Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Gelar ke-50 Indonesia di All England, Ahsan/Hendra Vs Fajar/Rian

Baca di App
Lihat Foto
Dok. PP PBSI
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai memastikan kemenangan pada babak pertama atau 32 besar Denmark Open 2022 di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, Selasa (18/10/2022). Terkini. Ahsan/Hendra akan berlaga pada turnamen Malaysia Open 2023 yang dimulai pada Selasa (10/1/2023).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dua ganda Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan berebut gelar juara di turnamen All England 2023.

Bagi Ahsan/Hendra, final All England 2023 ini merupakan yang keempat sepanjang karier mereka dan berpotensi merebut gelar ketiga.

Sementara Fajar/Rian, ini adalah final pertama di ajang All England.

Kedua ganda Indonesia tersebut sebelumnya mengalahkan ganda China di partai semifinal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Catatan The Daddies di All England: 4 Final, 2 Gelar Juara, dan Satu Runner-up

Lantas, siapa yang akan meraih podium pertama di sektor ganda putra All England 2023?

Gelar ke-50 Indonesia di All England

Kepala Bidang Humas dan Media Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Broto Happy mengatakan, Ahsan/Hendra dan Fajar/Rian memiliki peluang yang sama untuk menjuarai All England 2023.

"Peluangnya 50-50 karena mereka dilatarbelakangi oleh sejarah dan motivasi yang besar," kata Bung Broto kepada Kompas.com, Minggu (19/3/2023).

Ia menuturkan, podium di ganda putra nanti sekaligus memastikan gelar juara ke-50 pemain Indonesia di sepanjang sejarah All England.

Rinciannya adalah 15 gelar juara tunggal putra, 4 tunggal putri, 23 ganda putra, 2 ganda putri, dan 6 ganda campuran.

Baca juga: INFOGRAFIK: Profil Ahsan/Hendra, Juara Dunia Badminton 2019


Baca juga: Sejarah All England, Kejuaraan Bulu Tangkis Tertua di Dunia, Bagaimana Awal Mulanya?

Pengalaman jadi pembeda

Khusus untuk pasangan Ahsan/Hendra, ia menyebut pencapaian ini kembali menbuktikan bahwa usia bukan menjadi persoalan bagi mereka.

Baca juga: 67 Tahun Jejak Indonesia di All England: Ganda Putra Masih Jawara

Sebab, Ahsan/Hendra masih memiliki semangat dan motivasi besar untuk beprestasi.

"Terutama dari sisi pengalaman, mereka punya pengalaman segudang, The Daddies masih bisa mengelola tekanan, segala kendala," jelas dia.

"Dalam hal ini faktor fisik dan stamina, mungkin mereka kalah kecepatan dan power dibandingkan pemain-pemain muda, tetapi mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pemain lain, yakni pengalaman dan mentalitas," sambungnya.

Baca juga: Dipaksa Mundur dari All England 2021, Ini Cerita Para Atlet Bulu Tangkis Indonesia

Hal ini terlihat dari partai perempat dan semifinal sebelumnya.

Pada dua partai tersebut, Bung Broto melihat Ahsan/Hendra tampak begitu menikmati pertandingan, tanpa ada tekanan dan rasa takut.

Bahkan pada semifinal, mereka menunjukkan mentalitas juara dengan mengalahkan China Liang Wei Keng/Wang Chang dengan skor 21-15, 19-21, dan 29-27.

"Pertandingan bulutangkis sangat membutuhkan sebuah stamina, kecepatan, kekuatan, tapi tidak kalah penting bagaimana pemain harus memiliki pengalaman yang bisa menutupi kekurangan untuk menjadi pemenang," ujarnya.

Baca juga: 5 Fakta Seputar Mundurnya Tim Bulu Tangkis Indonesia di All England

Nikmati pertandingan

Bagi pasangan Fajar/Rian, ia menyebut final pertama di turnamen All England ini akan menjadi motivasi tersendiri bagi mereka.

Apalagi, All England menjadi salah satu turnamen paling bergengsi dan tertua di dunia.

"Semua pemain tentu ingin menorehkan sejarah, ini kesempatan yang baik bagi Fajar/Rian," kata dia.

Kendati demikian, Broto meminta agar Fajar/Rian tidak terlalu menggebu-gebu dalam bertanding, sehingga kurang menikmati pertandingan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Sejarah All England

Pasalnya, semangat yang terlalu menggebu-gebu ini justru menjadi boomerang bagi para pemain dan tidak mampu menampilkan performa terbaiknya.

"Salah satu kunci kalau Fajar/Rian ingin jadi juara, mereka harus tenang, menikmati pertandingan, tidak terlalu menggebu-gebu. Karena kalau terlalu menggebu-gebu biasanya jadi boomerang, terlalu beban, permainan di final malah tidak keluar semua," paparnya.

"Kalau bisa menikmati pertandingan, bermain nothing to lose, saya kira segala kelebihannya bisa keluar semua," pungkasnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Profil Ahsan/Hendra, Juara Dunia Badminton 2019

KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO Infografik: Sejarah All England

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi