Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Lumba-lumba Suka Memperkosa dan Membunuh?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@Askrlfess
Tangkapan layar twit warganet yang menyebut lumba-lumba suka memperkosa dan membunuh
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebutkan bahwa lumba-lumba suka memperkosa dan membunuh kembali ramai di media sosial.

Dibuat oleh akun Twitter ini, Jumat (17/3/2023), unggahan disertai sebuah tangkapan layar yang menggambarkan lumba-lumba tengah berada di atas seorang manusia.

"Pernah baca kalo lumba lumba itu suka memperkaos dan memb*nuh, ternyata rill guys, serem bgt," tulis pengunggah.

Hingga Sabtu (18/3/2023) siang, twit ini telah menuai lebih dari 2,3 juta tayangan dan 14.300 suka dari pengguna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanggapi pengunggah, beberapa warganet mengatakan, lumba-lumba merupakan hewan yang tidak memiliki pikiran.

"Bro itu binatang apa yg lo harapin dari binatang sih? otak mereka nggak didesain utk memahami etika dan akal budi," kata salah satu warganet.

"Emang kenapa? Lumba lumba kan hewan, bukan manusia yang punya akal pikiran. Yang aneh ya sender yang menganggap hewan paham moral manusia," komentar warganet lain.

"Kalopun lumba2 tingkahnya seperti itu. Itu karena manusia/pelatihnya yg memberi contoh. Dan dari dulu manusia lebih banyak membawa kerusakan dimuka bumi drpd binatang," tulis pengguna lain.

Lantas, benarkah lumba-lumba gemar memperkosa dan membunuh?

Baca juga: Ramai soal Lumba-lumba Disebut Suka Memperkosa dan Membunuh, Pakar: Info yang Menyesatkan


Tahapan courtship banyak disalahartikan

Sebelumnya, informasi seputar lumba-lumba yang disebut suka memperkosa dan membunuh sempat disebarkan oleh akun TikTok ini dan akun Twitter ini pada Februari 2023.

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo pun menegaskan, informasi dalam unggahan adalah menyesatkan.

"Info yang menyesatkan. Banyak distorsi informasi yang hanya berdasarkan opini dan bukan scientific atau ilmiah," terang Slamet kepada Kompas.com, Senin (13/2/2023).

Menurut dia, lumba-lumba bukanlah ikan, tetapi mamalia akuatik yang hidup di lautan atau kerap disebut marine mammals.

Selain laut, beberapa spesies lumba-lumba juga hidup di air tawar, seperti Irrawaddy dolphin, Rio Grande dolphin, dan pesut mahakam.

"Sebagai mamalia, mereka hidup berkelompok (flock) yang jumlahnya beberapa ekor sampai ratusan ekor, tergantung spesies, dan bersosialisasi satu sama lain," ujar Slamet.

Mamalia air ini juga terkenal sebagai hewan cerdas dan memiliki intelegensi tinggi untuk berkoordinasi antar anggota untuk kelestarian kelompok.

Baca juga: Viral, Unggahan Sebut Lumba-lumba Suka Bermain dengan Ikan Buntal agar Mabuk, Benarkah?

Slamet menjelaskan, lumba-lumba memiliki hierarki yang rumit, seperti pejantan alfa dan subordinatnya.

Ritual kawin sekawanan lumba-lumba juga rumit, harus diawali dengan courtship yang diinisiasi pejantan.

Menurut dia, courtship layaknya masa pacaran, yakni tahapan jantan merayu dengan berbagai cara sampai diterima betina atau gagal.

"Saat satu individu betina dewasa dan heat (birahi), akan 'diapeli' banyak pejantan. Namun, betina akan memilih hanya satu jantan yang akan menjadi pasangan dan mengawininya," tutur dia.

Tahapan courtship inilah, menurut Slamet, banyak disalahartikan dengan banyak jantan yang mengawini satu betina.

Padahal, betina hanya akan memilih satu jantan, dan keduanya akan saling merawat sampai setelah bunting sekitar 8 bulan.

"Betina akan melahirkan satu anak dan kedua induk akan merawat anak selama 2-3 tahun," jelas Slamet.

Adapun sama seperti anak-anak manusia, dia mengatakan bahwa anak lumba-lumba senang bermain.

Baca juga: Viral, Video Lumba-Lumba Berwarna Pink, Ini Penjelasan LIPI

Bukan suka membunuh, tetapi...

Lumba-lumba sendiri tergolong Odontoceti atau paus bergigi yang memiliki makanan utama berupa ikan, kepiting, cumi, ubur-ubur, dan sebagainya.

Sebagai mamalia, akademisi UGM ini menjelaskan, keterampilan berburu mangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Namun, berbeda dengan ikan hiu, kemampuan berburu lumba-lumba tidak didapat secara insting.

"Kemampuan berburu harus diajarkan kepada generasi penerus, termasuk pemahaman hewan-hewan beracun yang bisa fatal kalau salah mangsa, seperti ikan buntal, untuk kelestarian flock," jelasnya.

Dia juga membantah anggapan mamalia ini menggunakan ikan buntal sebagai media mabuk.

Padahal, kata dia, ikan buntal kerap menjadi media untuk mengajari lumba-lumba remaja bahwa racun ikan tersebut berbahaya dan tidak boleh dimakan.

Di sisi lain, saat proses belajar berburu, induk akan mengajarkan cara berburu, menangkap mangsa, melumpuhkan mangsa, serta mana saja yang aman dan tidak aman dimakan.

Terkadang, induk juga akan menangkap mangsa hidup untuk diberikan kepada anak-anak sebagai wahana pembelajaran.

"Ini yang sering dikira sebagai tindakan kejam, padahal ini adalah tahapan alami bagi predator untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kelompoknya," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi