Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Soroti Harga Tiket Kereta Lebih Mahal tapi Pelayanan Berkurang, Ini Penjelasan KAI

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@Adivnm
Tangkapan layar twit soal harga tiket kereta api lebih mahal tetapi pelayanan berkurang
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyoroti harga dan pelayanan jasa transportasi Kereta Api Indonesia (KAI), ramai di media sosial.

Dibuat oleh akun Twitter @Adivnm, Kamis (16/3/2023), pengunggah membandingkan harga dan pelayanan kereta api (KA) luxury dulu dan saat ini.

Kompas.com telah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk mengutip twit dan menjadikannya sebagai bahan pemberitaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif naik, pelayanan justru turun

Pengunggah bernama Adi ini menuliskan, dahulu, KA luxury dengan tarif Rp 370.000 sudah mendapatkan selimut di setiap kursinya.

Namun saat ini, dengan harga lebih tinggi yakni Rp 510.000, penumpang harus meminta selimut kepada petugas lantaran tidak disediakan di tiap kursi.

"Dulu sempet naik KA Argo Parahyangan Luxury 370K dan selimut disiapkan di kursi sebelum KA berangkat. Iseng tanya prami, katanya 'Selimut di KA Luxury pagi sama siang gaada, tapi kalo mau nanti dibawain'," tulis pengunggah bernama Adi.

Dia melanjutkan, servis KAI dulu bisa sesempurna itu dengan harga tiket lebih murah. Sementara sekarang, tiket naik dengan selisih tak sedikit, tetapi pelayanan justru berkurang.

Membandingkan jasa transportasi kereta api dengan bus, Adi menyebut bahwa KAI perlu menyelaraskan harga dengan layanan dan fasilitas.

"Maksudnya gini lhoo @KAI121 confident pasang harga tinggi. Selaraskan juga dengan layanan dan fasilitas. Hal sekecil selimut, bantal dll untuk penunjang kenyamanan, jangan dibuat sepele. Emang sesulit itu kah pengadaan selimut dan bantal di KA Luxury," kata dia.

Twit ini pun viral dan menuai lebih dari 2,4 juta tayangan serta 10.800 suka dari pengguna Twitter pada Sabtu (18/3/2023).

Baca juga: Syarat Naik Kereta Api Terbaru untuk Mudik Lebaran 2023

Adi mengatakan, setelah twitnya mendapat berbagai tanggapan warganet, pihak KAI menghubungi dan mengajak untuk berdiskusi.

"Pihak KAI menghubungi saya dan mengajak berdiskusi secara langsung seputar pelayanan. Saya juga diminta kritik dan saran untuk menjadi bahan evaluasi bagi KAI," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Adi pun menilai, tindakan KAI menandakan bahwa perusahaan pelat merah ini terbuka dengan kritik dan saran dari masyarakat.

"Dan apabila masyarakat memiliki keluhan dan kritik saran, jangan sungkan untuk memberikan suara," ujarnya.

Baca juga: Daftar Kereta Api Tambahan Lebaran 2023, Lengkap dengan Tujuannya!

Tanggapan KAI

Menanggapi twit warganet, Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus menegaskan, pihaknya tidak pernah mengurangi pelayanan.

"KAI tidak pernah mengurangi pelayanan, kami konsisten untuk selalu memberikan layanan terbaik buat masyarakat," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu.

Berkaitan dengan harga tiket yang disebut lebih tinggi, Joni mengatakan bahwa tarif kereta api bersifat fluktuatif menyesuaikan permintaan pelanggan.

Tarif tersebut juga dipastikan selalu berada di antara Tarif Batas Bawah (TBB) dan Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditetapkan.

"Adapun untuk KA-KA yang sifatnya PSO atau mendapatkan Public Service Obligation, tarifnya selalu tetap sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh pemerintah," jelas Joni.

Dia melanjutkan, KAI juga memberikan alternatif dengan menjual tiket ke berbagai tujuan dengan beragam kelas maupun subkelas.

Hal tersebut bertujuan agar pelanggan dapat memilih tarif yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya.

"KAI juga menyediakan tarif khusus di mana pelanggan dapat membeli tiket dengan tarif lebih murah khusus untuk rute dan KA-KA tertentu," lanjutnya.

Tiket tersebut, kata Joni, dapat dibeli melalui aplikasi KAI Access atau loket stasiun maksimal dua jam sebelum keberangkatan.

"Dalam rangka untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan, KAI juga rutin menyediakan event promo diskon tiket serta menyediakan tarif reduksi bagi lansia, infant, wartawan, dan berbagai instansi lainnya," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi