Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Aksi Turis Meresahkan di Bali: Pakai Pelat Palsu, Buka Celana di Gunung, dan Bentak Polisi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ARIA SANDI HASIM
Pengunjung menikmati suasana di sebuah pantai di Balikpapan, Kalimantan Timur.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Aksi turis asing di Bali menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.

Terbaru, adanya turis yang mengamuk saat upacara Melasti di Kuta Selatan, dan yang membuka celana saat di puncak Gunung Agung, Bali. Aksi mereka viral di media sosial.

Dikutip dari Kompas.com (21/3/2023), Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali tengah membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mengatasi masalah pelanggaran yang dilakukan turis asing di Bali.

"Kami telah bergerak dengan cepat bersama pemprov bali untuk membentuk unit-unit di bawah Satgas," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga  berharap, Satgas akan memberikan tindakan tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan turis asing tersebut. 

Baca juga: Viral, Video Turis Asing Mengamuk Tantang Pecalang di Bali usai Upacara Melasti

Berikut ini sejumlah kelakuan turis di Bali yang cukup meresahkan:

1. Mengamuk saat upacara Melasti

Sebuah video turis asing mengamuk dan menantang pecalang saat upacara Melasti di Kuta Selatan, Bali viral di media sosial.

Melasti merupakan upacara pensucian diri guna menyambut Hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali.

Salah satu akun yang mengunggah mengenai kelakuan turis tersebut adalah akun Twitter @heraloebss.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan bahwa telah terjadi keributan antara pecalang dan WNA di Kuta Selatan.

Stefanus menyebut, keributan antara WNA dengan pecalang terjadi ketika upacara Melasti di Pantai Labuan Sait, Pecatu untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

Berdasarkan keterangan saksi, WNA tersebut sempat diberhentikan karena tengah ada iring-iringan upacara.

Namun WNA perempuan yang membonceng turun dari sepeda motor sambil mengerutu dan berusaha menerobos iring-iringan yang akan akan kembali ke pura desa.

Sementara WNA laki-laki tiba-tiba memarahi pecalang sambil berteriak "Don't touch my girl friend" atau "Jangan sentuh pacarku".

Selain berteriak, ia juga berusaha untuk menyerang salah satu pecalang yang diduga menyentuh pacarnya.

"Pihak pecalang merasa tidak ada menyentuh kekasih dari tamu atau bule tersebut," kata Stefanus dikutip dari Kompas.com (21/3/2023).

"Selain itu tamu atau bule tersebut menantang para pecalang yang sedang melaksanakan pengamanan kegiatan Melasti," tambahnya.

Ia mengatakan sampai saat ini Polda Bali belum mengetahui tempat tinggal WNA yang memarahi pecalang di Kuta Selatan tersebut.

Baca juga: Wagub Bali Sebut Ada WNA Bikin Kampung Eksklusif di Ubud

 

2. Turis buka celana di Gunung Agung

Seorang turis asing yang melakukan tindakan tak senonoh dengan membuka celana di puncak Gunung Agung, Bali juga viral di media sosial.

Unggahan tersebut di antaranya diunggah oleh akun Instagram @denpasar.viral.

"DUH Semakin menjadi jadi kelakuan para bule di Bali. Disinyalir dari postingan instagram atas nama akun chila_brazila di instagram pada postingan tanggal 19 maret 2023, nampak seorang bule berdiri di atas Puncak Gunung Agung dengan tidak senonoh yakni menurunkan celana kebawah menghadah ke kawah. Bali Darurat Bule Nakal," tulis akun tersebut pada (20/3/2023).

Unggahan tersebut menuai banyak komentar dari warganet.

"Buruan cabut VoA-nya lah," kata akun @brontoari.

"Stop ijinkan orang orang luar mendaki gunung lagi,we gunung itu tempat suci.. giliran apes itu kita yang repot," kata akun @putrabalidriver1996.

Koordinator Pendaki Gunung Agung Jalur Pasar Agung, I Wayan Widi Yasa mengatakan, WNA yang membuka celananya di depan kawah Gunung Agung itu diduga adalah warga negara Rusia.

WNA tersebut mendaki bersama 8 orang temannya pada Sabtu (18/3/2023) pukul 05.30 WITA dan tidak mendaftar ke pos penjagaan demi menghindari pembayaran administrasi.

"Biasanya pendakian itu malam dari Besakih jam 10 atau 11 malam. Jadi ketika mereka mendaki pagi hari yang notabene di Besakih tidak ada penjaga. Artinya, mereka berusaha menghindari penjagaan agar tidak kena biaya administrasi," kata Wayan dikutip dari Kompas.com (21/3/2023).

WNA tersebut juga tidak menggunakan jasa pemandu atau guide lokal saat mendaki Gunung Agung.

Dia menduga WNA tersebut dipandu oleh teman satu negara yang menjadi pemandu ilegal. Padahal, sesuai aturan seharusnya pemandu pendakian adalah orang lokal.

