Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Cara Turunkan Berat Badan dari 60 Kg Menjadi 45 Kg | Apa Itu Stroke Telinga?

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Cara menurunkan berat badan dari 60 Kg menjadi 45 Kg

KOMPAS.com - Sejumlah berita menghiasi laman Tren sepanjang Kamis (9/3/2023) hingga Jumat (10/3/2023).

Berita mengenai cara menurunkan berat badan dari 60 Kg menjadi 45 Kg, banyak mendapatkan perhatian pembaca.

Selanjutnya ada juga berita perihal video penumpang kejar dan berusaha masuk kereta yang sudah berjalan.

Lalu ramai soal even motor trail yang merusak kebun edelweis di Ranca Upas.

Berita Populer Tren

Selengkapnya, berikut berita terpopuler di laman Tren sepanjang Kamis (9/3/2023) hingga Jumat (10/3/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Cara menurunkan berat badan dari 60 Kg jadi 45 Kg

Menurunkan berat badan bisa dilakukan dengan sejumlah cara.

Namun, cara menurunkan berat badan terasa sulit ketika timbunan lemak yang dihilangkan mencapai 15 kilogram (kg).

Misalnya, menurunkan berat badan dari 60 kg menjadi 45 kg. Namun, hal itu tak lantas menjadi perkara yang tidak mungkin dilakukan.

Preetam Adwani, pria asal India yang berprofesi sebagai Manajer Produk di Bank Investasi Multinasional Prancis telah membuktikannya.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

9 Cara Menurunkan Berat Badan 60 Kg Menjadi 45 Kg

2. Video penumpang kejar kereta yang sudah berangkat

Video memperlihatkan seorang penumpang mengejar kereta yang sudah diberangkatkan dari Stasiun Tebing Tinggi, Sumatera Utara viral di media sosial.

Video itu awalnya diunggah akun TikTok @cilukban yang kemudian dibagikan ulang oleh akun Instagram @drama.kereta pada Rabu (8/3/2023).

"Lagi videoin tibatiba ada kakak2 yang hampir ditinggal kereta, bingung ga tuh," demikian keterangan yang tertulis dalam video.

Hingga Kamis (9/3/2023) siang, video tersebut telah disukai lebih dari 2.800 kali dan dikomentari ratusan kali oleh pengguna Instagram.

Selengkapnya bisa disimak di sini:

Viral, Video Penumpang Kejar dan Berusaha Masuk Kereta yang Sudah Berangkat dari Stasiun Tebing Tinggi, Ini Kata KAI

 

3. Kisah Mang Uprit penanam edelweis Ranca Upas

Supriatna atau akrab disapa Mang Uprit mengaku mulai membudidayakan bunga rawa atau edelweis rawa sejak 2021.

Mang Uprit sendiri sejak dulu berprofesi sebagai penjual tanaman hias di Ranca Upas. Lokasi galeri bunganya ada di dekat kandang rusa Kampung Cai Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

"Saya kepikiran bagaimana cara menjual bunga itu dengan catatan tahu cara membudidayakannya," ujar Mang Uprit kepada Kompas.com, Rabu (8/3/2023).

Mang Uprit menjelaskan, edelweis rawa merupakan bunga endemik di Ranca Upas yang mungkin sudah tumbuh di situ sejak puluhan atau ratusan tahun yang lalu.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Kisah Mang Uprit, Penanam Edelweis Rawa di Ranca Upas yang Berjuang Sendiri dari Nol Melawan Manusia

4. Komentar Perhutani soal even trail rusak lahan edelweis

Econique Perhutani Alam Wisata, sebagai pengelola wisata Ranca Upas buka suara terkait viralnya video lahan lahan Savana Edelwis Rawa yang hancur tersebut.

Sekper PT Perhutani Alam Wisata Ronald mengaku prihatin dan meminta maaf atas kejadian tersebut.

"Sebagai pengelola lokasi, kami akan melakukan perbaikan SOP dalam perizinan pelaksanaan event yang dilakukan di dalam kawasan hutan untuk memastikan tidak terjadi dampak terhadap lingkungan," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Ronald mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Perhutani Buka Suara Terkait Lahan Edelweis Rawa yang Rusak akibat Event Motor Trail

5. Ramai soal stroke telinga

Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Prof Delfitri Munir menyampaikan, istilah stroke pada telinga memang ada.

Stroke telinga merupakan gangguan yang terjadi pada aliran darah yang mensuplai saraf-saraf pendengaran.

Akibatnya, saraf pendengaran akan terganggu dan menyebabkan kematian sel.

Hal ini juga sama halnya dengan istilah stroke di tempat lain, seperti stroke yang terjadi di otak, ginjal, dan di mana saja.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Ramai soal Stroke Telinga, Benarkah Itu Ada? Ini Penjelasan Dokter

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Rizal Setyo Nugroho
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi