Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Sering Masturbasi Bisa Memengaruhi Kualitas Sperma, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Bahaya terlalu sering mastrubasi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan twit perihal efek akibat terlalu sering melakukan masturbasi disebutkan berdampak pada kesehatan sperma ramai di media sosial Twitter.

Twit tersebut ditulis oleh akun ini pada Rabu (8/3/2023).

Dalam twit tersebut, pengunggah membalas sebuah unggahan yang mengatakan tentang bahaya dan kecanduan pornografi.

"Bener banget cowo kalau kecanduan por* / onan* keliatannya nanti pas nikah, gampang banget loyo, blm on kalo blm nonton boke*, air man* encer bisa mandul juga bahaya banget. Lebih parah: mukanya kusem, kecanduan akut, sikapnya gelisah, cepet bgt lupa (pikun)," tulis pengunggah.

Hingga Kamis (9/3/2023) siang, twit tersebut sudah dilihat lebih dari 120.000 kali  dan telah disukai oleh 700 akun Twitter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Pria Diduga Masturbasi di KRL, Ini Respons KAI Commuter

Lalu, benarkah sering masturbasi bisa memengaruhi kualitas sperma?

Baca juga: Viral, Video Pasangan Diduga Mesum di Kereta, Berikut Penjelasan KCI

Berpengaruh pada konsentrasi sperma yang dihasilkan

Dokter Spesialis Bedah Urologi di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ponco Birowo mengatakan, semakin sering melakukan masturbasi dapat mengganggu kualitas dan jumlah sperma yang dihasilkan saat berhubungan seksual dengan pasangan.

Apabila sedang menjalankan program untuk memiliki anak, masturbasi sebaiknya tidak sering dilakukan.

"Hal ini dikarenakan sebagai upaya untuk mendapatkan jumlah sperma yang cukup untuk pembuahan," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Baca juga: Sperma dan Air Mani, Apa Beda Keduanya?

Dalam pembuahan normal imbuhnya, diperlukan minimal 16 juta spermatozoa per cc. Konsentrasi ini biasanya akan tercapai ketika spermatozoa dikeluarkan setelah 3-5 hari Sementara, jika sering dikeluarkan, maka tidak akan tercapai 16 juta/cc.

Ponco mengatakan, pada intinya terlalu sering masturbasi (sering ejakulasi) bisa berakibat pada konsentrasi spermatozoa atau berkurangnya jumlah sperma yang dihasilkan. Sedangkan untuk gerakan (motilitas) atau bentuk (morfologi) tidak terpengaruh.

Ejakulasi terjadi ketika seorang laki-laki mencapai klimaks atau mengeluarkan sperma saat melakukan hubungan seksual atau masturbasi.

"Kalau konsentrasi spermanya berkurang, maka akan berdampak pada jumlah sperma yang dihasilkannya kurang baik. Sehingga bisa menyebabkan sulit untuk punya anak," katanya lagi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Ambergris dan 5 Fakta tentang Muntahan Paus Sperma

Bisa sebabkan disfungsi ereksi tipe psikogenik

Ponco menjelaskan bahwa dalam sehari, tubuh akan memproduksi spermatozoa dengan jumlah yang tetap. Spermatozoa yang diproduksi harian tersebut akan disimpan di sebuah kantung yang disebut vesika seminalis.

"Kalau sperma sering dikeluarkan saat masturbasi, maka kantung itu tidak akan pernah penuh. Jika tidak penuh, maka sulit untuk membuahi," kata Ponco.

Namun, ia mengatakan bahwa kondisi tersebut adalah reversibel yang artinya bisa berubah tergantung pada sering atau tidaknya ejakulasi dilakukan.

"Ketika spermatoza berkurang, maka dapat mengakibatkan efek yang lebih serius lagi, yaitu disfungsi ereksi tipe psikogenik," jelas Ponco.

Disfungsi ereksi tipe psikogenik adalah kondisi saat seorang laki-laki tidak mampu untuk mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks karena faktor psikologis, salah satunya bisa dikarenakan sering masturbasi.

Ponco menyampaikan, jika hal tersebut terus berlanjut, maka bisa terjadi kesenjangan antara yang dibayangkan saat masturbasi dengan saat melakukan hubungan seks dengan pasangan.

Baca juga: 6 Manfaat Daun Katuk, Tingkatkan Volume ASI hingga Sperma

Bisa menggangu kesuburan dan kualitas sperma

Senada, dokter Spesialis Endoskopi Ginekologi Reproduksi dan Infertilitas Indra Adi Susianto mengatakan, laki-laki yang sering masturbasi dapat memengaruhi kesuburannya.

"Bisa berpengaruh, hal ini dikarenakan untuk kesuburan dibutuhkan sperma yang fresh dan baik," ujarnya terpisah, Kamis (9/3/2023).

"Untuk menghasilkan sperma yang baik dalam proses penuhnya bisa memakan waktu sekitar 64 hari agar bisa meregenerasi sperma konstan untuk mengisi epididimis dengan sperma segar," katanya.

Di sisi lain, ejakulasi yang lebih sering dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma dalam sekali ejakulasi.

Baca juga: Kebaya Merah dan Sederet Kasus Konten Porno yang Pernah Gemparkan Publik

Indra menjelaskan bahwa tubuh akan menghasilkan sperma segar setiap hari, dan pasokan sperma dapat diisi kembali setidaknya setiap 64 hari.

"Jika terlalu sering masturbasi, sperma yang keluar jadi tidak baik alias masih belum cukup (karena butuh 64 hari proses). Sehingga hal itu akan berpengaruh terhadap kualitas sperma" jelasnya.

Untuk itu, Indra menghimbau untuk menghentikan kebiasaan masturbasi dengan mengalihkannya kepada aktivitas yang positif.

Selain itu, rajin berolahraga, mengonsumsi vitammn D, dan mengurangi kebiasaan merokok serta minum-minuman keras juga dapat membantu dalam proses untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Baca juga: Dampak Video Porno untuk Anak di Bawah Umur

Bahaya menonton film porno

Diberitakan Kompas.com (10/2/2023), psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, orang yang memiliki ketergantungan menonton film porno bisa membuat mereka lebih malas dalam melakukan berbagai kegiatannya.

Selain itu, orang tersebut juga akan terus ketagihan dan bergantung pada film tersebut. Kecanduan film porno dapat memengaruhi fungsi otak dalam bekerja.

Otak akan merekam apa yang dibaca, dilihat, dan didengar, sehingga hal ini bisa berdampak pada ingatan seseorang.

"Sistem kerja otak itu, ketika kita sudah terbiasa melakukan sesuatu dan dianggap sebagai hal yang menyenangkan bagi kita, maka otak akan merekam kuat ingatan itu dan menjadikannya memori yang menyenangkan untuk dilakukan kembali," kata Ratna.

Selain itu, film porno juga bisa menyebabkan seseorang menjadi stres dan tertekan.

Pada remaja, hal itu akan mengganggu fokusnya dalam belajar. Jika perilaku ini terus dilakukan, maka bisa menyebabkan stres dan bisa berujung pada depresi.

Baca juga: Apa Dampak dari Sering Nonton Film Porno pada Kesehatan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi