KOMPAS.com – Lupus merupakan penyakit autoimun yang dapat menyebabkan pembengkakan (radang) dan nyeri di seluruh bagian tubuh.
Selain itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan ruam pada kulit.
Autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh atau imun seseorang menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri.
Seharusnya, fungsi imun adalah menyerang bakteri atau virus yang menjangkiti tubuh.
Gejala penyakit lupus
Dikutip dari MayoClinic, berikut gejala yang dapat dialami oleh penderita lupus:
- Kelelahan.
- Demam.
- Nyeri sendi dan otot.
- Ruam pada kulit yang berbentuk seperti kupus-kupu terutama di sekitar wajah.
- Anemia.
- Lesi kulit yang muncul atau memburuk karena terpapar sinar matahari.
- Rambut rontok.
- Jari tangan dan kaki yang memutih atau membiru saat terkena dingin atau saat stres.
- Sesak napas.
- Nyeri dada.
- Masalah pada ginjal.
- Mata kering.
- Sakit kepala.
- Kebingungan, kehilangan memori, hingga depresi.
Baca juga: 11 Jenis Penyakit Kulit dan Penyebabnya, Apa Saja?
Penyebab penyakit lupus
Penyebab utama dari lupus karena faktor genetik atau keturunan.
Namun, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena lupus, antara lain:
- Sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan respons kulit memicu imun lebih tinggi.
- Infeksi. Memiliki infeksi penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri atau virus dapat memicu seseorang terkena lupus.
- Obat-obatan. Lupus juga dapat dipicu oleh beberapa jenis obat seperti obat anti kejang dan obat antibiotik.
- Hormon. Lupus yang terjadi pada wanita seringkali dikarenakan hormon estrogen.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Lupus dan Gejalanya
Komplikasi penyakit lupus
Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat memicu komplikasi penyakit lain, seperti:
- Ginjal
Lupus dapat memicu kerusakan ginjal yang cukup serius, salah satu penyakit ginjal yang biasanya terjadi adalah gagal ginjal.
- Otak dan sistem saraf pusat
Lupus yang terjadi pada otak, memungkinakan mengalami sakit kepala, pusing, perubahan perilaku, masalah penglihatan, dan bahkan stroke atau kejang.
Beberapa kasus mengungkapkan, penderita lupus akan mengalami masalah ingatan dan kesulitan untuk mengungkapkan isi pikiran mereka.
Baca juga: Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...
- Darah dan pembuluh darah
Lupus juga dapat menyebabkan masalah pada darah seperti berkurangnya jumlah sel darah merah (anemia) dan meingkatkan risiko pendarahan atau pembekuan darah.
Ini juga menyebabkan peradangan pada pembuluh darah sehingga aliran darah tidak lancar.
- Paru-paru
Penderita lupus dapat mengalami peradangan pada lapisan rongga dada yang dapat membuat pernapasan terasa sesak. Penyakit seperti pneumonia dan pendarahan pada paru-paru akan terjadi karena lupus.
Baca juga: Apa Itu Campak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
- Jantung
Risiko terkena penyakit kardiovaskular dan serangan jantung dapat meningkat karena lupus.
Selain itu, lupus dapat menyebabkan peradangan pada otot jaringan, arteri, atau selaput jantung.
- Tulang
Penderita lupus kemungkinan akan mengalami kematian jaringan tulang yang dikarenakan suplai darah ke tulang menurun.
Sehingga seringkali terjadi patah tulang kecil yang akhirnya menyebabkan keruntuhan tulang.
- Penyakit karena infeksi
Orang dengan lupus lebih rentan terhadap infeksi karena penyakit dan pengobatannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: 15 Makanan Ini Dipercaya Dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh, Apa Saja?
- Kanker
Menderita lupus dapat meningkatkan risiko kanker, namun hanya berisiko rendah.
- Kehamilan
Wanita dengan lupus dapat memiliki peningkatan risiko keguguran atau kelahiran prematur.
Hal itu terjadi karena lupus meningkatkan risiko teknanan darah tinggi selama kehamilan.
Baca juga: Apa Itu Kanker Kulit: Jenis, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Pencegahan penyakit lupus
Dikutip dari HealthLine, berikut beberapa pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terkena lupus:
- Membatasi waktu di bawah sinar matahari langsung atau gunakan tabir surya dengan SPF 70 atau lebih.
- Perhatikan obat-obatan yang dikonsumsi, khususnya anti kejang dan antibiotik. Kemudian konsultasikan kepada dokter.
- Manajemen atau mengurangi stres dengan bermeditasi atau melakukan aktifitas refreshing.
- Menjauhi orang sedang sedang pilek atau infeksi lainnya.
- Tidur yang cukup untuk menjaga kesehatan badan dan pikiran.
Baca juga: Kurang Tidur Sebabkan Tekanan Darah Meningkat, Begini Penjelasannya
Pengobatan penyakit lupus
Bila penderita hanya mengalami lupus ringan, maka tidak memerlukan pengobatan.
Namun, bagi mereka yang memiliki lupus beserta gejala yang lebih serius, mereka memerlukan obat yang kuat.
Dilansir dari WebMD, obat tersebut meliputi:
- Benlysta (belimumab).
- CellCept (mycophenolate mofetil).
- Cytoxan (siklofofamid).
- Imuran (azatioprin).
- Plaquenil (hidroksiklorokuin).
- Rheumatrex (metotreksat).
- Rituxan (rituximab).
- Saphnelo (anifrolumba-fnia).
- Steroid.
Baca juga: Hari Lupus Sedunia 10 Mei dan Mengenal Apa Itu Lupus
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.