Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Hari Kebahagiaan Sedunia

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati setiap 10 Oktober, setiap tahunnya.
Editor: Sandro Gatra

BHUTAN merupakan kerajaan Buddhisme terakhir yang masih eksis di planet bumi serta tersohor sebagai negara pelopor indeks kebahagiaan.

Ketika menjelang akhir abad XX, Perdana Menteri Bhutan memperkenalkan indeks kebahagiaan (Gross National Happiness) sebagai alternatif pembangunan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa maka dunia mulai tertarik kepada kebahagiaan.

Para cendekiawan sibuk melakukan penelitian dan pengembangan. Pemerintah melakukan ikhtiar sistematis untuk membentuk kebijakan sosial demi meningkatkan indeks kebahagiaan sebagai alternatif terhadap kapitalisme liberal yang terbukti menyengsarakan seluruh dunia pada krisis keuangan sedunia 2008.

PBB begitu terkesan atas indeks kebahagiaan sehingga menyelenggarakan KTT Kebahagiaan serta mendeklarasikan tanggal 20 Maret sebagai International Day of Happiness (Hari Kebahagiaan Sedunia).

Gerakan kebahagiaan kemudian melanda planet bumi abad XXI. Universitas Yale menyatakan bahwa kelas paling popular bagi para mahasiswa adalah kelas pedoman hidup bahagia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara Kementerian Pendidikan India resmi menerapkan kurikulum kebahagiaan di segenap sekolah negeri India terinspirasi oleh indeks kebahagiaan Bhutan.

PBB sempat menyelenggarakan riset tentang indeks kebahagiaan di setiap negara anggota PBB di mana ternyata Norwegia menduduki tingkat teratas, sementara Amerika Serikat ranking ke 14 dan Bhutan yang semula dianggap negara paling bahagia di dunia harus puas berada pada posisi ke 47.

Saya menghargai serta menghormati karsa upaya pemerintah kerajaan Bhutan membahagiakan rakyat Bhutan.

Namun di sisi lain saya pribadi tidak pernah percaya pada pengukuran kecerdasan maka pada hakikatnya juga skeptis bahwa kebahagiaan bisa diukur untuk dijadikan indeks kebahagiaan apalagi untuk suatu bangsa dan negara yang masing-masing memiliki kaidah kebahagiaan saling beda satu dengan lain-lainnya.

Saya tidak pernah berani menulis buku sebagai pedoman kebahagiaan bagi seluruh insan manusia sebab kebahagiaan bagi saya belum tentu sama dengan kebahagiaan bagi Anda atau dia apalagi mereka.

Bahkan ada manusia yang merasa bahagia apabila berhasil membuat orang lain merasa tidak bahagia.

Dalam soal merasa bahagia manusia memang multi kompleks sebab ada pula manusia yang merasa bahagia apabila dia merasa tidak bahagia.

Bagi saya, mustahil kebahagiaan sebagai suatu bentuk perasaan yang pada dasarnya bersifat subyektif bisa begitu saja dipaksakan untuk dipukul rata menjadi obyektif alias sama dan sebangun bagi semua orang.

Berdasar segenap kesadaran tersebut, maka saya hanya berani menulis buku “Pedoman Menuju Tidak Bahagia”.

Sempat terberitakan bahwa konon pemerintah Bhutan melarang rakyat Bhutan memeluk agama bukan Buddha.

Bahkan penguasa kerajaan Bhutan sempat memaksa warga Bhutan yang kebetulan umat Hindu untuk memilih antara pindah agama ke Buddhisme atau meninggalkan Bhutan demi pindah ke negara lain.

Apabila berita itu benar adanya maka wajar apabila saya sebagai warga Indonesia merasa jauh lebih bahagia hidup di Indonesia ketimbang di Bhutan.

Sudah menjadi keyakinan bagi saya yang memang de facto dan de jure warga negara Indonesia, bahwa pada indeks kebahagian para negara di dunia masa kini maupun masa depan, Indonesia menduduki posisi teratas.

Dirgahayu Hari Kabahagiaan Sedunia yang semoga dirayakan bukan hanya terbatas pada tanggal 20 Maret saja, namun pada setiap hari, pada setiap bulan, serta setiap tahun maupun setiap abad umat manusia merayakan Hari Kebahagiaan. Karena pada hakikatnya setiap manusia mendambakan kebahagiaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi