KOMPAs.com - Diabetes tipe 2 adalah kondisi umum yang menyebabkan kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi terlalu tinggi.
Diabetes tipe 2 disebabkan karena insulin yang dibuat oleh pankreas tidak dapat bekerja dengan baik, atau pankreas tidak dapat membuat cukup insulin. Sehingga, menyebabkan kadar glukosa (gula) darah terus meningkat.
Selain itu, diabetes tipe 2 juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah serius dengan mata, jantung, dan saraf.
Baca juga: Pengertian Diabetes: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatannya
Lantas, apa saja gejala, penyebab, serta pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita diabetes tipe 2?
Gejala diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 memiliki gejala yang sering kali berkembang secara perlahan. Namun, tanpa disadari, seseorang bahkan bisa hidup dengan diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun.
Dikutip dari Web MD, berikut adalah gejala yang mendasari diabetes tipe 2, meliputi:
- Meningkatnya rasa haus.
- Sering buang air kecil.
- Meningkatnya rasa lapar.
- Penurunan berat badan secara signifikan.
- Kelelahan.
- Penglihatan kabur.
- Penyembuhan luka yang lambat.
- Infeksi.
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
- Area kulit yang menghitam, biasanya di ketiak dan leher.
Baca juga: 8 Gejala Diabetes Beserta Faktor Risikonya
Penyebab diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 terutama disebabkan oleh dua masalah:
- Sel-sel di otot, lemak, dan hati menjadi kebal terhadap insulin. Akibatnya, sel-sel tidak menyerap cukup gula.
- Pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat.
Sementara itu, kelebihan berat badan dan tidak aktif bergerak adalah faktor utama yang juga berkontribusi dalam pengembangan penyakit ini.
Faktor risiko diabetes tipe 2
- Kelebihan berat badan atau obesitas adalah risiko utama.
- Distribusi lemak, terutama di perut dapat meningkatkan risiko yang lebih besar. Risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada pria dengan lingkar pinggang di atas 40 inci (101,6 cm) dan pada wanita dengan ukuran pinggang di atas 35 inci (88,9 cm).
- Tidak aktif bergerak dapat menjadi risiko berkembangnya diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel lebih sensitif terhadap insulin.
- Risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki riwayat keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2.
- Ras dan etnis juga berpengaruh pada faktor risiko diabetes tipe 2. Meskipun tidak jelas mengapa, orang dari ras dan etnis tertentu termasuk orang kulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika dan Asia, dan Kepulauan Pasifik lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 daripada orang kulit putih.
- Peningkatan risiko juga dikaitkan dengan rendahnya kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol “baik” dan tingginya kadar trigliserida.
- Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun.
- Prediabetes juga memiliki peran untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Prediabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. Jika tidak diobati, prediabetes sering berkembang menjadi diabetes tipe 2.
- Risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang menderita diabetes gestasional saat hamil dan pada mereka yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon (4 kilogram).
- Memiliki sindrom ovarium polikistik atau kondisi yang ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas meningkatkan risiko diabetes.
Tidak ada obat untuk diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan, makan dengan baik dan berolahraga dapat membantu mengelola penyakit ini.
Namun, jika diet dan olahraga tidak cukup untuk mengontrol gula darah, maka seseorang harus mengonsumsi obat diabetes atau terapi insulin untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil.
Baca juga: 11 Komplikasi yang Disebabkan Penyakit Diabetes, Apa Saja?
Komplikasi diabetes tipe 2
Selain itu, faktor yang meningkatkan risiko diabetes merupakan faktor risiko penyakit serius lainnya.
Mengelola diabetes dan mengontrol gula darah dapat menurunkan risiko komplikasi ini dan kondisi medis lainnya, termasuk:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah: Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah atau suatu kondisi yang disebut aterosklerosis.
- Kerusakan saraf pada tungkai: Kondisi ini disebut neuropati, di mana gula darah tinggi dari waktu ke waktu dapat merusak atau menghancurkan saraf. Ini dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, rasa terbakar, nyeri, yang pada akhirnya kehilangan rasa yang biasanya dimulai di ujung jari kaki atau jari dan secara bertahap menyebar ke atas.
- Kerusakan saraf lainnya: Kerusakan saraf jantung dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur. Kerusakan saraf pada sistem pencernaan dapat menyebabkan masalah mual, muntah, diare atau sembelit. Kerusakan saraf juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
- Penyakit ginjal: Diabetes dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis atau penyakit ginjal stadium akhir yang tidak dapat disembuhkan.
- Kerusakan mata: Diabetes meningkatkan risiko penyakit mata yang serius, seperti katarak dan glaukoma yang dapat merusak pembuluh darah retina dan berpotensi menyebabkan kebutaan.
- Kondisi kulit: Diabetes dapat meningkatkan risiko beberapa masalah kulit, termasuk infeksi bakteri dan jamur.
- Penyembuhan luka lambat: Jika tidak diobati, luka dan lecet bisa menjadi infeksi serius, yang mungkin sembuh dengan buruk. Kerusakan parah mungkin bisa menyebabkan amputasi pada beberapa bagian tubuh seperti kaki.
- Gangguan pendengaran: Masalah pendengaran lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
- Apnea tidur: Apnea tidur obstruktif umum terjadi pada orang yang hidup dengan diabetes tipe 2.
- Demensia: Diabetes tipe 2 tampaknya meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan gangguan lain yang menyebabkan demensia. Kontrol gula darah yang buruk berkaitan dengan penurunan memori dan keterampilan berpikir yang lebih cepat.
Baca juga: 5 Jenis Buah yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Diabetes, Apa Saja?
Diagnosis diabetes tipe 2
Dilansir dari Dinas Kesehatan Nasional UK (NHS), diabetes tipe 2 sering didiagnosis setelah melakukan tes darah atau urine.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita diabetes tipe 2, bisa melalui langkah-langkah berikut:
- Kunjungi dokter jika mengalami gejala di atas.
- Dokter akan memeriksa urine Anda dan mengatur tes darah untuk memeriksa kadar gula darah. Biasanya diperlukan waktu sekitar 1 hingga 2 hari agar hasilnya kembali.
- Jika Anda menderita diabetes, dokter umum akan menjelaskan hasil tes dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
- Setelah itu, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga: Kenali Jenis-jenis Diabetes Beserta Penyebabnya
Pencegahan diabetes tipe 2
Berikut beberapa pencegahan yang bisa dilakukan:
- Makan makanan sehat: Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori, namun mengandung tinggi serat. Fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
- Bergerak aktif: Targetkan 150 menit atau lebih dalam seminggu untuk aktivitas aerobik sedang hingga berat, seperti jalan cepat, bersepeda, berlari, atau berenang.
- Menurunkan berat badan: Jika mengalami kelebihan berat badan, menurunkan sedikit berat badan dapat menunda perkembangan dari prediabetes menjadi diabetes tipe 2.
- Menghindari tidak aktif dalam waktu lama: Duduk diam dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Cobalah untuk bangun setiap 30 menit dan bergerak setidaknya selama beberapa menit.
Bagi penderita prediabetes, metformin (Fortamet, Glumetza, lainnya), obat diabetes, dapat diresepkan untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Ini biasanya diresepkan untuk orang dewasa yang lebih tua yang mengalami obesitas dan tidak mampu menurunkan kadar gula darah dengan perubahan gaya hidup.
Baca juga: Faktor Risiko Diabetes yang Jangan Disepelekan, Apa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.