3. Turis Rusia pakai pelat nomor palsu

Sebelumnya, di media sosial beredar sejumlah foto yang memperlihatkan turis menggunakan kendaraan yang memakai pelat palsu asal Rusia.

Salah satu unggahan yang viral diunggah oleh akun Twitter milik Nih Luh Djelantik pada Sabtu (4/3/2023).

"Ditlantas Polda Bali beserta jajaran saat ini sedang lakukan pengejaran terhadap kendaraan R.4 (roda empat) dan R.2 (roda dua) yang menggunakan Nopol (nomor polisi) tidak sesuai aturan terutama nopol Rusia," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto dikutip dari Kompas.com (5/3/2023).

Stefanus memastikan, operasi patroli ini sekaligus menindak para WNA yang marak melakukan pelanggaran lalu lintas di Bali.

 

4. Protes suara ayam berkokok

Dikutip dari Kompas.com (3/3/2023) sempat ada sebanyak 15 orang asing mengadu ke kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Para turis ini mengeluhkan suara kokok ayam milik warga yang tinggal berdampingan dengan homestay milik mereka.

Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Kuta Selatan, I Kadek Agus Alit Juwita mengatakan, aduan tersebut disampaikan dalam dua carik kertas lengkap dengan tanda tangan 15 WNA penghuni homestay, Rabu (1/3/2023).

Para WNA ini mengatakan mereka merasa terganggu dengan suara ayam milik seorang warga bernama Agus yang terus berkokok dari siang hingga malam.

Dari temuan di lapangan, homestay yang ditempati para WNA itu memang bersebelahan dengan garasi yang dijadikan kandang ayam oleh pemilik rumah bernama Agus. Di dalam garasi itu terdapat tujuh ekor ayam pejantan.

"Itu bukan peternakan. Tapi, warga itu memang senang pelihara ayam. Ya, kebetulan lokasi rumahnya itu sangat berdekatan dengan penginapan milik para wisatawan itu, hanya berseberangan dengan jalan raya," kata dia.

5. Jadi fotografer pakai visa investor

Sebelumnya, seorang warga Rusia SZ (28) dideportasi karena bekerja sebagai fotografer selama 10 bulan di Bali.

Ia ditangkap usai masyarakat melaporkan dirinya melakukan aktivitas tidak sesuai izin keimigrasian.

"Dari laporan masyarakat ini kami tindak lanjuti dan tim dari Intelkam Imigrasi Kelas I TPI Denpasar pada Rabu 22 Februari 13.00 Wita melakukan pengawasan keimigrasian dan ditemukan satu WNA yang melakukan aktivitas sebagai fotografer," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar Tedy Riyandi dikutip dari Kompas.com (1/3/2023).

Saat diperiksa, SZ mengaku memiliki perusahaan yang bergerak di bidang restoran dan real estate, namun belum beroperasi. Di perusahaan itu, SZ menjabat sebagai direktur. Namun dengan berjalannya waktu, ia bekerja sebagai fotografer di Bali.

Bahkan ia juga megiklankan jasa fotografi melalui media sosial.

"Yang bersangkutan sudah 10 bulan di Bali. Yang bersangkutan kita deportasi malam ini dengan biaya sendiri. Pencekalan selama 6 bulan pertama," kata dia.

6. Membentak polisi karea terjaring razia

Sebuah video yang memperlihatkan adanya turis asing yang membentak Polisi Lalu Lintas di Gianyar, Bali juga sempat viral di media sosial.

Turis tersebut membentak karena terjaring razia kendaraan usai dirinya berkendara dengan tak pakai helm dan bertelanjang dada.

Adapun turis asing yang dibentak tersebut adalah Kepala Sat Lantas Polres Gianyar, AKP Muhamad Bhayangkara Putra Sejati.

Kejadian ini terjadi saat Bhayangkara dan anggotanya menggelar razia kendaraan di depan Puri Agung, Ubud, Bali.

Turis tersebut berinisial BRW yang berasal dari Amerika Serikat.

"Kejadiannya saat kami melakukan penertiban, warga negara asing asal Amerika Serikat, berinisial BRW ini, intinya tidak terima saat kita berhentikan," kata Bhayangkara dikutip dari Kompas.com (17/3/2023).

Menurutnya, WNA tersebut tak terima ditilang dan menuding polisi hanya mau mengambil uangnya saja.

"Akhirnya kami juga menyampaikan dengan humanis, tapi dari WNA itu masih bersikukuh dan ada bahasa seperti di video kalau kita tuh mau uangnya saja. Ada bahasa seperti itu lah. Tapi kami tetap sampaikan dengan baik, kami jelaskan bahwa dia salah, tak menggunakan helm," kata dia.

Baca juga: Kecam Aksi Turis Asing yang Telanjang di Gunung Agung, PHDI Bali: Deportasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi