Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Rumah di Jepang Telantar karena Populasi Penduduk Merosot

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/@PixHound
Ilustrasi Kota Nagano, Jepang
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Populasi penduduk Jepang yang merosot tajam menyebabkan banyak rumah tanpa penghuni dan terbengkalai. 

Laporan Nikkei Asia menyebutkan, total penduduk Jepang pada 1 Januari 2023 tercatat hanya 124,77 juta jiwa. Angka ini turun 0.43 persen dari tahun sebelumnya atau sekitar 125,308 juta jiwa

Dari jumlah tersebut, 36,21 juta orang merupakan penduduk lanjut usia berumur 65 tahun ke atas. Sementara 14,45 penduduk adalah anak-anak usia 0-4 tahun.

Kekurangan penduduk menyebabkan Jepang terpaksa menghadapi masalah di bidang properti. Jutaan rumah di negara itu dibiarkan kosong dan terbengkalai karena tidak dihuni warganya.

Baca juga: Alami Resesi Seks, Jepang dan Korsel Akan Beri Subsidi Rumah Baru Pasutri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


8,49 juta rumah kosong

Media lokal The Asahi Shimbun menyebutkan, survei Perumahan dan Tanah Kementerian Dalam Negeri Jepang pada 2018 menunjukkan 8,49 juta rumah di seluruh negara itu dalam kondisi kosong. Angka ini sama dengan 13,6 persen dari total rumah yang dijual di sana.

Jumlah tersebut juga diyakini akan mulai meningkat tajam terutama setelah tahun 2025. Hal ini karena rumah-rumah di Jepang mayoritas dimiliki warga usia 75 tahun atau lebih.

Nomura Research Institute bahkan memperkirakan angka tersebut akan melonjak menjadi 31,5 persen pada 2038 kecuali ada kebijakan yang mengubahnya.

Di antara jumlah rumah kosong se-Jepang itu, sekitar 3,49 juta rumah telah dibiarkan kosong sejak lama. Sebanyak 2,4 juta merupakan rumah kayu, sedangkan 1,01 juta lainnya dalam keadaan rusak parah.

Baca juga: Banyak Diminati, Berapa Gaji Kerja di Jepang?

 

Alasan rumah kosong

Sebuah perusahaan swasta yang memberikan jasa konsultasi mengenai rumah kosong di Prefektur Saitama menjelaskan beberapa alasan sebuah rumah dibiarkan kosong tanpa penghuni di Jepang.

Banyak orang Jepang membiarkan rumah masa kecil mereka tetap berdiri meskipun tidak memiliki penghuni setelah orangtua mereka meninggal atau pindah. Ini karena mereka tidak ingin melupakan kenangan masa kecil tersebut.

Selain itu, bisa saja ada orangtua yang meminta anaknya mempertahankan rumah keluarganya. Ada juga banyak kasus terkait keluarga yang tidak ingin berurusan lagi dengan rumah warisan sehingga dibiarkan kosong.

Pemilik rumah juga bisa saja tidak menemukan pembeli, kekurangan dana atau waktu untuk mengelola rumah dengan benar, atau merasa sulit dan mahal membersihkan semua yang tersisa di rumahnya.

Baca juga: Harga Semangka dan Melon di Jepang Capai Ratusan Juta, Apa Alasannya?

Solusi dari pemerintah

Untuk mengurangi kasus rumah terbengkalai, warga Jepang bisa meminta hak warisan mereka atas rumah agar dicabut. Rumah tersebut lalu akan menjadi milik Pemerintah Jepang.

Pemerintah daerah dapat menjual hak waris itu ke orang lain melalui mekanisme di bawah hukum perdata.

Dari sisi pemerintah, program kredit pajak akan diperbaiki untuk mendorong pemilik properti mau memperbaiki rumah yang reyot, menggantinya dengan yang baru, atau merobohkan rumah itu.

Untuk rumah kosong yang dibangun ulang, pemerintah memberikan keringanan pajak KPR bagi pembelinya.

Pada 2015, pemerintah Jepang juga meresmikan undang-undang tindakan khusus rumah kosong untuk mengurangi jumlah rumah kosong yang terus bertambah.

Lewat undang-undang ini, otoritas lokal dapat merobohkan rumah yang nyaris hancur, apalagi kalau pemilik rumah tersebut gagal ditemukan.

Berdasarkan undang-undang, rumah yang dianggap sebagai “rumah kosong" berpotensi runtuh dan berbahaya dalam hal kebersihan. Pemilik rumah-rumah ini tidak akan ditarik pajak kalau gagal mengelolanya.

Sayangnya, keringanan pajak sesungguhnya tidak terlalu berpengaruh karena rumah itu akan tetap bertambah tua.

Selain itu, cara-cara di atas sulit untuk diterapkan bagi rumah kecil di daerah pedesaan karena nilai keuntungannya sangat rendah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi