KOMPAS.com - Beberapa orang meyakini terdapat suatu dunia lain yang dianggap berada jauh di kedalaman permukaan tanah.
Misalnya dalam mitologi Yunani, ada dunia bawah yang dipercaya dijaga oleh putra tertua Kronos dan Rea, Hades.
Keberadaan dunia di bawah tanah bisa jadi memang ada. Hal itu setelah para arkeolog menemukan sejumlah pahatan pada dinding ribuan tahun lalu.
Kuil 3200 tahun di Turkiye
Dikutip dari New Scientist, pahatan tersebut terdapat di sebuah kuil di Turkiye Tengah, Kuil Batu Yazilikaya, yang telah dibangun oleh lebih dari 3200 tahun lalu.
Melalui misi penggalian sejak 200 tahun lalu, para arkeolog mencoba mengungkap makna dan rahasia dari banyak relief batunya.
Para peneliti kemudian menginterpretasikan pahatan-pahatan di dinding berkaitan dengan dunia bawah, bumi dan langit, serta siklus alam seperti musim.
Menariknya, pahatan dunia bawah di kuil terbuka yang dibangun pada masa Kekaisaran Het ini cukup detail.
Bahkan, pahatan seperti itu disebut belum pernah ditemukan sebelumnya, baik di Mesir maupun di wilayah Mesopotamia.
Baca juga: Arkeolog Jepang Temukan Pedang di Makam Kuno Berusia 1.600 Tahun
Ada lebih dari 90 sosok berbeda
Dilansir dari laman Ancient Origin, kurang lebih 200 tahun lalu, tepatnya pada 1834, arkeolog Perancis, Charles Texier sempat menjelajahi kuil tersebut.
Dia menemukan berbagai ukiran yang menggambarkan lebih dari 90 sosok berbeda, termasuk manusia, hewan, dan dewa.
Pada Juni 2021, untuk pertama kalinya, tim internasional yang terdiri dari arkeolog, astronom, dan sejarawan kuno pun mencoba memberikan penjelasan masuk asal soal makna lebih dari 90 sosok tersebut.
Penjelasan ini didokumentasikan secara rinci dalam Journal of Skyscape Archaeology.
Arkeolog dari Luwian Studies, Eberhard Zangger menjelaskan, masyarakat Het memiliki gambaran tertentu tentang bagaimana penciptaan terjadi.
Tingkatan dunia dan bintang
Dari pahatan, orang Het membayangkan bahwa dunia dimulai dalam kekacauan, kemudian menjadi terorganisir dan terbagi dalam tiga tingkat, yaitu dunia bawah, bumi atau tanah, dan langit.
Masih bagian dari pahatan, Zangger mengatakan, masyarakat Het juga menyoroti bintang sirkumpolar, sebuah bintang yang tidak pernah terbenam.
Dia berpendapat, satu kelompok dewa di Yazilikaya kemungkinan mewakili bintang sirkumpolar.
"Ada gambaran seperti itu di Mesir," katanya.
Zangger melanjutkan, orang Het dipengaruhi oleh banyak kaum tetangga, termasuk Mesir.
Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Bidan Yesus di Israel, Begini Kondisinya
Bumi dan dunia bawah
Sementara ukiran lain di kuil ini, kemungkinan memiliki kaitan dengan bumi dan dunia bawah.
Misalnya, pada salah satu kamar kuil, seperti dikutip National Geographic, terdapat sebuah lukisan yang didedikasikan untuk "dunia bawah" dengan sebuah tanda milik "dewa pedang".
Di sisi lain kuil, terdapat gambar dewi matahari dan dewi badai yang ditempatkan lebih tinggi dari gambar lain.
Dewa tertinggi yang terletak di utara kuil adalah pusatnya lantaran semua dewa lain berbaris mengikutinya.
Sementara itu, di dinding timur dan barat kuil, terdapat relief fase bulan dan musim yang menurut para peneliti menandakan siklus dan kelahiran kembali.
Para ahli pun memperkirakan, pada masa itu setidaknya terdapat sekitar 17 dewa. Adapun di antara dewa satu dengan dewa lainnya, terdapat sebuah tanda berupa garis.
"Kami percaya, kuil sepenuhnya mewakili citra simbolis alam semesta. Termasuk tingkat statisnya: bumi, langit, dan dunia bawah. Serta proses siklus pembaruan, siang dan malam, atau musim panas dan musim dingin," ungkap Zangger.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.