KOMPAS.com - Seorang wanita Pennsylvania yang dinyatakan menghilang lebih dari 30 tahun yang lalu dan diyakini telah meninggal oleh keluarganya baru-baru ini ditemukan tinggal di panti jompo di Puerto Rico.
Patricia Kopta pergi meninggalkan suami dan saudara kandungnya pada 1999.
Menurut selebaran orang hilang yang diunggah oleh Pennsylvania Emergency Response Center, Patricia Kopta (kini berusia 83) terakhir terlihat di Pittsburgh pada musim panas 1992.
Suaminya, Bob Kopta, melaporkan Patricia hilang beberapa bulan kemudian di musim gugur.
Pada saat itu, Bob memberi tahu pihak berwenang bahwa istrinya sering kali menghilang dari pandangan untuk waktu yang singkat.
“Suatu malam saya pulang ke rumah dan dia pergi, dan tidak ada yang tahu di mana dia berada,” kata Kopta pada konferensi pers, dilansir dari CNN, Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Kisah Tragis Ade Sara, Disiksa dan Dibunuh Mantan Pacar dan Pacar Barunya
Polisi menemukan Patricia Kopta
Polisi mengatakan, mereka pertama kali diberitahu tentang penemuan wanita yang hilang ketika seorang agen dari Organisasi Polisi Kriminal Internasional (INTERPOL) dan seorang pekerja sosial dari Puerto Rico menghubungi mereka tahun lalu dengan mengatakan bahwa mereka yakin Patricia tinggal di panti jompo orang dewasa di Puerto Rico.
“Apa yang mereka laporkan kepada kami adalah bahwa dia masuk panti itu pada 1999, ketika dia ditemukan menggelandang di jalanan Puerto Rico,” kata Wakil Kepala Kotapraja Ross Brian Kohlhepp.
INTERPOL dan pekerja sosial mengatakan Patricia ditemukan berkeliaran di jalanan dan hal itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Ketika ditemukan, Patricia menolak untuk membicarakan kehidupan pribadinya atau dari mana asalnya.
Di usia senjanya, barulah Patricia membocorkan informasi sedikit demi sediki, hal ini terjadi lantaran ia menderita demensia.
Baca juga: Viral, Video Anak Dua Tahun Hilang Misterius, Polisi: Ditemukan Sedang Menangis
Mengalami delusi
Dikutip dari ABC News, Patricia Kopta dijuluki "The Sparrow" karena memiliki perawakan yang kurus.
Patricia sering mengunjungi tempat parkir dan jalanan yang ramai di kawasan perumahan yang berpenduduk 31.000 jiwa di utara Pittsburgh.
Di masa mudanya, Patricia adalah seorang siswa yang menjadi model dan instruktur tari. Setelah lulus SMA, dia bekerja di bidang keuangan di perusahaan kaca piring Pittsburgh dan selalu menghadiri acara dansa setiap minggu, menurut keluarganya.
Dia sering berlibur di Puerto Rico dengan teman-temannya sebelum dia menikah, kata saudara perempuannya, Gloria Smith.
"Dia sangat menyukai lautan, pantai, sinar matahari yang hangat," kata Smith kepada AP.
Smith mengatakan, Patricia berhenti dari pekerjaannya di perusahaan kaca setelah 10 tahun karena migrain yang menurut dokter disebabkan oleh stres.
Dia kemudian mendapat pekerjaan sebagai operator lift di The Art Institute of Pittsburgh. Saat itulah anggota keluarga memperhatikan perubahan dalam dirinya.
“Dia mengatakan sesuatu tentang melihat malaikat di sana,” kenang Smith.
Tak lama kemudian, Kopta mulai berkhotbah dan sempat dirawat setelah dokter mendiagnosisnya dengan "delusi keagungan" dan mengatakan dia memiliki tanda-tanda skizofrenia.
Setelah dibebaskan, dia terus melakukan khotbah sampai dia menghilang pada tahun 1992.
Baca juga: Kisah Kapal Pesiar Mewah Tenggelam gara-gara Kapten Ingin Pukau Wanita
Memiliki masalah kesehatan mental
Menurut selebaran orang hilang, ketika Patricia berada di Pittsburgh, dia adalah seorang pengkhotbah jalanan yang terkenal.
Patricia akan mendekati orang asing, memberi tahu mereka bahwa dia memiliki penglihatan tentang Perawan Maria dan mengatakan bahwa dunia akan segera berakhir.
Polisi mengatakan kepergiannya tidak terlalu mencurigakan karena mereka tahu bahwa dia memiliki riwayat kesehatan mental dan dia telah membuat pernyataan kepada keluarga lain bahwa dia akan pergi karena khawatir akan ditempatkan lagi di fasilitas perawatan.
Suaminya mengatakan bahwa istrinya telah berbicara tentang keinginan pergi ke Puerto Rico untuk tinggal di lingkungan tropis.
"Saya bahkan mengiklankan di koran di Puerto Rico untuk mencarinya," kata Kopta pada konferensi pers, menambahkan bahwa dia menghabiskan banyak uang selama bertahun-tahun untuk mencarinya.
Baca juga: Mengenal Tes DNA, yang Siap Dilakukan Rezky Adhitya untuk Buktikan Status Anak
Tes DNA membantu menghubungkan titik-titik tersebut
Polisi akhirnya berhasil memastikan bahwa wanita di panti itu adalah Patricia melalui proses panjang selama sembilan bulan, di mana mereka membandingkan sampel DNA yang diberikan oleh saudara perempuannya, Gloria Smith, dan keponakannya.
"Kami benar-benar mengira dia sudah mati selama bertahun-tahun," kata Smith pada konferensi pers.
Sebelum tes DNA selesai, keluarga memberi tahu aparat setempat bahwa mereka yakin itu Patricia setelah mereka melihat fotonya, kata Kohlhepp.
Smith mengatakan bahwa dia telah menelepon panti jompo Puerto Rico beberapa kali tetapi tidak dapat berbicara dengan saudara perempuannya karena dia menderita demensia.
“Kami tidak mengharapkannya. Sangat mengejutkan mengetahui bahwa dia masih hidup,” kata saudara perempuannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.