Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM AS Tolak Perusahaan Elon Musk Uji Coba Tanam Chip ke Otak

Baca di App
Lihat Foto
Neuralink via The Verge
Perbedaan chip BMI Neuralink tahun lalu yang dipasang di dekat telinga (kiri) dan perangkat terbaru yang disejajarkan dengan tengkorak (kanan).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menolak uji coba tanam chip ke otak manusia yang dilakukan oleh perusahaan milik pengusaha Elon Musk, Neuralink.

Penolakan ini terungkap dalam laporan Reuters yang diungkap oleh 7 karyawan dan mantan karyawan Musk.

Dikutip dari CGTN, Neuralink didirikan sejak tahun 2016. Perusahaan ini sejak 2019 telah menyampaikan akan memulai uji coba tanam chip pada otak manusia.

Uji coba tanam chip ke otak diklaim untuk membantu kondisi orang-orang yang mengalami kelumpuhan dan kebutaan. Namun hingga 2022, FDA menolak aplikasi tanam chip ke otak manusia yang diajukan perusahaan Elon Musk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Elon Musk Akan Uji Coba Cip Otak pada Manusia Enam Bulan Lagi

Alasan penolakan FDA

Dikutip dari BioSpace, karyawan Neuralink yang minta namanya tak disebut mengatakan, FDA menemukan adanya banyak masalah dengan aplikasi Neuralink.

Masalah tersebut sebelumnya telah diminta untuk diselesaikan sebelum Neuralink memulai uji coba teknologinya ke manusia, di antaranya risiko perangkat saat dipindah ke bagian lain dari otak.

Selain itu juga penyelesaian keamanan baterai lithium yang digunakan pada teknologi Neuralink. FDA juga ingin mengetahui apakah implan Neuralink nantinya bisa diangkat tanpa merusak otak.

Meski ditolak, penolakan FDA semacam ini tidak berarti sebuah perusahaan pada akhirnya akan gagal mendapatkan persetujuan pengujian manusia dari badan tersebut.

Tetapi penolakan badan tersebut menandakan kekhawatiran substansial, menurut lebih banyak ahli, dalam proses persetujuan perangkat FDA.

Keraguan karyawan

Dokumen perusahaan yang diajukan Neuralink ke FDA mengungkap bahwa perusahaan menargetkan akan mengizinkan uji coba tanam chip di otak manusia pada 7 Maret 2023.

Namun tiga dari karyawan Musk dalam wawancara mengaku skeptis bahwa masalah uji coba tanam chip ini bisa diselesaikan dalam waktu cepat.

Perusahaan sejauh ini belum mengungkap kepada investor bahwa FDA melakukan penolakan. Namun aturan AS menetapkan perusahaan swasta tak harus melakukan penyampaian tersebut ke investor.

Belum ada komenter lebih lanjut dari Neuralink dan FDA mengenai hal ini. Perusahaan Musk bukan kali ini saja bermasalah dengan lembaga pemerintah.

Sebelumnya Departemen Pertanian melakukan penyelidikan terhadap Neuralink atas dugaan pelanggaran kesejahteraan hewan.

 

Produk Neuralink

Produk dari Neuralink merupakan perangkat BCI (brain-computer interface). Produk ini ketika ditanamkan di otak, maka akan memungkinkan penerima menggunakan otaknya untuk mengendalikan komputer.

Rencana yang dimiliki perusahaan adalah memakai robot bedah untuk membuat lubang seukuran koin di tengkorak kepala kemudian mengirimkan implan dan menjahit kabel kecilnya di otak.

Jika terbukti aman, maka teknologi ini akan efektif untuk membantu memulihkan fungsi dan kemandirian orang yang mengalami cedera tulang belakang.

Elon Musk bukan satu-satunya perusahaan yang menggunakan teknologi implan BCI.

Perusahaan lain yang mengerjakan proyek semacam ini adalah Synchron dengan produknya stentrode.

Produk tersebut membantu orang lumpuh parah untuk mengontrol perangkat digital otak mereka.

Sejauh ini Synchron diklaim lebih maju dibanding Neuralink karena telah dievaluasi keamanan dan kemanjurannya.

Baca juga: Diincar Indonesia, Perusahaan Mobil Listrik Tesla Buka Kantor di Malaysia, Apa Kata Luhut?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi