Communication and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, mengatakan kebakaran terjadi pada pukul 20.20 WIB.

"Telah terjadi kebakaran di Integrated Terminal, Jakarta," kata Eko kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2023) melalui pesan singkat.

Baca juga: Detik-detik Depo Pertamina Plumpang Terbakar, Warga Sempat Cium Bau Bensin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa jam setelah insiden terjadi, penyebab Depo Pertamina Plumpang terbakar belum dapat dipastikan.

Namun, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk memadamkan kobaran api.

Melalui unggahan di akun Instagram resmi @humasjakfire, Damkar DKI Jakarta juga melaporkan bahwa pihaknya telah menerjukan ratusan personel hingga pukul 23.45 WIB.

"Update: Pengerahan saat ini sebanyak52 unit dengan 260 personil," tulis Damkar DKI Jakarta.

Baca juga: UPDATE Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Pj Gubernur DKI Jakarta: Ada 3 Balita Kondisinya Mengkhawatirkan

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Depo Pertamina Plumpang pernah terbakar pada 2009

Sebelum terbakar pada Jumat (3/3/2023), insiden serupa ternyata pernah terjadi pada 2009 silam.

Kebakaran pertama di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Minggu (18/1/2009).

Diberitakan Kompas.com, kebakaran 14 tahun silam itu disebabkan oleh faktor manusia atau human error.

Susno Duaji yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menyampaikan bahwa api penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel BBM.

Baca juga: UPDATE Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Pj Gubernur DKI Jakarta: Ada 3 Balita Kondisinya Mengkhawatirkan

Percikan api kemudian menyambar BBM dan kelalaian ini menyebabkan kebakaran besar.

Susno juga mengatakan, pada saat itu tim gabungan belum memastikan asal muasal alat pengambil sampel BBM yang berada di dalam tangki nomor 24 yang terbakar.

Polri juga melakukan pengusutan soal penyebab alat pengambil sampel BBM tersebut ditemukan di TKP.

Baca juga: Kebakaran Pipa BBM di Depo Plumpang Jakarta Utara, Pertamina: Penyebab Masih Proses Investigasi

Ada kemungkinan, alat pengambil sampel BBM terjatuh ke dalam tangki ketika dipakai atau lupa dibawa oleh petugas.

"Gesekan bisa jadi saat ada pengambilan sampel, tapi bisa juga sebab lain. Masih banyak kemungkinan kenapa ada gesekan," kata Susno.

Sementara itu, Manajer Hubungan Eksternal PT Pertamina, Maruli Harahap, menyampaikan alat tersebut hanya dipegang oleh petugas khusus.

Petugas khusus yang melakukan pengambilan sampel BBM wajib membawa kembali perangkat setelah pekerjaan selesai.

"Sampel BBM diambil tiap hari jam 05.00 WIB," katanya.

Baca juga: Mengapa Kebakaran di Area Kilang Minyak Pertamina Terus Berulang?

Peringatan kepada Pertamina

Di sisi lain, kebakaran yang melanda Depo Pertamina Plumpang sempat menyita perhatian Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.

Ia mengatakan, peristiwa tersebut merupakan peringatan supaya Pertamina tetap menjaga standar keselamatan dan keamanan.

Pertamina juga diminta untuk melakukan pengelolaan kilang secara profesional buntut terbakarnya Depo Pertamina Plumpang.

"Sekiranya aparat pemadam kebakaran tidak baik menjalankan tugasnya, ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap Jawa Tengah, yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu empat hari untuk memadamkannya," ujar JK, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Banyak Rumah Semipermanen Ludes Terbakar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi