Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu "Fetus in Fetu" yang Muncul di Film Malignant? Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
@moviemenfes
Tangkap layar unggahan fetus in fetu yang muncul di film Malignant.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebut penyakit fetus in fetu intrakranial dari film Malignant ternyata sungguhan ada di dunia nyata ramai dibicarakan di media sosial Twitter.

Pada Rabu (15/3/2023), akun Twitter ini membagikan tangkapan layar hasil foto pemindaian otak milik penderita fetus in fetu intrakranial, yaitu penderita mengalami kondisi di mana kembarannya berkembang di dalam kepala orang tersebut.

"Jadi, Malignant itu nyata?" tulis akun tersebut.

Dilansir dari Los Angeles Times, film Malignant menceritakan seorang wanita bernama Madison yang bermimpi buruk dibunuh. Ternyata, pembunuhnya adalah Emily, sosok kembaran yang ada dalam dirinya berbentuk tumor.

Hingga Sabtu (18/3/2023), unggahan tersebut telah tayang sebanyak 631.700 kali, disukai 11.100 akun Twitter, dan di-retweet 493 orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa itu fetus in fetu?

Baca juga: Ramai Unggahan soal Fetus In Fetu Intrakranial, Apa Itu?


Pengertian fetus in fetu

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSIA Anugerah Semarang Indra Adi Susianto menjelaskan, fetus in fetu (FIF) terjadi sangat dini pada kehamilan janin kembar. Dalam kondisi ini, satu janin akan berkembang dengan membungkus janin lainnya.

"Janin dominan tumbuh, sedang janin kembar lainnya hidup selama masa kehamilan menyerap makanan dari inang kembarannya seperti semacam parasit," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Menurutnya, kedua janin kembar itu biasanya akan mati sebelum lahir. Namun, ada juga janin yang bertahan.

Indra mengungkapkan, kasus janin yang mengalami kondisi fetus in fetu sebenarnya banyak terjadi di Indonesia.

"Hanya tidak terpublikasi secara ilmiah karena lebih banyak dianggap aib sehingga ditutupi," lanjutnya.

Baca juga: Ramai soal Unggahan Janin Bersembunyi Saat Kehamilan Tidak Diinginkan, Ini Kata Dokter

Penyebab fetus in fetu

Indra mengungkapkan, dua janin dapat mengalami kondisi fetus in fetu dan dapat terjadi di seluruh tubuh bayi.

Menurutnya, ada dua teori penyebab terjadinya fetus in fetu, yaitu teori kegagalan pembelahan dan teori teratoma matur sebagai parasit.

Kegagalan pembelahan sel

Indra menjelaskan, fetus in fetu dianggap sebagai hasil dari pembagian massa sel bagian dalam totipoten yang tidak merata. Totipoten merupakan sel awal pembentuk semua sel dalam tubuh.

Pembagian sel yang tidak seimbang ini diperkirakan terjadi selama pembentukan blastokista atau embrio usia empat hingga sembilan hari setelah pembuahan. Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan kembar siam.

"Janin dalam janin merupakan anomali perkembangan janin kembar yang tidak membelah sempurna," ujar Indra.

Parasit

Selain itu, teori lain menganggap janin dalam janin sebagai teratoma matur atau parasit.

Dalam kondisi ini, suatu sel yang berdiferensiasi tinggi atau berkembang menjadi jenis sel khusus akan tumbuh di tulang belakang janin.

Sel tersebut kemudian berkembang di dalam janin dengan tunas anggota badan dan sistem organ lainnya. Hal ini lalu membuat sel itu menyerap nutrisi dari tubuh janin yang ia tempati.

Indra menyatakan fetus in fetu terjadi karena adanya kelainan janin dalam kandungan ibu. Janin dalam rahim tidak menjalani proses pembelahan sel yang sempurna.

"Bisa disebabkan kekurangan asam folat atau adanya paparan radiasi," jelasnya.

Baca juga: Twit Viral Janin Berusia 9 Minggu yang Gugur karena Hamil Ektopik, Apa Itu?

Cara mengatasi fetus in fetu

Indra mengungkapkan, operasi pembedahan dapat dilakukan untuk mengatasi bayi yang mengalami kondisi ini. Namun, prosedur tersebut tidak mudah dilakukan.

"Operasi pemisahan tergantung tingkat perlekatan dari fetus in fetu," lanjutnya.

Menurutnya, operasi masih mungkin dilakukan selama parasit itu tidak menganggu organ vital. Misalnya, tidak berada di jantung atau tulang belakang.

Indra menambahkan, bayi yang menjalani operasi pembedahan berpeluang menjalani kehidupan normal tergantung dari kondisinya.

"Misalnya, kakinya tiga. Nah, diambil 1 kan masih 2. Tapi kalau kakinya 2 tapi tidak 1 arah maka dilanjutkan fisioterapi," lanjutnya.

Sementara itu, menurut Indra, operasi pembedahan bisa saja tidak dilakukan. Namun, tentu akan mengganggu kehidupan sang bayi. Ini karena parasit tersebut akan ikut tumbuh dan menyerap nutrisi dari tubuh aslinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi