Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Krikalev, Kosmonot Rusia yang Terkatung-katung di Luar Angkasa 311 Hari

Baca di App
Lihat Foto
Twitter @PicturesUssr
Sergei Krikalev, kosmonot Uni Soviet terakhir yang kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992 setelah terkatung-katung di luar angkasa selama 311 hari atau 10 bulan setelah negaranya bubar.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tanggal 25 Desember 1991 diingat banyak orang sebagai hari runtuhnya Uni Soviet setelah Presiden Mikhail Gorbachev mengundurkan diri.

Namun, belum banyak orang yang menyadari bahwa di balik runtuhnya negara adikuasa tersebut ada satu sosok yang nyaris dilupakan.

Ia adalah Sergei Krikalev, seorang kosmosnot yang terkatung-katung di stasiun luar angkasa MIR selama berbulan-bulan.

Kosmonot adalah sebutan yang dipakai Badan Antarariksa Uni Soviet untuk penjelajah yang dikirim ke luar angkasa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada saat itu, Krikalev yang mendapat kesempatan untuk menjalankan misi di luar angkasa nyaris tidak bisa pulang ke Bumi karena negaranya runtuh.

Lalu, apa penyebabnya? Berikut kisah Krikalev, kosmonot yang terkatung-katung di luar angkasa setelah Uni Sovit bubar menjadi 15 negara.

Keberangkatan Krikalev ke luar angkasa

Dilansir dari The European Space Agency, Krikalev lahir pada 27 Agustus 1958 di Leningard yang kini bernama St. Petersburg setelah Uni Soviet bubar.

Ia lulus dari Leningrad Mechanical Institute yang sekarang bernama St. Petersburg Technical University pada tahun 1981.

Dari perguruan tinggi tersebut, Krikalev menyandang gelar teknik mesin dan melanjutkan cita-citanya sebagai kosmonot.

Inverse menyebut bahwa Krivakelv mulai menjalankan misi luar angkasa pada 18 Mei 1991. Ia diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur (sekarang Kazakhstan) pada 18 Mei 1991 bersama dua orang.

Mereka adalah kosmonot Anatoly Artsebarsky dan astronot berkewarganegaraan Inggris Helen Sharman.

Ketiganya menumpang kapsul Soyuz menuju MIR, stasiun luar angkasa milik Uni Soviet.

Misi luar angkasa Krikalev

Setelah tiba di MIR, Krikalev bersama dua penjelajah luar angkasa lainnya tidak memikirkan hal-hal politik.

Sebabnya, mereka diluncurkan dari Bumi untuk satu tujuan, yaitu melakukan perawatan MIR agar stasiun luar angkasa ini tetap berfungsi.

Selama di luar angkasa, Krikalev yang ditugaskan di MIR untuk misi selama lima bulan menghabiskan waktunya dengan berlatih.

Namun, impian Krikalev untuk pulang ke Bumi tertunda-tunda hingga total ia berada di luar angkasa selama sepuluh bulan.

Krikalev awalnya diberi kabar bahwa kosmonot yang akan menggantikannya telah digantikan oleh kosmonot asal Kazakhtan.

Sayangnya, kosmonot tersebut tak kunjung dikirim ke MIR karena ia dinilai kurang berpengalaman.

Alhasil, Krikalev harus menunggu lebih lama sembari penggantinya benar-benar siap.

Uni Soviet runtuh

Penantian Krikalev di luar angkasa semakin tidak menentu ketika negaranya mengalami pergolakan politik.

Gorbachev yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden Uni Soviet awalnya menerapkan kebijakan Glasnot, untuk memperbaiki kondisi politik dan ekonomi negara tersebut.

Namun, kebijakan tersebut malah menjadi bumerang bagi Gorbachev dan pemerintahannya hingga ia mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Buntut dari pengunduran diri Gorbachev, Uni Soviet bubar dan wilayah pecahannya membentuk 15 negara baru.

Mengetahui situasi negaranya yang karut-marut, Krikalev sebenarnya bisa kembali ke Bumi menggunakan kapsul Raduga.

Tetapi, Krikalev memutuskan tidak kembali menggunakan Raduga karena ia tidak ingin MIR terkatung-katung di luar angkasa tanpa awak.

Dilansir dari RBTH, Krikalev akhirnya tinggal untuk sementara waktu selama 311 hari atau sepuluh bulan di luar angkasa.

Durasi waktu tersebut lebih lama dari misi luar angkasa yang seharusnya berjalan lima bulan.

Kepulangan Krikalev ke Bumi

Setelah Uni Soviet bubar dan salah satu wilayahnya berdiri menjadi Rusia, negara ini memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik pada awalnya.

Rusia mengalami hiperinflasi sampai-sampai negara ini menjual kursi negara lain ke stasiun luar angkasa dengan roket Soyuz.

Tawaran ini membuat Australia membeli kursi seharga 7 juta dolar AS dan Jepang membeli kursi seharga 12 juta dolar AS.

Buruknya perekonomian Rusia membuat MIR juga berencana dijual dan kondisi ini memaksa kosmonot dan astronot lainnya pulang ke Bumi, kecuali Krikalev.

Karena Krikalev tidak kunjung kembali ke Bumi, ia meminta untuk dirikimkan madu sebagai perbekalan di luar angkasa.

Sayangnya, permintaan tersebut tidak dipenuhi dan ia dikirimkan lemon dan lobak karena ketiadaaan madu.

Setelah melalui berbagai kesulitan, Krikalev akhirnya kembali kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992.

Hal tersebut terjadi karena Jerman mau membayar 24 juta dolar untuk tiket penggantinya bagi Klaus-Dietrich Flade.

Saat mendarat di Bumi, Krikalev masih mengenakan baju kosmonot dengan tulisan USSR dan bendera Uni Soviet.

Ia dibopong oleh empat orang setibanya di Bumi dalam keadaan pucat dan berkeringat.

Orang di sekitar lantas membawakan Krikalev mantel bulu dan memberikannya semangkuk sup kaldu.

Pada saat ia mendarat di Bumi, kota kelahirannya Leningard telah berubah nama menjadi St. Peterburg.

Tak hanya itu, gaji Krikalev sebesar 600 rubel yang pada saat itu dinilai tinggi bagi seorang kosmonot tiba-tiba setara dengan gaji sopir bus karena hiperinflasi yang melanda Rusia.

Dilansir dari Historynet, Krikalev kemudian mendapat julukan warga negara Uni Soviet terakhir sekembalinya ia ke Bumi,

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi