KOMPAS.com - Gigi kuning dapat mengganggu penampilan dan membuat rasa percaya diri menurun.
Kondisi ini dialami pula oleh warganet Twitter ini, Rabu (8/3/2023). Disertai unggahan gambar gigi, pengunggah mengatakan bahwa dirinya rajin menggosok gigi.
Dia juga tidak mengonsumsi kopi maupun merokok yang kerap disebut sebagai penyebab gigi kuning.
"Aku dah rajin gsok gigi, ga minum kopi, apalagi ngerokok, tapi kok gigi aku kuning bnget yak?" tanyanya kepada pengguna Twitter lain.
Pengunggah pun meminta tips dan saran untuk mengurangi gigi kuning selain dengan veneer gigi.
Menanggapi twit ini, beberapa warganet menuliskan bahwa gigi kuning adalah hal lumrah. Sebab, warna asli gigi manusia tidaklah benar-benar putih.
"Sejak kapan pula nder gigi manusia itu putih kinclong kaya cat, warna asli gigi manusia kan emang ga seputih itu," komentar salah satu warganet.
"Ngga nder, itu wajar kok. Shade gigi org beda-beda. Klo mau putih bgt pake warna BL, HT atau OM, tp abis itu malah jd kek jomplang bgt," tulis pengguna lain.
"Bukannya emang aslinya manusia itu giginya emang bukan putih tok gitu yah? Menurutku udah normal kok gigimu nder warnanya," kata warganet lain.
Hingga Rabu siang, unggahan soal gigi kuning ini telah dilihat lebih dari 163.000 kali dan disukai oleh lebih dari 1.100 pengguna.
Lantas, mengapa gigi tetap kuning meski sudah rajin gosok gigi dan menjauhi kebiasaan pemicunya?
Baca juga: Bisakah Karang Gigi Rontok dengan Pasta Gigi? Ini Penjelasan Dokter
Penjelasan dokter
Dokter gigi spesialis orthodontis di Difa OHC, Adianti mengatakan ada beberapa penyebab gigi manusia menguning.
Penyebab gigi kuning tersebut, antara lain:
- Makanan
- Rokok
- Penyakit tertentu
- obat tertentu
- Proses penuaan
- Genetik
"Selain itu juga, warna gigi dipengaruhi oleh ras. Jadi ada banyak faktor yang memengaruhi warna gigi ya," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Oleh karena itu, apabila tidak mengonsumsi kopi dan merokok, tetapi warna gigi kuning, bisa jadi disebabkan faktor-faktor lain.
Adianti melanjutkan, warna dasar gigi asli umumnya tidak putih seperti kertas. Belum lagi, warna gigi juga dipengaruhi faktor genetik atau keturunan dan ras.
"Jadi antara Asia dan Kaukasia tentu putihnya berbeda. Kaukasia mungkin akan lebih putih, sementara asia putih kekuningan," ungkapnya.
Menurut dia, dengan mengurangi beberapa penyebab gigi kuning, seperti kebiasaan minum kopi atau merokok, tetap tidak akan mengembalikan warna "putih" gigi.
Namun, menghilangkan kebiasaan tersebut akan membuat gigi tidak bertambah kuning.
"Bukan untuk menghilangkan, tapi lebih untuk mencegah supaya tidak bertambah parah," tuturnya.
Baca juga: Apakah Scaling Gigi Bisa Pakai BPJS Kesehatan?
Di sisi lain, rajin gosok gigi juga tidak bisa langsung mencegah dan menghilangkan gigi kuning.
Pasalnya, lanjut Adianti, hal ini kembali kepada faktor penyebab gigi kuning yang bukan hanya satu.
Kendati begitu, masih ada banyak cara untuk memutihkan gigi, seperti melalui bleaching maupun veneer di dokter gigi.
Dengan cara tersebut, kata Adianti, gigi akan menjadi lebih putih, tetapi bukan putih mencolok seperti kertas.
Adapun bleaching, merupakan pengolesan bahan tertentu yang akan meresap ke dalam email gigi, sehingga menghilangkan noda-noda menahun.
Sementara veneer, sebuah prosedur pelapisan gigi menggunakan bahan tambalan atau bahan lain dengan cara mengikis email gigi.
Adianti menjelaskan, prosedur veneer tidak bisa membuat gigi kembali seperti semula, sebelum dilakukan prosedur.
Untuk itu, sekali melakukan veneer, maka pasien harus kembali dan terus-menerus veneer.
"Betul (dilakukan di dokter gigi). Bahan yang diberikan, prosedur pemberiannya, dan juga waktunya sudah dipastikan keamanannya," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.