KOMPAS.com - Tak terasa, bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, Ramadhan, akan tiba dalam hitungan hari.
Menjelang puasa Ramadhan 2023, Muslim Indonesia dari berbagai suku dan daerah mulai menyelenggarakan beberapa tradisi.
Suku Sunda misalnya, rutin mengadakan tradisi munggahan sebagai bentuk menyambut bulan suci penuh berkah bagi umat Islam ini.
Lantas, apa itu munggahan dan kapan tradisi ini dilaksanakan?
Baca juga: Puasa Ramadhan 2023 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah, serta Prediksi BRIN
Arti dan makna munggahan
Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut Ramadhan.
Kata "munggahan" berasal dari bahasa Sunda, yakni "munggah" yang berarti berjalan atau naik.
Dengan demikian, munggahan memiliki makna berjalan atau keluar dari kebiasaan yang kerap dilakukan sehari-hari.
Munggahan secara harfiah juga dimaknai sebagai upaya untuk naik ke bulan suci yang derajatnya lebih tinggi.
Dilansir dari Kompas.com (11/3/2023), munggahan merupakan wujud rasa syukur masyarakat Sunda kepada Allah SWT.
Tradisi ini sekaligus menjadi upaya bagi mereka untuk membersihkan diri dari hal-hal buruk selama setahun ke belakang.
Bukan hanya itu, penyelenggaraan munggahan bertujuan agar masyarakat terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Biasanya, tradisi munggahan dilakukan pada akhir Syakban dalam kalender Islam atau tepat sehari sebelum datangnya Ramadhan.
Jika merujuk pada penetapan Muhammadiyah dan prediksi BRIN bahwa awal Ramadhan jatuh pada Kamis (23/3/2023), maka munggahan dilaksanakan pada Rabu (22/3/2023).
Namun, ada pula yang menyebut tradisi Sunda ini biasanya digelar seminggu atau bahkan dua minggu sebelum Ramadhan.
Baca juga: 5 Tradisi Unik Menjelang Ramadhan di Berbagai Negara, Apa Saja?
Isi kegiatan munggahan
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (13/3/2023), munggahan merupakan tradisi turun-temurun.
Sejarah munggahan sedikit banyak berkaitan dengan masuknya Islam ke Indonesia, sekitar abad ke-7.
Adapun secara umum, tradisi munggahan diisi dengan kegiatan silaturahmi bersama keluarga, sanak saudara, atau teman.
Biasanya, munggahan dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga, makan bersama, saling bermaaf-maafan, serta menyelenggarakan doa bersama.
Masyarakat juga biasa mengisi munggahan dengan bepergian ke tempat wisata bersama keluarga atau menghabiskan waktu untuk makan bersama.
Tak hanya itu, sebagian masyarakat juga akan berziarah ke makam keluarga, atau mengamalkan sedekah munggah.
Sedekah munggah sendiri merupakan kegiatan bersedekah sehari sebelum melaksanakan puasa Ramadhan.
Sebagai bagian dari tradisi, mereka juga akan membersihkan seluruh anggota badan dengan keramas, sebelum siap memasuki bulan suci Ramadhan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.