Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Jerman Meneliti Kuntilanak di Pontianak, Apa Hasilnya?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. MVP
Film Kuntilanak 3 garapan sutradara Rizal Mantovani mengumumkan akan tayang pada 30 April 2022 atau menjadi salah satu film Lebaran di tahun ini.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Arkeolog asal Jerman, Timo Duile meneliti hantu Kuntilanak yang dikaitkan dengan kota Pontianak, Indonesia.

Penelitian itu dipublikasikan dalam Journal of the Humanities and Social Science of Southeast Asia (2020) dengan judul "Kuntilanak Ghost Narrative and Malay Modernitu in Pontianak, Indonesia".

Dalam studinya, disebutkan bahwa kuntilanak tidak hanya dikenal di Indonesia, namun juga di beberapa negara Asia Tenggara, Singapura, dan Malaysia.

Bagi masyarakat Pontianak, hantu ini dikaitkan dengan pendirian kota tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konon, kota Pontianak didirikan untuk menggusur kuntilanak yang berada di sungai Kapuas.

Baca juga: Mengenal Code Atma, Game Buatan Anak Negeri yang Hadirkan Sosok Kuntilanak, Jelangkung hingga Genderuwo


Lantas, bagaimana hasil penelitian tersebut?

Dikaitkan dengan modernitas Melayu

Menurut Duile, narasi soal kuntilanak yang ditemukan dalam cerita rakyat dan mitos Kota Pontianak menggambarkan modernitas Melayu.

Dalam penelitiannya Duile juga mengatakan bahwa mitos kuntilanak digunakan sebagai "pencerahan dalam arti luas".

Artinya, dengan mengusir kuntilanak, tempat yang tadinya tidak berpenghuni kini bisa ditinggali dan diatur.

Begitu juga dengan alam yang dulunya dihuni makhluk halus, berubah menjadi sumber peradaban manusia.

Mitos ini datang bersaam dengan rasionalitas agama di mana kuntilanak diusir dan bisa dicegah melalui ritual keagamaan.

Baca juga: Benarkah Anjing dan Kucing Bisa Melihat Hantu? Ini Penjelasan Ahli

Identik dengan perempuan

Sebelumnya, narasi soal kuntilanak pernah disampaikan oleh Nicholas dan Kline (2010).

Dia menyebutkan bahwa kuntilanak identik muncul dalam mitor perempuan yang diperbudak oleh laki-laki.

Menurut Nicholas dan Kline, masyarakat Melayu, menjelaskan memandang mitos ini ke dalam tiga pandangan, yakni dunia Islam, kepercayaan tradisional, dan pengetahuan ilmiah Barat.

Di sini ada pergeseran dari mistisisme ke sains.

Sementara itu, Duile berpendapat bahwa unsur Islam muncul sebagai kekuatan modernisasi.

Islam tidak hanya termasuk dalam kategori kepercayaan tradisional atau animisme.

Dengan menerapkan pendekatan dialektis, Duile mengatakan bahwa mitos dan rasionalitas saling berbaur.

Baca juga: Mengapa Hantu di Film Horor Indonesia Kebanyakan Perempuan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi