Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Stroke Telinga, Benarkah Itu Ada? Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar ramai soal stroke telinga.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Warganet di media sosial Twitter tengah diramaikan dengan twit viral yang menyebutkan tentang stroke telinga. 

Twit tersebut dibuat oleh akun Twitter @kikisaputrii pada Senin (6/3/2023).

Twit itu dibuat untuk membalas unggahan akun twitter @jokowi yang menyebutkan bahwa hampir 2 juta orang Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri setiap tahun. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura, sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman, dll.

"Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba2 pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya. Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh. Kocak kan?" tulis Kiki Saputri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Neovagina Transgender Berbau Feses, Apa Itu? Ini Penjelasan Dokter

Hingga Kamis (9/3/2023) pagi, twit tersebut sudah mendapatkan like lebih dari 36 ribu.

Komentar warganet

Beberapa warganet yang berkomentar dalam twit tersebut memperdebatkan permasalahan terkait dengan ada dan tidak adanya stroke telinga.

"Gak kocak juga, Ki. Emang ada kok stroke telinga. Cuma 2nd opinion kan hak pasien ya. Silakan aja kalo mau ke dokter lain. Yang berobat ke Singapore hasilnya kurang baik dan akhirnya berobat ke Indonesia juga ada kok," ungkap akun ini.

"Baru kali ini denger stroke kuping," tulis akun ini.

"Lhahhh, baru tau ada stroke kuping? Beneran ditulis gtu di riwayat medis nya?" tanya akun ini.

Baca juga: Kenali FAST dan SeGeRa Ke RS, Gejala Awal Stroke

Lantas, benarkah stroke telinga itu ada?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Prof Delfitri Munir menyampaikan, istilah stroke pada telinga memang ada.

Stroke telinga merupakan gangguan yang terjadi pada aliran darah yang mensuplai saraf-saraf pendengaran.

Akibatnya, saraf pendengaran akan terganggu dan menyebabkan kematian sel.

Hal ini juga sama halnya dengan istilah stroke di tempat lain, seperti stroke yang terjadi di otak, ginjal, dan di mana saja.

"Memang nama stroke telinga ini terdengar tidak lazim, namun memang kenyataannya stroke telinga itu ada," ujar Delfitri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/3/2023).

Arti stroke itu sendiri adalah gangguan perfusi darah yang bisa disebabkan karena pembuluh darahnya yang tertutup atau bisa juga dikarenakan pembuluh darahnya pecah, seperti stroke yang terjadi pada otak.

"Jadi stroke itu ada dua, ada yang pembuluh darahnya pecah dan ada juga yang pembuluh darahnya tersumbat," jelasnya.

Delfitri menyampaikan, telinga memiliki pembuluh darah dengan diameter yang paling kecil di tubuh.

Diameter pembuluh darah di telinga itu kira-kira hanya setengah diameter rambut.

Baca juga: 4 Gejala Stroke pada Pria, Deteksi dengan Metode FAST

Stroke adalah sumbatan di pembuluh darah

Delfitri menjelaskan, saat mengalami gangguan, seperti gangguan dari pembuluh darahnya yang mengecil, contoh akibat dari hipertensi yang berlama-lama, maka pembuluh darahnya akan menjadi kaku dan bisa menebal atau menyempit.

Hal itu menyebabkan diameter udaranya makin lama makin mengecil. Akibat dari diameter yang mengecil tersebut nantinya bisa menyebabkan telingannya menjadi tersumbat.

Telinga memiiki pembuluh darah yang sangat kecil-kecil, khususnya pembuluh darah yang menyalurkan darah ke koklea, di mana saraf pendengaran berada.

"Itulah yang dinamakan stroke telinga yang terjadi apabila terdapat sumbatan di pembuluh darah di koklea. Di mana saraf pendengaran (koklea) yang biasa disuplai oksigen dari pembuluh darah akan terhenti sehingga terjadilah kematian saraf dari pendengaran kita," jelas Delfitri.

Baca juga: 13 Tanda Gejala Stroke yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Hal tersebut menyebabkan saraf-saraf pendengaran tidak dapat bekerja lagi yang dapat berakibat pada terjadinya gangguan pendengaran.

Ia mengatakan, biasanya jika tidak segera ditangani, maka bisa menyebabkan gangguan secara permanen karena sarafnya akan mati.

"Secara umum, stroke atau sumbatan ini jika lewat dari 5 jam, maka sarafnya akan mati dan walaupun diperbaiki maka tidak bisa seperti semula atau tidak bisa normal," ungkapnya.

Kematian sel ini bisa menyebabkan tuli saraf permanen yang sulit untuk diperbaiki kembali.

Baca juga: Apa Itu Stroke: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan

Gejala dan penyebab stroke telinga

Delfitri menyampaikan, saat terjadi stroke telinga, gejala yang paling jelas adalah ditandai dengan hilangnya pendengarannya secara tiba-tiba.

Untuk penyebabnya sendiri adalah karena sumbatan pembuluh darah, seperti kondisi hipertensi yang sudah lama di alami dan sakit gula yang kemudian menyebabkan saraf dalam telinganya mati karena tidak mendapatkan suplai darah.

Selain itu, penggunaan headset juga dapat berpengaruh secara langsung terhadap saraf pendengaran.

Baca juga: Gejala Awal Stroke, Ketahui Sebelum Terlambat!

Pemakaian headset dengan volume yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan sel rambut dalam koklea atau saraf pendengaran bisa rusak.

Untuk itu, Delfitri menyarankan agar seseorang yang mengalami gejala pendengaran yang terjadi secara tiba-tiba, harus segera diperiksakan ke THT.

Dokter nantinya akan memberikan penanganan dengan cara melebarkan pembuluh darah dan akan diiberikan obat yang bisa untuk mengencerkan darah.

Hal itu bertujuan agar darahnya bisa kembali berfungsi dengan baik ke jaringan-jaringan telinga.

Baca juga: Viral, Video Cara Cek Risiko Stroke dengan Jari, Ini Kata Dokter

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi