Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Bayi Bisa Obesitas karena Sering Konsumsi Kental Manis? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/JOY ANDRE T
Muhammad Kenzi Alfaro (1) bersama dengan Ibundanya yakni Pitriyah (40). Kenzi yang baru berusia 1 tahun, diketahui mengalami obesitas dan memiliki bobot tubuh hingga 27 kilogram.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Muhammad Kenzi Alfaro, balita di Bekasi, Jawa Barat yang mengalami obesitas dan memiliki bobot tubuh mencapai 27 kilogram masih menjadi perhatian publik.

Dikutip dari Kompas.com (21/2/2023), Kenzi oleh orang tuanya sudah biasa diberi kental manis.

Ibu Kenzi, Pitriyah (40) mengungkapkan, anaknya sudah mulai mengonsumsi kental manis sejak berusia 12 bulan atau genap 1 tahun.

Pitriyah tidak mengetahui penyebab Kenzi yang kini berusia 16 bulan bisa mengalami obesitas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, Kenzi awalnya selalu mendapat asupan susu formula sejak lahir. Namun, asupan susu formula terhenti karena keterbatasan ekonomi.

"(Susu) formula pas dari awal karena enggak ASI. Terus, sempat kental manis pas umur satu tahun. Itu karena enggak mampu beli susu formula," ungkapnya.

Kondisi Kenzo juga menjadi perbincangan di Twitter. Salah satunya diunggah oleh akun ini pada Jumat (10/3/2023).

"Yg lagi Vir4L?? bayi usia 16 bulan tapi BB nya udah 27kg, katanya ortunya memberikan susu kental manis. Tidak untuk ditiru yah gaes," tulis pengunggah.

Hingga Sabtu (11/3/2023), unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 1,7 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.500 komentar dari warganet. 

Berkaca pada kasus Kenzi, apakah bayi boleh diberikan kental manis? Benarkah itu bisa menyebabkan obesitas?

Baca juga: Separuh Penduduk Dunia Diprediksi Mengalami Obesitas pada 2035

Penjelasan dokter

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muzal Kadim mengungkapkan, kental manis bukanlah produk yang bisa dikonsumsi secara rutin oleh anak, apalagi untuk bayi.

"Benar, kental manis dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan berlebih pada anak karena kandungan gulanya yang sangat tinggi," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (11/3/2023).

Untuk itu, pemberian kental manis pada anak itu sebaiknya tidak dilakukan.

Selain karena memiliki kandungan gula yang tinggi, kental manis juga tidak memiki kandungan gizi yang cukup.

Baca juga: 6 Bahaya Obesitas bagi Kesehatan, Apa Saja?

Ia menyampaikan, bayi harus tetap diberi asupan air susu ibu (ASI) untuk menunjang tumbuh kembangnya.

ASI adalah makanan utama dan pertama untuk awal kehidupan bagi bayi yang baru dilahirkan, khususnya pada bayi yang berusia 0-6 bulan.

Fungsi ASI tidak dapat digantikan oleh makanan dan minuman lainnya.

"Kalau ASI yang ideal biasanya diberikan hingga bayi berusia 6 bulan. Tapi kalau tidak cukup boleh dimulai usia 4 bulan," kata Muzal.

"Namun, kalau tidak bisa ASI karena ada kondisi tertentu, bisa diberikan susu formula. Bukan kental manis," imbuhnya.

Baca juga: 5 Efek Kurang Tidur bagi Kesehatan Tubuh, Picu Diabetes hingga Obesitas

Tidak bisa menjadi asupan tumbuh kembang anak

Senada, ahli gizi Tan Shot Yen juga menyarankan agar kental manis tidak diberikan kepada bayi dan anak.

"Sebaiknya tidak diberikan sama sekali. Mana sehat sih produk makanan ultra proses yang tinggi gula begitu buat anak," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/3/2023).

Ia mengatakan, kental manis bukan asupan untuk tumbuh kembang anak.

Kental manis yang memiliki kandungan gula tinggi bukan hanya bisa menyebabkan obesitas, namun juga bisa menyebabkan sederet masalah pertumbuhan anak di kemudian hari.

"Bahkan saya mendukung adanya pajak tinggi produk bergula seperti itu agar membatasi segmen publik yang mengonsumsinya," ungkap Tan.

Tan menyebutkan, ada beberapa akibat yang bisa muncul dari konsumsi gula berlebih, di antaranya:

  • Ketagihan dan meningkatkan kebutuhan rasa manis berlebih.
  • Kegemukan dan kerapuhan tulang.
  • Kelebihan gula darah (risiko diabetes dan sroke).
  • Kolesterol jahat meningkat yang bisa memicu risiko penyakit jantung.
  • Kemungkinan kanker meningkat, akibat konsumsi gula yang dikaitkan dengan produk ultra proses dan kegemukan.

Baca juga: Obesitas pada Anak, Ini Cara Hitung BMI hingga Cara Mengatur Pola Hidup Sehat

Kental manis bukan produk susu

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginformasikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku pengawas izin edar untuk lebih memperhatikan produk Kental Manis.

Produk itu agar tidak dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi untuk menambah asupan gizi.

“Kental manis ini tidak diperuntukan untuk Balita. Namun perkembangan di masyarakat dianggap sebagai susu untuk pertumbuhan. Kadar gulanya sangat tinggi, sehingga tidak diperuntukkan untuk itu” kata Direktur Gizi Masyarakat, Doddy Izwardi dikutip dari laman Kemenkes.

Diketahui, produk kental manis memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dari pada kandungan proteinnya. Namun iklan di layar kaca menampilkan seolah-olah dijadikan minuman sehat bagi keluarga.

Doddy menegaskan, industri memang memiliki hak untuk melakukan pengembangan produk, namun komposisinya tetap harus diperhatikan.

Baca juga: 6 Faktor Risiko Anak Mengalami Obesitas yang Harus Orangtua Ketahui, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi