KOMPAS.com - Komite Warisan Budaya (Heritage Commission) Arab Saudi mengumumkan penemuan koin dari zaman Bani Umayyah, sekitar tahun 85 Hijriah.
Dilansir dari pemberitaan The National News (16/3/2023), koin tersebut ditemukan di situs arkeologi Halit, Dawadimi, Riyadh.
Komisi Warisan Budaya mengatakan, koin dari Bani Umayyah merupakan salah satu bukti nyata yang berasal dari era awal Islam.
Bukti nyata dari era awal Islam
Situs arkeologi Halit menjadi tempat penting untuk menggali jejak-jejak Islam pada masa-masa awal.
Adapun koin tersebut, ditemukan bersama dengan penemuan penting lain dalam penggalian pada musim ketiga 2022.
Selain koin, arkeolog menunjukkan temuan Mithqal yang berisi tulisan Arab di masa awal Islam.
Mithqal sendiri merupakan satuan ukur yang digunakan untuk menimbang dan menghitung barang, terutama logam mulia, seperti emas dan komoditas lainnya.
Ada pula penemuan bangunan kuno yang disebut "pasar permukiman", terdiri dari beberapa unit.
Di sana, terdapat kamar-kamar yang bersebelahan dengan pintu masuk samping masjid kuno yang telah ditemukan sebelumnya.
Beberapa temuan penting lain, termasuk sekumpulan barang antik dari zaman Bani Umayyah.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Ichthyosaurus, Hewan Darat yang Berevolusi Jadi Monster Laut dari Zaman Dinosaurus
Situs Halit penuh dengan peninggalan Bani Umayyah
Dikutip dari Saudi Gazette (15/3/2023), situs arkeologi Halit berperan penting dalam peradaban Jazirah Arab, khususnya selama periode Bani Umayyah.
Pasalnya, Halit tercatat sebagai salah satu situs penambangan yang berasal dari zaman Bani Umayyah.
Sebelumnya, tempat ini disebut dengan "Maadan Al-Najadi" yang berarti "Logam Al-Najadi", serta dimiliki putra Najad Bin Musa Bin Saad Bin Abi Waqqas.
Melalui proyek penggalian oleh Komisi Warisan Budaya, Arab Saudi pun berniat mengeksplorasi, mengungkap, mendokumentasi, serta melestarikan situs Halit.
Hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab terhadap warisan budaya, sekaligus menyorot peran peradaban Arab Saudi selama beberapa abad dalam sejarah.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Bukti Adanya Dunia Lain di Bawah Tanah
Mengenal Bani Umayyah
Di sisi lain, Bani Umayyah adalah kekhalifahan kedua yang didirikan setelah kematian Nabi Muhammad.
Dikutip dari Kompas.com (20/4/2021), Daulah Bani Umayah berdiri setelah wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib, pemimpin terakhir Kekhalifahan Rasyidin.
Pendiri Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I, Gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.
Saat didirikan pada 661 Masehi, khalifah pertama Bani Umayyah adalah Muawiyah I. Setelah kematian Muawiyah I pada 680, konflik perebutan kekuasaan mengakibatkan perang saudara.
Kekuasaan akhirnya jatuh ke tangan Marwan I, dari marga yang lain. Wilayah Suriah tetap menjadi basis kekuatan utama Bani Umayyah saat itu, dengan Damaskus sebagai ibu kotanya.
Pemerintahan Bani Umayyah sendiri berlangsung selama 365 tahun, yang terbagi atas dua periode, yaitu:
- Pemerintahan di Damaskus selama 90 tahun
- Pemerintahan di Cordoba (Spanyol) selama 275 tahun.
Adapun tercatat, jumlah khalifah Bani Umayyah di Damaskus ada 14, dengan urutan masa kepemimpinan sebagai berikut:
- Muawiyah I (661-680 M)
- Yazid I (680-683 M)
- Muawiyah II (683-684 M)
- Marwan I (684-685 M)
- Abdul-Malik (685-705 M)
- Al-Walid I (705-715 M)
- Sulaiman (715-717 M)
- Umar II (717-720 M)
- Yazid II (720-724 M)
- Hisyam (724-743 M)
- Al-Walid II (743-744 M)
- Yazid III (744 M)
- Ibrahim (744 M)
- Marwan II (744-750 M).