Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dampak Buruk Pamer Kekayaan

Baca di App
Lihat Foto
INSTAGRAM via DAILY MAIL
So Mei-yan (25) selebgram Hong Kong yang kerap pamer kekayaan di media sosial, jadi korban perampokan pada akhir November 2020.
Editor: Egidius Patnistik

TIDAK semua orang anti perilaku pamer kekayaan. Mereka yang gemar pamer kekayaan sudah barang tentu tidak anti pamer kekayaan.

Pesan Bung Karno, bangsa yang besar adalah bangsa yang belajar dari sejarah. Maka, tidaklah keliru jika kita belajar dari sejarah Revolusi Prancis 1789 dan Revolusi Rusia 1917.

Semula baik Prancis maupun Rusia merupakan monarki yang secara ekonomi makmur dan secara militer adikuasa. Namun kedua kerajaan makmur itu melalaikan jurang kesenjangan sosial yang makin melebar di mana rakyat hidup miskin sementara kaum aristokrat dan teokrat hidup mewah berlimpah ruah sambil takabur gemar pamer kekayaan.

Maklum Prancis dan Rusia bukan Jawa maka tidak nemiliki kearifan ojo dumeh alias jangan takabur. Mereka cenderung bersikap mentang-mentang rawan lupa daratan sehingga gemar pamer kekayaan.

Baca juga: Usai Disentil Jokowi soal Pegawai Pamer Kekayaan, Sri Mulyani: Kita Perbaiki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam hal pamer kekayaan yang dilakukan oleh para aristokrat Prancis dan Rusia itu, sejarah membuktikan bahwa akhirnya rakyat miskin Prancis dan Rusia tidak ikhlas menerima derita akibat kesenjangan sisial yang secara psikososial diperparah oleh kaum ningrat pamer kekayaan. Akhirnya tahun 1789 meletuslah Revolusi Prancis dan 1917 meledaklah revolusi Rusia.

Pemerintah Orde Lama mengutamakan politik, sementara pemerintah Orde Baru mengutamakan ekonomi sebagai panglima pembangunan yang sayang tidak dilakukan secara merata sehingga jurang kesenjangan sosial makin melebar maka memicu gejolak kecemburuan sosial yang akhirnya meledakkan Tragedi Mei 1998 yang melengserkan Orde Baru untuk diganti Orde Reformasi.

Sejarah membuktikan, terlepas dari pro dan kontra, bahwa perilaku pamer kejayaan pada hakikatnya mengandung lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Memang mungkin pamer kekayaan bisa bermanfaat sejenak pada jangka pendek demi memberikan rasa bangga bagi yang pamer kekayaan. Namun pada jangka panjang akhirnya niscaya terbukti pamer kekayaan lebih mudarat ketimbang manfaat dalam alih-alih menyejahterakan justru malah menyengsarakan negara, bangsa, dan rakyat.

Baca juga: Jokowi: Aparat Birokrasi Jangan Pamer Kekayaan di Medsos, Tidak Pantas

Insya Allah, bangsa Indonesia berkenan belajar dari sejarah sehingga tidak mengulang prahara dan malapetaka yang dialami Prancis tahun 1789, Rusia tahun 1917, maupun Indonesia sendiri tahun 1998.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi