Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kompas dan Geomagnetika

Baca di App
Lihat Foto
pixabay
Ilustrasi kompas
Editor: Sandro Gatra

NAMA media yang sedang Anda baca ini berasal dari sebuah benda peradaban yang disebut sebagai kompas. Pada hakikatnya kompas memang merupakan penemuan teknologi yang memiliki makna sangat penting bagi peradaban umat manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna kata kompas adalah: 1 alat untuk mengetahui arah mata angin (biasanya berbentuk seperti jam yang berjarum besi berani yang menunjuk arah utara dan selatan); 2 pedoman arah.

Secara fisikal, fungsi kompas terkait pada apa yang disebut sebagai medan magnet bumi yang juga disebut geomagnetika sebagai medan magnet yang menjangkau bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet bertemu dengan radiasi matahari.

Besaran medan magnet bervariasi antara 25 hingga 65 mikrotesla. Kutub-kutub geomagnetika diperkirakan miring sepuluh derajat terhadap poros bumi, dan terus bergerak akibat pergerakan besi paduan cair di dalam inti luar bumi.

Kutub magnet bumi bergerak begitu lambat sehingga kompas masih dapat berfungsi karena mampu mengadaptasikan diri dengan baik sejak digunakan pertama kali pada abad ke 11.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, menurut para paleontolog, setiap beberapa ratus ribu tahun sekali, kutub geomagnetika berbalik antara utara dan selatan.

Pembalikan ini terekam di dalam pola bebatuan purbakala bumi yang mengandung unsur yang bersifat ferromagnetik. Pergerakan lempeng benua juga dipengaruhi oleh medan magnet.

Studi mengenai medan magnet Bumi pada masa lalu disebut dengan Paleomagnetisme. Kekutuban medan magnet bumi terekam dalam bebatuan, dan pembalikan medan magnet bumi terkemas di dalam garis-garis yang terbentuk ketika pembentukan bebatuan terjadi.

Paleomagnetisme juga dapat menjadi sarana perekaman kronologi batuan dan sedimen.

Lapisan di atas ionosfer yang disebut sebagai magnetosfer, adalah lapisan di mana medan magnet melindungi Bumi dari radiasi kosmik yang dapat mengionisasi setiap partikel di atmosfer dan membuatnya terlepas dari medan gravitasi.

Tanpa magnetosfer, atmosfer bumi termasuk lapisan ozon akan hilang dan menjadikan kehidupan di Bumi mustahil dapat berkembang sekompleks sekarang.

Geomagnetika memantulkan angin matahari, yaitu arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi lapisan atmosfer bumi.

Gas-gas yang tersentuh angin matahari dapat terperangkap dalam gelembung medan magnet yang dapat terbawa arus angin matahari, sebuah proses yang sementara ini diduga oleh para eksogeolog pernah terjadi di planet Mars.

Manusia telah menggunakan kompas yang bergantung pada medan magnet bumi untuk menentukan arah, sejak abad ke XI masehi.

Secara naluriah marga satwa juga memanfaatkan medan geomagnetika sebagai sarana orientasi untuk bermigrasi secara tepat waktu dan tepat arah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi