Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pempek, Olahan Seafood Terenak di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ismed_photography_SS
ilustrasi pempek.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Makanan khas Palembang, pempek dinobatkan sebagai salah satu makanan seafood terenak di dunia versi Taste Atlas pada Februari 2023.

Pempek menjadi satu-satunya makanan dari Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 10 makanan seafood terenak di dunia tersebut.

Diketahui, Taste Atlas merilis 100 daftar yang dikerucutkan menjadi 50 dan 10 daftar best rated seafood dishes in the world.

Selain pempek, situs berita CNN sebelumnya juga telah menobatkan rendang khas Indonesia sebagai makanan nomor satu terenak di dunia.

Baca juga: INFOGRAFIK: Resep dan Cara Membuat Rendang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana sejarah pempek sehingga bisa dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia?


Apa itu pempek?

Dikutip dari Taste Atlas, pempek merupakan olahan kue ikan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan utama berupa daging ikan giling dan sagu.

Pempek merupakan masakan khas Palembang yang seiring waktu, pempek juga dikenal sebagai makanan ringan yang lezat. Selain itu, pempek memiliki beragam bentuk dan jenis, mulai dari bulat atau persegi panjang.

Biasanya pempek akan dikukus, digoreng, dipotong kecil-kecil, dan disajikan dengan kuah cuko.

Baca juga: Makanan Terenak di Dunia Versi Taste Atlas 2022

Selain itu, pempek juga dilengkapi dengan pendamping yang berupa irisan mentimun, mi, dan cuko yang merupakan saus asam manis tradisional.

Oleh masyarakat Palembang, pempek dikembangkan menjadi beragam jenis dengan menambahkan berbagai variasi isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, tahu dan bahan dasar lainnya.

Hal inilah yang menjadikan pempek Palembang banyak dikenal dengan berbagai nama dan varasi rasa.

Baca juga: Mengenal Nasi Minyak Asli Palembang, Bukan Berkuah Jelantah seperti yang Viral di Medsos

Sejarah pempek

Dilansir dari buku "Pempek Palembang" ada beberapa informasi terkait dengan sejarah kemunculan pempek di Kota Palembang, Sumatera Selatan. 

Informasi pertama menyatakan bahwa, pempek sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya yaitu sekitar abad VII.

Hal ini didukung dengan adanya temuan prastasi Talangtuo yang menyatakan bahwa tanamam sagu sudah dikenal oleh masyarakat Palembang pada abad VII.

Sementara itu, informasi lain terkait dengan sejarah pempek di Palembang menyebutkan bahwa pempek adalah karya budaya dari masyarakat Kayu Agung, salah satu suku yang gemar berdagang dengan mengunakan kapal pinisi.

Baca juga: Awkarin dan Fakta-fakta Menarik soal Kapal Pinisi...

Suku Kayuagung atau Komering Kayuagung adalah suku asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.

Dalam transaksinya, mereka menggunakan sistem barter antara satu barang dengan barang lainnya. Pada saat itulah para pedagang Kayu Agung mendapatkan banyak sagu dan ubi dari masyarakat di lokasi dagang yang mereka singgahi.

Dari banyaknya sagu dan ubi yang mereka dapatkan, akhirnya Suku Kayuagung memiliki ide dari para pedagang untuk mencampurkan sagu dengan ikan yang mereka tangkap ketika berlayar dari satu tempat ke tempat dagang lain.

Baca juga: Indomie Dinobatkan Sebagai Ramen Terenak Versi LA Times

Awal tujuan pembuatan pempek

Tujuan mereka membuat makanan tersebut adalah untuk bekal selama perjalanan berdagang. Pendapat tersebut juga didukung dengan adanya pempek dan kemplang yang dijadikan sebagai pempek terenak dan terlezat di Sumatera Selatan yang berasal dari Kayu Agung.

lnformasi lain menyebutkan bahwa kemunculan pempek di Palembang merupakan karya budaya masyarakat di Sumatera Selatan, khususnya di Palembang yang dapat dilihat dari mata pencaharian penduduk Palembang.

