Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Unggahan Istri yang Rahasiakan KB dari Suaminya, Kepala BKKBN: Ajak ke Dokter

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Freepik
Alat kontrasepsi sebagai metode untuk merencanakan kehamilan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut banyak ibu yang merahasiakan mereka melakukan program Keluarga Berencana (KB) dari sang suami, viral di media sosial.

Pada Minggu (12/3/2023), akun Twitter ini membagikan sejumlah komentar dari beberapa perempuan yang harus diam-diam KB dari suaminya.

"Seakan-akan setelah menikah seluruh tubuh perempuan milik suaminya," tulis akun itu.

Dalam tangkapan layar yang ia bagikan, terlihat para ibu mengaku dilarang KB oleh suaminya. Meski begitu, mereka memutuskan tetap melakukan KB tapi merahasiakannya dari sang suami.

"Mau nanya KB nya apa. Soalnya suami juga nggak izin KB, ini lagi hamil anak pertama," tulis salah satu akun dalam gambar tangkapan layar itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita itu harus pintar KB karena suami nggak tahu sesehari anak di rumah seperti apa nangis, kita yang repot," tulis akun lainnya.

"Suamiku melarang KB tapi aku diam-diam KB tanpa sepengetahuan suamiku, karena kita berhak bahagia," tulis akun lain.

Hingga Sabtu (18/3/2023), unggahan tersebut sudah tayang sebanyak 3,1 juta kali, mendapatkan retweet 1.155 kali, dan disukai 5.290 pengguna Twitter.

Baca juga: Benarkah Pil KB Membuat Berat Badan Bertambah?


Tanggapan BKKBN

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat dr Hasto Wardoyo membantah anggapan bahwa banyak suami yang melarang istrinya untuk melakukan KB.

"Tidak, mayoritas suami membolehkan istrinya KB. Jarang sekali yang melarang," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Ia juga menegaskan, pihak BKKBN juga selalu mensosialisasikan KB kepada suami, tidak hanya istri. Selain itu, pelayanan KB kepada pria dilakukan secara gratis.

"Kondom dan vasektomi, kontrasepsi MANTAP untuk pria," tambahnya.

Jika ada suami yang melarang istrinya melakukan KB, Hasto menyarankan agar mereka berdua berkunjung ke dokter agar mendapat penjelasan pasti mengenai kontrasepsi.

Baca juga: Apakah Anak Umur 14 Tahun Boleh KB? Ini Kata Dokter

Manfaat KB

Hasto juga menjelaskan, program KB memiliki sejumlah manfaat bagi suami, istri, maupun anak. Berikut manfaat program Keluarga Berencana:

1. Untuk wanita yang menikah masih terlalu muda.

Hal ini karena wanita muda yang hamil, maka anaknya mudah menderita stunting dan tidak sehat. Selain itu, kematian ibu dan bayi juga cenderung lebih tinggi pada kehamilan usia kurang dari 20 tahun.

2. Untuk menjarangkan jarak usia antaranak.

Bagi dua kehamilan yang jaraknya kurang dari 3 tahun, ibu dan bayi cenderung kurang gizi.

Anak yang belum berusia 3 tahun sering belum siap, cemburu, dan stres kalau mempunyai adik. Untuk itu, dianjurkan ibu melakukan KB dan baru hamil lagi tiga tahun kemudian.

Program ini juga menurunkan kejadian autisme, stunting, dan bayi lahir sebelum waktunya.

3. Untuk menghentikan kehamilan pada ibu berusia lanjut.

Ibu-ibu berusia 35 tahun ke atas dan memiliki paling tidak dua anak memiliki risiko tinggi kalau hamil. Ia akan mengalami tensi darah mudah naik dan gula darah sering tidak nomal. Akibatnya, kehamilan tersebut akan berisiko membahayakan.

"Kondisi seperti ini, lebih baik KB saja. Walau usianya sudah cukup, masih bisa hamil tapi berisiko. Solusinya KB!" tegas Hasto.

Baca juga: Pil KB Bisa Menyebabkan Mood Swings, Ini Cara Mengatasinya

Efek samping KB

Dokter spesialis kebidanan dan konsultan kandungan di RS Advent Bandung dr Wawang Setiawan Sukarya menegaskan, tidak boleh ada pemaksaan di antara suami dan istri terkait menjalankan program KB.

"Untuk ikut Keluarga Berencana memang harus dilakukan konseling kepada suami-istri, sampai mereka mengerti," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Ia menjelaskan, ada berbagai macam alat kontrasepsi yang dapat dipilih oleh sepasang suami-istri. Alat tersebut berupa pil, suntikan implan, atau IUD.

Menurutnya, penggunaan alat kontrasepsi hormonal seperti pil lebih mudah karena penggunanya hanya perlu meminum pil sesuai aturan dokter.

Sementara itu, pemasangan dan metode suntik, implan, atau IUD harus minta tolong dokter atau bidan.

Wawang menjelaskan, ada beberapa efek samping yang akan dirasakan tubuh setelah melakukan KB, yaitu:

  • Bukan alat untuk mencegah penyakit seksual menular
  • Pendarahan di luar masa menstruasi (spotting, breakthrough bleeding, withdrawal)
  • Terkadang membuat gemuk
  • Jerawatan
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Nyeri payudara
  • Perubahan mood

Meski ada efek samping yang akan dirasakan akibat KB, Wawang menegaskan kalau KB tetap dapat dilakukan untuk mengatur kehamilan agar tidak berisiko.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi