Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaksanaan Puasa Ramadhan di Negara Minoritas Muslim

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/Chiplanay
Ilustrasi puasa Ramadhan
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebagai negara dengan penduduk mayoritas menganut agama Islam, warga Indonesia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan berbagai tradisi kedaerahan, seperti padusan dan nyadran.

Keramaian Ramadhan di Indonesia tak terasa aneh, mengingat mayoritas penduduk tanah air memeluk agama Islam.

World Population Review pada 2021 mendata, paling tidak 231 juta penduduk Indonesia beragama Islam. Padahal, di saat yang sama, total warganya sebanyak 273.753.191 jiwa.

Lantas, bagaimana pelaksaan puasa Ramadhan di negara minoritas Muslim? Apakah ada keramaian seperti di Indonesia?

Baca juga: Negara dengan Durasi Puasa Ramadhan 2023 Terpanjang dan Terpendek, Adakah Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Skandinavia

Skandinavia merupakan wilayah bagian utara Eropa yang terdiri dari Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia.

Dilansir dari Arab News, masyarakat yang tinggal di sana akan berpuasa selama lebih dari 17 jam sehari hingga matahari terbenam.

Bahkan di daerah seperti Svalbard, Norwegia, matahari tidak terbenam sama sekali dari April hingga Agustus. Akibatnya, warga di sana harus menyesuaikan dengan waktu berbuka di daerah sekitarnya.

Selama Idul Fitri, komunitas Muslim setempat akan menyewa sebuah aula tempat mereka akan melakukan shalat.

Selain itu, sebuah festival yang menandai akhir Ramadhan akan diadakan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak-anak.

Baca juga: 10 Aturan Ramadhan di Arab Saudi, Larangan Sumbangan Buka Puasa dan Pembatasan Volume Azan

Perancis

Di Perancis, ibadah puasa mungkin bukan hal yang mudah dilakukan. Menurut The Local, ini karena negara di wilayah Eropa utara tersebut mengalami hari yang lebih panjang daripada malam di musim tertentu dan warganya hobi makan.

Selain musim dingin, Matahari di Perancis terbit sekitar pukul 06.00 dan terbenam pukul 21.30. Artinya, Muslim yang berpuasa di Perancis harus menahan diri dari makan dan minum selama lebih dari 15 jam.

Waktu sekolah dan bekerja juga tidak dikurangi. Sementara pusat perbelanjaan dan restoran buka normal. Hal ini akan menyulitkan warga Muslim Perancis saat berpuasa.

Saat istirahat bekerja, mereka akan bersama dengan orang-orang lain yang makan siang. Sementara ketika berbuka puasa, tetap ada orang yang masih kerja dan terpaksa berbuka di jalan.

Baca juga: Radio Siarkan Azan 4 Menit Lebih Awal, Warga Batal Puasa Berjemaah

Jepang

Food Diversity menyebut Jepang tidak memiliki satu otoritas Islam standar setingkat negara untuk menentukan hari pertama Ramadhan di seluruh Jepang.

Mereka hanya mengikuti pedoman Komite Ruyat-e-Hilal-Jepang yang mengikuti otoritas Islam Malaysia untuk memulai hari pertama Ramadhan.

Di sana, tidak akan ada yang berubah selama bulan puasa. Orang Jepang tetap bekerja seperti biasa di kantor dan makan seperti biasa pada jam makan siang.

Durasi puasa di Jepang juga tergantung musim. Jika Ramadhan jatuh pada musim panas, maka puasanya akan lebih lama, bisa sampai 16 jam. Namun di musim dingin, durasi puasa akan lebih pendek sekitar 11 jam.

Jepang tidak mengadakan acara khusus Ramadhan, tapi komunitas muslim di sana sesekali mengadakan buka puasa bersama, terutama di akhir pekan. Orang yang datang akan membawa bekal dari rumah atau memasak bersama.

Baca juga: 7 Kota dengan Durasi Puasa Terpendek di Dunia, Mana Saja?

Brasil

Bulan suci Ramadhan dihabiskan di Brasil dengan berbagai kegiatan antarbudaya. Di sana, warga dari berbagai negara akan berkumpul dan beribadah di masjid bersama-sama.

Menurut Iran Press, Muslim di Brasil memiliki hubungan baik dengan Muslim lain yang tinggal di Lebanon, Suriah, Irak, dan Iran.

Mereka akan berkumpul pada malam Ramadhan untuk berbuka puasa dengan makan kurma dan sup di masjid-masjid setempat.

Toko-toko di Brasil akan menjual bahan makanan yang dibutuhkan selama bulan suci Ramadhan. Mereka juga menawarkan diskon untuk pembeli yang berpuasa.

Baca juga: 8 Hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan

Korea Selatan

Korea.net melaporkan, walau tidak semua penduduk setempat mengetahui Ramadhan, namun komunitas Islam di sana tetap merayakannya dengan meriah.

Umat Islam berpuasa kira-kira mulai pukul 04:15 hingga 19:15 waktu setempat. Biasanya, mereka akan berbuka di masjid-masjid terdekat.

Namun, acara besar akan diadakan di masjid terbesar di negara itu, Masjid Pusat Seoul. Di sana, Muslim dari berbagai dunia akan sama-sama berbuka puasa dan shalat Tarawih berjamaah.

Kementerian Luar Negeri Korea juga mengadakan makan malam buka puasa tahunan dengan para diplomat dan politisi terkemuka dari semua negara Muslim.

Baca juga: Apakah Kebiasaan Puasa Intermiten Efektif Menurunkan Berat Badan?

Alaska

Alaska's New Source melaporkan, warga Muslim di Alaska bisa berpuasa sepanjang hari antara 20 sampai 22 jam sehari. Hal ini karena Matahari bersinar lebih lama di musim semi dan panas, bahkan hingga tengah malam.

Kebalikannya, saat musim dingin, mereka akan berpuasa sangat singkat. Misalnya, sahur saat jam makan siang lalu berbuka di waktu Matahari terbenam.

Untuk mengatasi ini, Badan Fiqih di Amerika Utara membolehkan warga Muslim di Alaska berpuasa mengikuti waktu Mekkah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi