Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Video Cara Mengatasi Tantrum pada Anak, Ini Tips dari Psikolog

Baca di App
Lihat Foto
Cara mengatasi tantrum pada anak.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan oleh video cara mengatasi tantrum pada anak.

Video pendek berdurasi 2 menit 4 detik itu menuai pujian dari warganet. Pasalnya, sang ibu mampu mengatasi tantrum pada anak sehingga si kecil kembali tenang.

"Aku nerapin gini sih, dibiarin dulu dia nangis dan ga mau alihin perhatian biar dia diem, yg paling sulit itu ngadepin anak tantrum tp kalo lg ada mbah"nya masyallah ibunya yg disalah"in bahkan dimaki".. nerapin parenting butuh suport dr yg lain jg," tulis akun ini

"Barusan lewat di tt, parentingnya bagus bgt sampe si anak bisa ngeluapin emosinya dan diajak diskusi sama emaknya, salut," ucap warganet lain. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak mulai ramai di Twitter pada Kamis (9/3/2023), video tersebut hingga Jumat (10/3/2023) telah diputar sebanyak 385.800 kali dan disukai hingga 32.900 warganet.

Lantas, bagaimana cara mengatasi tantrum pada anak?

Baca juga: Mengenal Apa Itu Tantrum, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penjelasan psikolog

Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo membagikan tips menghadapi anak tantrum.

Menurutnya, tantrum biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia 2-4 tahun.

Umumnya, tantrum pada anak dalam bentuk tangisan sambil berteriak-teriak.

"Tantrum itu salah satu cara bagi anak untuk memberi tahu kepada kita bahwa dia butuh sesuatu," kata Christin kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Oleh sebab itu, orang tua harus menanggapi anak yang tantrum untuk mengetahui kebutuhan si kecil.

"Jadi (tantrum) itu karena kebutuhan. Kalau kita sudah memenuhi kebutuhan saya pikir anak tidak tantrum," imbuh Chistin.

Baca juga: Cara Mengatasi Anak yang Tantrum Saat Perjalanan Mudik Lebaran

Penyebab tantrum pada anak

Menurut Chistin, tantrum pada anak disebabkan karena kebutuhan di kecil belum tercukupi, baik secara fisik maupun psikis.

Sementara diilansir dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa penyebab tantrum pada anak, di antaranya:

  1. Frustasi.
  2. Membutuhkan perhatian.
  3. Menginginkan sesuatu.
  4. Menghindari sesuatu.
  5. Kelaparan.
  6. Kelelahan.

Penyebab umum tantrum pada anak biasanya lantaran konflik yang mereka rasakan.

Baca juga: Apa Itu Tantrum, Kapan dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Cara mengatasi tantrum pada anak

Christin mengatakan, cara mengatasi tantrum pada anak tidak selamanya dengan membiarkan si kecil menyelesaikan fase tantrumnya.

"Enggak setiap tantrum itu harus dicuekin," kata dia.

Lantas, bagaimana cara mengatasi tantrum pada anak? Berikut tips yang diberikan oleh Christin:

1. Ketahui kebutuhan si kecil

Tantrum merupakan cara si kecil memberitahu bahwa dirinya membutuhkan sesuatu.

"Maka orang tua harus menanggapi," kata Chistin.

Chistin menceritakan anaknya pernah tantrum ketika berusia 2 tahun.

Tantrum itu terjadi ketika dia hendak pergi bekerja.

"Nah itu kan berarti dia butuh rasa aman. Tapi ketika saya enggak pergi, tantrumnya hilang," jelasnya.

Baca juga: 7 Cara Menghadapi Tantrum pada Anak

2. Cek perubahan di lingkungan sekitar

Jika kebutuhan si kecil sudah dipenuhi namun anak masih tantrum, Chistin menyarankan agar orang tua mengecek tantrum tersebut.

"Bisa dicek apakah ini anak tantrum manipulatif," katanya.

Tantrum manipulatif biasanya menandakan bahwa anak protes dengan orang tua.

"Kemungkinan ada perubahan yang cukup drastis yang mungkin orangtua enggak sadarin," ungkap Chrisin lagi.

Biasanya, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal. Misalnya perubahan lingkungan.

"Jadi anak itu paling nyaman kondisi psikologinya paling baik kalau kondisi keluarganya itu monoton alias rutinitas, tidak banyak perubahan," tuturnya.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Asam Lambung pada Anak

Begitu banyak dinamika di dalam keluarga, anak kemungkinan menjadi tidak nyaman dan tantrum.

Perubahan drastis itu misalnya, ibu melahirkan, berpindah rumah, atau keluarga menjadi sibuk.

"Sebisa mungkin orang tua jangan membuat terlalu banyak perubahan dalam keluarga. Karena terlalu banyak perubahan di satu sisi, harapannya tidak berubah di bagian yang lain," tandas Christin.

3. Berikan waktu anak untuk keluarkan emosi

Apabila perubahan tersebut tidak bisa dihindari, orang tua bisa memberikan waktu bagi anak untuk mengeluarkan emosinya saat tantrum.

"Berikan waktu dan ruang yang cukup untuk anak untuk mnegeluarkan emosi. Untuk menyampaikan emosinya kepada kita," terang Christin.

Baca juga: Viral, Video Anak Dua Tahun Hilang Misterius, Polisi: Ditemukan Sedang Menangis

4. Beri pemahaman dan solusi

Setelah memberikan waktu bagi anak untuk meluapkan emosinya, beri pengertian pada anak secara hati-hati.

"Pada saat ini memang yang dibutuhkan adalah mengerti, memahami, empati," ucap Christin.

Orang tua bisa menyampaikan kepada anak untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.

5. Konsultasikan dengan psikolog

Apabila beberapa cara di atas sudah dilakukan namun si kecil masih tantrum, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikolog.

"Kalau orang tua agak sulit untuk mencari penyebabnya atau solusinya, bisa ke psikolog," tutup Christin.

Baca juga: 6 Faktor Risiko Anak Mengalami Obesitas yang Harus Orangtua Ketahui, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi