KOMPAS.com - Unggahan video yang menampilkan tanah 'bergoyang' ketika diinjak viral di media sosial, Instagram.
Dalam video itu, tampak seorang pria yang sedang membawa sebilah kayu sedang menginjak sepetak tanah.
Tanah itu pun kemudian bergerak, seperti air yang sedang bergelombang.
"Fenomena aneh, kali ini bukan mobil namun tanah bergoyang di desa Bades Pasirian Lumajang," tulis akun ini dalam unggahannya.
Baca juga: Viral, Video Awan Panas Gunung Merapi Berbentuk Petruk, Peneliti: Fenomena Pareidolia
Baca juga: Gerindra Giveaway Tiket Konser Blackpink, Pengamat: Gimmick Politik
Lantas, apa yang terjadi?
Penjelasan pria dalam video
Kepada Kompas.com, pria dalam video yang bernama Wawan Sugiarto membenarkan adanya video tersebut.
Wawan yang berprofesi sebagai wartawan di salah satu televisi nasional ini menjelaskan, fenomena tanah 'bergoyang' tersebut berlokasi di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
"Dipastikan ikut wilayah Gondoruso, Kecamatan Pasirian, jadi saya klarifikasi bukan di Desa Bades," kata Wawan saat dikonfirmasi, Selasa (14/3/2023).
Baca juga: Viral, Foto Telapak Jari Terlihat Berlubang, Penyakit Apa Itu?
Mulanya, Wawan mengetahui adanya tanah 'bergoyang' itu ketika ada kendaraan tambang yang melintas di lokasi.
Saat itu, tanah tersebut tiba-tiba 'bergoyang' dan berbeda dari tanah lainnya.
"Sebelahnya kan kadang ada kendaraan tambang lewat, nah itu goyang. Makanya iseng-iseng tak injak, agak-agak takut, khawatir kejeblos," jelas dia.
"Ternyata enggak, saya ke tengah-tengah, posisi kaki di sebelahnya merekah. Makanya terus kemarin spontan saja ngerekam pakai ponsel," sambungnya.
Ia menjelaskan, tanah 'bergoyang' itu kira-kira berdimeter 5 meter.
Baca juga: Media Asing Soroti Video Viral Penyanderaan Pilot Susi Air, Apa Kata Mereka?
Bekas kubangan
Kendati demikian, ia tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kali tanah tersebut 'bergoyang'.
Menurutnya, tanah tersebut merupakan bekas kubangan, kemudian mengalami proses sedimentasi.
"Itu deket sungai jadi banyak material pasir, batu. itu sedimentasi saja, endapan-endapan lumpur di situ. itu pengamatan saya di lokasi," kata dia.
"Kalau itu sepertinya sudah lama, masyarakat jarang lewat sana. Ini bukan jalan umum, itu kan di tepian sungai," lanjutnya.
Hingga kini, Wawan mengaku belum melaporkan temuan itu ke pihak-pihak terkait.
Baca juga: Mengenal Rare Earth, Potensi Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.