Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digelar Sore Ini, Mengapa Harus Ada Sidang Isbat Awal Ramadhan?

Baca di App
Lihat Foto
Youtube: Kemenag
Tangkapan layar proses pembacaan hasil sidang isbat penentuan awal Zulhijah 1443 H.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat awal Ramadhan 1444 Hijriah pada hari ini, Rabu (22/3/2023) sore.

Dikutip dari akun Instagram Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kemenag, rangkaian sidang isbat akan dimulai pada pukul 17.00 WIB.

Sidang penetapan awal Ramadhan 2023 ini kemudian akan ditutup dengan konferensi pers hasil sekaligus mengumumkan kapan puasa Ramadhan tiba.

Pelaksanaan sidang isbat umum dilakukan menjelang Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Hal ini pun tak luput dari pertanyaan warganet terkait mengapa sidang isbat harus dilakukan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ramadhan selalu isbat tp bulan bulan yg lain udh aman aja gk ada isbat. Dan bulan yg lain selalu bisa bareng dg ormas yg lain tp untuk ramadhan idul fitri/adha selalu isbat," komentar salah satu warganet di unggahan Ditjen Bimas Islam.

Lalu, mengapa harus ada sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadhan?

Baca juga: Kapan Sidang Isbat Ramadhan 2023?


Implementasi Fatwa MUI

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), isbat memiliki arti penyungguhan, penetapan, atau penentuan.

Dengan demikian, sidang isbat awal Ramadhan merupakan sidang yang digelar untuk menentukan kapan awal bulan kesembilan dalam kalender Hijriah ini tiba.

Dikutip dari laman Kemenag (5/5/2019), sidang isbat rutin dilaksanakan untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Pelaksanaan sidang ini merupakan implementasi dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004.

Menteri Agama kala itu, Lukman Hakim Saifuddin menerangkan, Fatwa MUI menyatakan bahwa penetapan tiga bulan Hijriah itu menjadi wewenang Kemenag dengan menggunakan dua metode, yakni hisab dan rukyat.

Hisab merupakan metode dengan cara perhitungan, sedangkan rukyat adalah aktivitas melihat penampakan hilal (Bulan sabit tipis).

"Hisab dan rukyat penting dilakukan untuk memberikan pandangan sebelum akhirnya mengambil keputusan dalam sidang," kata Lukman, Minggu (5/5/2019).

Dia menambahkan, dua metode ini sudah semestinya tidak dipertentangkan. Sebaliknya, dua metode justru bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan.

Menurut dia, rukyat memerlukan hisab, sementara hisab perlu disempurnakan melalui rukyat.

"Jadi kalau hisab itu sifatnya informatif, maka rukyat adalah upaya kita untuk melakukan konfirmasi dari informasi yang kita dapat," ujarnya.

Baca juga: Mengapa Penentuan Awal Ramadhan dan Lebaran Masih Sering Berbeda?

Mengakomodasi hasil rukyat dan hisab

Di sisi lain, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan, bagi pengamal rukyat, hasil pengamatan ini tidak dapat diumumkan sendiri.

Namun, hasil harus dilaporkan terlebih dahulu kepada otoritas, yakni Rasulullah (zaman dulu) atau yang saat ini diwakili oleh pemerintah.

"Lalu pemerintah yang menetapkan (isbat) dan mengumumkan," ujar Thomas, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/3/2023).

Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag ini menyampaikan, sidang isbat di Indonesia juga bertujuan untuk mengakomodasi hasil rukyat dan hisab.

Termasuk, sebagai tempat musyawarah bagi organisasi masyarakat (ormas) Islam dan pakar hisab rukyat apabila terjadi perbedaan.

Lebih lanjut Thomas menjelaskan, isbat atau penetapan ini sebenarnya hanya diperlukan untuk mengawali dan mengakhiri Ramadhan, sebagaimana contoh dari Rasul.

"Di Indonesia, sidang isbat juga digunakan untuk penetapan waktu ibadah massal, terkait Idul Adha," imbuhnya.

Meski tidak ada sidang isbat, mantan Kepala LAPAN ini menerangkan, metode hisab pasti dilakukan untuk menghasilkan sebuah kalender.

Sementara itu, bagi pengamal rukyat, metode ini tetap dilakukan untuk bulan-bulan selain Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah, sesuai dengan kebutuhan.

"Namun banyak juga yang melakukan rukyat untuk kebutuhan riset," lanjut Thomas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi