KOMPAS.com - Bagi warga yang belum vaksin Covid-19 atau baru menerima vaksin dosis kedua, diwajibkan untuk mencantumkan tes antigen atau PCR sebagai syarat perjalanan.
Meski kondisi Covid-19 di Indonesia sudah terkendali, kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran yang masih berpotensi terjadi.
Namun, tes antigen atau PCR bisa menuai polemik ketika puasa Ramadhan. Pasalnya, kedua tes tersebut memungkinkan benda masuk ke dalam salah satu lubang tubuh, yakni hidung.
Sebagai informasi, salah satu hal yang membatalkan puasa adalah masuknya barang ke dalam lubang tubuh yang berpangkal pada organ dalam.
Lubang-lubang tubuh tersebut adalah mulut, telinga, dan hidung, dengan batas awal masing-masing.
Baca juga: Apakah Niat Puasa Ramadhan Harus Diucapkan?
Baca juga: Puasa Ramadhan, Syarat, dan Ketentuannya
Lantas, bagaimana hukumnya tes antigen atau PCR ketika sedang puasa Ramadhan?
Hukum tes antigen ketika puasa Ramadhan
Dikutip dari Lembaga Fatwa Mesir, Syeikh Syauqi Ibrahim mengatakan, tes antigen dan PCR atau sejenisnya tidak membatalkan puasa.
Hukum ini berlaku baik untuk puasa Ramadhan maupun puasa sunah.
Meski masuk ke dalam hidung, Syeikh Syauqi menyebut bahwa jenis tes Covid-19 itu tidak sampai pada perut.
Baca juga: Apakah Sikat Gigi Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan MUI
Selain itu, alat yang digunakan untuk melakukan tes antigen dan PCR juga langsung ditarik keluar dan tidak . Untuk itu, puasa seorang Muslim tidak batal ketika tes antigen dan PCR.
Syeikh Syauqi mengingatkan, keselamatan manusia dari berbagai penyakit merupakan bagian dari tujuan syariat, termasuk Covid-19.
Baik tes antigen maupun PCR, keduanya merupakan salah satu cara medis untuk mengungkap adanya sebaran Covid-19.
Baca juga: Lupa Tidak Niat Puasa Ramadhan, Apakah Tetap Sah?
Hal yang membatalkan puasa
Sementara itu, ada beberapa hal yang membatalkan puasa, yakni:
- Memasukkan benda ke dalam lubang tubuh
- Memasukkan benda ke dalam salah satu 'jalan'
- Muntah secara disengaja
- Berhubungan seks secara sengaja
- Keluar mani atau sperma
- Haid atau menstruasi
- Nifas
- Gila
- Murtad
Apabila seorang Muslim melakukan satu di antara beberap hal di atas, maka puasanya tidak sah atau batal.
Nantinya, ia wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan.
Baca juga: Kapan Waktu Niat Puasa Ramadhan, Perlu Dilakukan Setiap Hari?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.