Munculnya kelompok masyarakat yang bekerja sebagai penangkap ikan terkait erat dengan topografi wilayah Kesultanan Palembang yang memiliki banyak sungai, rawa, dan laut/selat. Sehingga hal inilah yang menyebabkan Kesultanan Palembang sangat kaya akan hasil perikanannya.

ltu pula sebabnya mengapa pembuatan pempek telah ada semenjak zaman kesultanan Palembang. Hal ini karena sagu sudah dikenal semenjak zaman sriwijaya dan ada banyaknya bahan baku seperti ikan.

Pada masa ini umumnya masyarakat membuat pempek dengan ikan belida karena populasi ikan belida di Sungai Musi saat itu masih sangat tinggi. Selain itu, ikan belida juga menjadi ikan favorit untuk bahan baku pempek sampai saat ini.

Baca juga: Mengenal Rawon, Kuliner Jawa Timur yang Disebut Sup Terenak Se-Asia Versi TasteAtlas

Pempek awalnya dikenal sebagai kelesan

Pempek awalnya dikenal dengan nama kelesan.

Nama ini diambil dari cara pembuatan daging ikannya yang dikeles (ditekan- tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian).

Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa pempek mulai muncul pada 1920-an yang diawali dari seorang pedagang China tua yang menjual makanan tersebut di dekat masjid agung Palembang. Oleh masyarakat, penjual tersebut dipangil dengan nama apek, pek, pek.

Sementara itu, kesepakatan tidak tertulis di Palembang menyatakan bahwa nama pempek berasal dari nama penjual kelesan yang berasal dari etnis Tionghoa bernama Apek. Disebutkan Apek berjualan makanan ini dengan jalan bersepeda dari kampung ke kampung.

Para pembeli memanggil penjual tersebut dengan sebutan "pek-apek", dari sebutan tersebut berkembang menjadi pempek.

Baca juga: Dinobatkan Jadi Ramen Terenak Versi LA Times, Ini Sejarah Indomie

Namun, jika berjualan dengan sepeda dijadikan titik awal dari keberadaan pempek di Palembang, sulit untuk membenarkan keberadaan makanan ini telah ada semenjak era Sriwijaya. Sebab pemerintah kolonial Belanda baru membangun jalan-jalan di kota Palembang pada awal abad XX yang dimulai dari kawasan Tengkuruk.

Versi lain menjelaskan bahwa kata pempek merujuk pada makanan yang sama yaitu empek-empek.

Pengertian dari kata empek-empek adalah makanan yang pembuatannya diempek-empek (ditekan-tekan), kata ini juga bisa menjadi dasar selain nama kata Apek.

Baca juga: Makanan Tradisional Terenak di Bandung Versi Taste Atlas

Pempek memiliki cita rasa yang unik dan khas

Sementara itu, Ketua Program D3 Perhotelan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang, Tuwuh Adhistyo Wijoyo mengatakan, pempek memiliki komposisi yang pas antara ikan yang digunakan, tepung sagu dan bahan baku yang menjadikan tekstur yang kenyal.

"Kekenyalan dan cita rasa yang unik ini yang mungkin dianggap atau menjadikan pempek sebagai salah satu nominasi makanan yang terbuat dari ikan terenak di dunia," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Selain itu, Tuwuh juga menyampaikan bahwa pempek memiliki cara penyajian yang terbilang unik dengan cuko yang menjadi syarat utama dalam penyajiannya. Ini karena cuko tidak bisa ditemukan sajian olahan makanan lainnya.

"Asam, manis, gurih mungkin menjadi keunikan tersendiri ya bagi pempek," katanya.

Penggunaan ikan yang berkualitas untuk bahan pempek juga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Namun ada banyak pedagang juga menggunakan ikan dengan harga yang lebih murah untuk memangkas biaya produksi.

Baca juga: Makanan Terenak di Dunia Versi Taste Atlas 2022

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi