KOMPAS.com – Seseorang yang mengidap cataplexy bisa tiba-tiba terjatuh setiap kali usai tertawa.
Cataplexy adalah gangguan otak yang menyebabkan hilangnya kontrol atau melemahnya otot secara tiba-tiba dan bersifat sementara.
Hal itu terjadi ketika seseorang mengalami kondisi emosional yang kuat seperti tertawa, takut, sedih, marah, terkejut, atau stres berat.
Cataplexy yang merupakan penyakit langka akan menyebabkan kelumpuhan sementara, sehingga badan tidak dapat digerakkan atau mematung.
Baca juga: Kisah Pamelia Idap Penyakit Langka Gigantomastia, Payudara Tak Berhenti Tumbuh
Penyebab cataplexy
Dilansir dari sleepfoundation, terdapat beberapa penyebab terjadinya cataplexy pada seseorang, meliputi:
1. Gangguan autoimunImun dapat secara tidak sengajak menyerang jaringan di dalam tubuh.
Autoimun tersebut menyerang orexin yang merupakan hormon untuk mengatur tidur dan bangun manusia.
Baca juga: Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...
2. Riwayat keluargaFaktor riwayat keluarga berupa genetik dapat menyebabkan keturunannya sama mengalami cataplexy.
3. Cedera otakBeberapa kasus pada individu yang mengalami cedera otak, itu akan kehilangan sel otak yang mengandung orexin.
Cedera otak seperti tumor atau benturan benda asing ke kepala.
4. SindromBeberapa sindrom dapat mengakibatkan seseorang mengalami cataplexy.
Hal ini terjadi lantaran beberapa sindrom memengaruhi sistem saraf dan metabolisme tubuh lainnya tidak optimal dalam bekerja.
Sindrom tersebut, seperti Niemann-Pick tipe C (NPC), Sindrom Prader-Willi, dan Sindrom Angelman.
Baca juga: Mengenal Sindrom Putri Tidur atau Sleeping Beauty Syndrome
Gejala Cataplexy
Gejala cataplexy biasanya terjadi sejak usia 7 hingga 25 tahun.
Dikutip dari MedicalNewsToday, cataplexy mempunyai gejala berikut:
- Wajah berkedut, berkedip-kedip, atau meringis.
- Gerakan lidah yang tidak biasa.
- Getaran rahang.
- Menjatuhkan kepala atau rahang.
- Lutut gemetar.
- Kelopak mata yang melemah.
- Kesulitan berbicara.
Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi
Pencegahan
Masih dari sumber yang sama, diketahui tidak ada obat untuk menyembuhkan cataplexy.
Tetapi, dapat dilakukan pencegahan untuk mengurangi risiko cataplexy kambuh dengan pola tidur yang baik, meliputi:
- Menjaga jadwal tidur yang konsisten, termasuk dengan bagun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, bahkan saat akhir pekan atau liburan.
- Usahakan tidur setidaknya 7 hingga 8 jam.
- Membuat kamar tidur yang tenang dan santai, serta suhu yang nyaman dan sejuk.
- Membatasi paparan cahaya di malam hari.
- Menjadwalkan satu atau lebih tidur siang yang singkat di siang hari.
Baca juga: Kebiasaan Makan yang Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur
Selain itu, beberapa pola hidup yang sehat dapat membantu menurunkan risiko terkena cataplexy, seperti:
- Berolahraga secara teratur.
- Menjaga pola makan yang sehat.
- Menghindari makan besar sebelum tidur.
- Menghindari kafein di sore atau malam hari.
- Menghindari alkohol.
- Kurangi stres.
Sodium oxybate diketahui secara efektif dapat mengurangi frekuensi dan intensitas terjadinya cataplexy.
Sodium oxybate dengan dosis antara 6 hingga 9 gram dapat diminum setiap malam sebelum tidur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.