Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa di NTT ke Sekolah Naik Kuda agar Tak Terlambat, Sejak Kapan Manusia Menunggangi Kuda?

Baca di App
Lihat Foto
POS-KUPANG.COM/MARIO GIOVANI TETI
TUNGGANG KUDA - Siswa SMAN 1 Rote Barat Daya, Rio Jonatan Adu menunggangi kudanya di dekat ladang sawah, Desa Dalek Esa, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao. Sabtu, 04 Maret 2023.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Kuda merupakan hewan yang erat dengan kehidupan manusia.

Bahkan, manusia kerap menjadikan kuda sebagai alat transportasi dengan menunggangi punggungnya.

Seperti siswa SMA asal Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berangkat sekolah dengan menunggangi kuda.

Diberitakan Kompas.com Minggu (5/3/2023), siswa bernama Rio Jonathan Adu ini menaiki kuda saat motornya mogok.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak ingin terlambat ke sekolah, tanpa berpikir panjang dia langsung mengambil kuda di padang.

"Saya start motor tidak hidup, motor sudah mogok dan tanpa berpikir panjang, saya pergi ambil kuda di padang," ujar Rio.

Biasa menjadi alat transportasi, lantas, sejak kapan manusia mulai menunggangi kuda?

Baca juga: Viral Video Driver Ojek Online Naik Kuda Putih di Jalan Raya


Kemungkinan sejak 5000 tahun lalu

Misteri kapan manusia pertama kali naik ke punggung kuda hingga kini masih belum terpecahkan.

Namun, seperti dilansir Scientific American, tim arkeolog menemukan bahwa manusia kemungkinan telah menunggangi kuda sejak 3000 Sebelum Masehi (SM).

Penemuan tersebut berdasarkan analisis sisa-sisa kerangka manusia yang ditemukan di seluru Eropa Timur dan diterbitkan dalam Science Advances pada 3 Maret 2023.

Dari sana, arkeolog mengetahui bahwa kaum penunggang kuda terawal adalah Yamnaya.

Kaum ini berasal dari wilayah yang kini menjadi Ukraina dan Rusia barat.

Yamnaya sendiri menyapu hampir sebagian besar Eurasia antara tahun 3000 SM sampai 2500 SM.

Baca juga: Kebakaran Hutan Australia, Kisah Seekor Kuda Selamatkan Pemiliknya dari Kepungan Asap...

Arkeolog dari University of Helsinki, Finlandia, Volker Heyd menjelaskan, tim arkeolog berangkat untuk meneliti gundukan pemakaman Yamnaya di Eropa Timur.

Pada salah satu kerangka pria dengan usia sekitar 30 tahunan, terdapat pola yang disebut "sindrom penunggang kuda".

Pola tersebut tampak pada tulang paha, panggul, dan tulang belakang bagian bawah.

Sindrom penunggang kuda ini terbentuk berkat adaptasi dengan tekanan biomekanik yang disebabkan gerakan berulang.

"Tulang adalah jaringan hidup pada makhluk hidup. Anda bisa membaca sejarah kehidupan dari tulang," tutur Martin Trautmann, arkeolog lain yang tergabung dalam penelitian.

Tim arkeolog pun berhasil mengidentifikasi lima terduga penunggang kuda yang hidup sekitar 4500 sampai 5000 tahun lalu.

Baca juga: Arkeolog Ungkap Bukti Adanya Dunia Lain di Bawah Tanah

Kuda diduga bantu Yamnaya ekspansi

Sebelumnya, arkeolog telah menemukan bukti bahwa orang mengonsumsi susu kuda dari sisa-sisa gigi, serta indikasi pengembalaan kuda lebih dari 5000 tahun lalu.

Namun, penemuan itu tak menunjukkan manusia menunggangi kuda.

Sementara kini, peneliti mulai menemukan bukti adanya perilaku menunggang kuda pada orang-orang Yamnaya.

Dilansir dari AP News, kuda yang diubah menjadi hewan domestik oleh kaum ini diyakini berbeda dengan kuda modern dan lebih intoleran kepada manusia.

Namun, kuda Yamnaya disebut bisa menjadi leluhur genetis langsung dari kuda modern yang baru muncul beberapa abad setelah masa kaum ini.

Baca juga: Kisah di Balik Patung Soekarno Menunggang Kuda yang Diresmikan Prabowo di Kemhan

Orang-orang Yamnaya sendiri terkenal dengan ekspansinya ke seantero Eurasia hanya dalam beberapa generasi.

Yamnaya mampu berekspansi ke barat hingga Hungaria, dan ke timur hingga Mongolia.

Arkeolog dan salah satu penulis, David Anthony mengatakan, kemampuan kaum ini menunggang kuda kemungkinan membantu ekspansi di wilayah Eurasia.

Menurut dia, kuda memperluas konsep jarak tempuh. Dari tempat yang semula dianggap di luar jangkauan, kini mulai bisa terjangkau dengan menunggangi kuda.

Kendati begitu, bukti yang ditemukan belum memastikan apakah orang Yamnaya juga menggunakan kuda di medan perang.

Terlebih, kuda Yamnaya dinilai terlalu kurus dan mudah mengalami stres saat situasi peperangan.

Alih-alih untuk berperang, penggunaan kuda kemungkinan besar bertujuan agar Yamnaya bisa berkomunikasi dengan lebih efektif, membangun aliansi, serta mengelola ternak yang menjadi pusat ekonomi mereka.

Baca juga: Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi