KOMPAS.com - Unggahan video bernarasi sebuah bus mengalami mati mesin di tengah pelintasan saat kereta api (KA) akan melintas viral di media sosial.
Video itu dibagikan akun Fkry Aj Gppa di grup Facebook Komunitas Pecinta Kereta Api Indonesia (KPKAI) pada Selasa (14/3/2023).
"Breaking news, hampir saja terjadi kecelakaan kalo penjaga palang pintu dan masinis telat bertindak. Apresiasi untuk bapak masinis dan bapak penjaga palang pintu perlintasan," tulis keterangan dalam unggahan.
Dituliskan, bus tersebut mati mesin di tengah pelintasan kereta api di dekat Pasar Trayeman, Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Saat bersamaan, Kereta Api (KA) BBM Pertamina hendak melintas dari arah utara.
"Untung saja petugas palang pintu sigap lari mendekati kereta dengan mengibarkan bendera tanda darurat. Alhamdulillah masinis masih bisa mengerem kereta tersebut dengan begitu extrem," lanjut keterangan tersebut.
Lantas, bagaimana penjelasan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengenai kejadian ini?
Penjelasan KAI
Saat dikonfirmasi, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto Krisbiyantoro mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin (13/3/2023).
Ia mengatakan, sebuah bus mogok tepat di bawah palang pintu pelintasan JPL 26 petak antara Tegal-Slawi, tepatnya di kilometer 11+350.
"Bus mogok persis di bawah palang pelintasan dan titik singgung jadi satu, jadi akan benturan," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com Kamis (16/3/2023).
Melihat kejadian itu, petugas Penjaga Jalan Lintasan (PJL) mengibarkan bendera tanda darurat sebagai semboyan kepada masinis KA BBM.
Untungnya, KA BBM pun dapat berhenti tepat sebelum di pelintasan.
Baca juga: Ramai soal Penumpang Kereta Dipindah Tempat Duduknya, Ini Cerita dan Penjelasan KAI
Upaya penyelamatan petugas PJL
Menurut Krisbiyantoro, hal itu dilakukan sebagai upaya penyelematan.
"Benar, itu tindakan penyelamatan untuk tidak terjadi tabrakan. Karena pelintasan tidak aman atau masih ada penghalang, yaitu bus," terangnya.
Adanya insiden itu membuat KA BBM mengalami keterlambatan selama 10 menit.
Ia pun menyoroti ihwal kelaikan armada bus yang mogok tersebut.
"Kelaikan jalan armada bus atau armada yang lainnya harus ada yang bertanggung jawab," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.