KOMPAS.com – Cacar air atau chickenpox merupakan penyakit kulit yang menyebabkan kulit terlihat melepuh atau ruam berwarna merah.
Biasanya cacar air tidak hanya muncul di satu titik, namun menjalar ke sekujur tubuh.
Cacar air umumnya menyerang anak-anak dan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan cacar air dialami orang dewasa dan terjadi dua kali atau lebih.
Penyakit yang juga disebut dengan varicella ini disebabkan oleh virus dan sangat menular.
Baca juga: 11 Jenis Penyakit Kulit dan Penyebabnya, Apa Saja?
Gejala cacar air
Dikutip dari MayoClinic, ruam atau lepuhan akibat cacar air muncul setelah 10 hingga 21 hari setelah tertular virus dan berlangsung sekitar 5 hingga 10 hari.
Gejala lain yang muncul satu atau dua hari sebelum munculnya ruam meliputi:
- Demam.
- Kehilangan selera makan.
- Sakit kepala.
- Rasa gatal yang luar biasa.
- Kelelahan.
- Merasa tidak enak badan (malaise).
Kemudian setelah ruam muncul, terdapat tiga fase cacar air yakni:
- Terdapat benjolan merah atau merah muda (papula) yang kemudian pecah selama beberapa hari.
- Lepuh kecil berisi cairan (vesikel) yang terbentuk sekitar satu hari kemudian pecah dan bocor.
- Kerak dan keropeng yang menutupi lepuh yang pecah dan membutuhkan beberapa hari untuk sembuh.
Baca juga: Apakah Orang yang Sudah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terkena Cacar Monyet?
Penyebab cacar air
Penyebab utama dari penyakit cacar air adalah virus varicella-zoster (VZV) yang dapat menular ke orang lain.
Penularannya bisa terjadi dengan cara:
- Bersentuhan langsung dengan penderita cacar air.
- Berbagi pakaian, handuk, atau tempat tidur dengan penderita cacar air.
- Cipratan air liur (saliva) dari penderita cacar air saat berbicara, bersin, dan batuk.
- Air mata penderita cacar air.
Selain itu, faktor pendukung seseorang tertular cacar air adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas.
Diketahui bahwa imunitas berfungsi untuk mencegah tubuh terkena penyakit dan tubuh tetap sehat.
Baca juga: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Kena Cacar Air?
Komplikasi akibat cacar air
Cacar air biasanya merupakan penyakit ringan. Tapi itu bisa menjadi parah dan dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
- Infeksi bakteri pada kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, atau aliran darah (sepsis).
- Dehidrasi.
- Radang paru-paru (pneumonia).
- Radang otak (ensefalitis).
- Sindrom syok toksik.
- Kematian.
Baca juga: Bagaimana Cara agar Cacar Air Tak Meninggalkan Bekas Parah?
Pencegahan cacar air
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), langkah pencegahan yang paling efektif untuk terhindar dari cacar air adalah dengan vaksinasi cacar air.
Vaksinasi tersebut dianjurkan untuk anak kecil dan orang dewasa yang belum melakukan vaksinasi.
Pada anak kecil, penyuntikan vaksin pertama dilakukan pada umur 12 hingga 15 bulan.
Kemudian penyuntikan kedua atau lanjutan dilakukan ketika anak berusia 2 hingga 4 tahun.
Sedangkan anak yang yang lebih besar dari umur yang sudah disebutkan atau orang dewasa memerlukan dua kali vaksinasi dengan perbedaan waktu setidaknya 28 hari.
Namun beberapa orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin cacar air karena kondisi tubuhnya yang tidak mendukung.
Dikutip dari ClevelandClinic, berikut orang-orang yang tidak boleh divaksin cacar air:
- Alergi terhadap vaksin atau bagian dari vaksin.
- Sedang hamil.
- Memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh.
- Menderita tuberculosis.
- Tidak enak badan, dapat vaksin bila badan merasa lebih baik.
- Baru menjalani transfusi darah atau vaksin hidup lainnya.
Baca juga: 11 Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Air, Penyebab hingga Lama Gejala
Pengobatan cacar air
Cacar air bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, terdapat cara pengobatan untuk meredakan efek gatal karena cacar air, mencegah cacar air tidak semakin parah, serta tidak menyebabkan komplikasi penyakit lainnya.
Orang tua sebaiknya mengisolasi anaknya bila terkena cacar air dengan tidak bersekolah dan bermain ke luar rumah terlebih dahulu agar tidak menular kepada teman-temannya.
Dilansir dari HealthLine, berikut beberapa cara yang mudah dilakukan untuk pengobatan cacar air:
- Mandi air hangat dan bersih.
- Mengoleskan losion gatal tanpa pewangi.
- Mengenakan pakaian yang ringan, lembut, kering, dan bersih.
Selain dengan cara tersebut, juga bisa menggunakan obat antihistamin atau salep topikal yang dapat dibeli tanpa atau dengan resep dokter untuk meredakan gatal.
Jika sekiranya cacar air semakin parah atau mengalami komplikasi akibat cacar air, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar mendapat obat antivirus yang harus menggunakan resep dokter.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Cacar Air, Gejala dan Pengobatannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.